icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta masa kecil

Bab 4 Antara cinta dan rasa ragu

Jumlah Kata:1339    |    Dirilis Pada: 12/09/2024

lah mereka memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan, hari-hari mereka dip

was. Bukan karena dia tidak bahagia, melainkan karena ada bayangan dari masa lalu da

n kota yang selalu mereka datangi saat kecil, atau hanya sekadar berjalan-jalan tanpa arah yang jelas. Merek

a yang terus bercampur aduk. Satu malam, saat mereka duduk di sebuah kafe yang cozy

hat dari caramu tersenyum. Kamu nggak sepenuhnya di

erasaan cinta yang mulai tumbuh dan rasa ragu yang terus mengusiknya. Dia tahu bahwa Arga tulus, dan dia tahu bah

anya sedikit gemetar. "Aku senang kita bisa

enggamnya dengan lembut. "Tapi apa, Din? Apa yang bi

anku aja. Tapi ada bagian dari diriku yang takut. Aku takut kalau kita gagal, kita akan kehi

in itu, Din. Tapi menurutku, lebih baik kita coba dan lihat apa yang t

tu kafe terbuka, dan seorang wanita yang tampak seumuran dengan Dina masuk. D

gil dengan penuh semangat

at tersenyum lebar. "Rara! Wah,

kit bingung, namun mencoba tetap tena

u. Kami satu jurusan dan sering satu kelom

pelan, merasa

teman lama

pernah cerita tentang kamu,"

sedikit ketegangan di wajahnya. "Yah, ceri

coba mencair

suatu dalam cara Rara berbicara dan caranya melihat Arga yang membuat Dina merasa sedikit tidak nyaman. Meskipun

hannya. Dia tidak ingin terlihat terlalu cemburu atau posesif, apalagi mereka baru

i tempat itu. Setelah mereka meninggalkan kafe, perjalanan pulang terasa sedikit canggung

rnya memecah kesunyian. "Din, kamu kelihatan n

kata dengan hati-hati. "Arga, Rara it

mang dekat dulu. Tapi itu dulu, Din

ku nggak tahu kenapa, tapi aku merasa ada yang l

n, aku ngerti kalau kamu khawatir. Tapi Rara nggak ada apa-apa kok, serius. Kalau aku pern

edikit keraguan. Namun, dia mencoba mempercayai Arga,

a mulai menjadwalkan waktu untuk bertemu secara rutin. Namun, kejadian di kafe waktu itu masih terus membayangi Dina. Setiap k

nya, ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dengan cepat, b

e dekat rumahmu. Bisa turun sebentar? A

n ke kafe yang terletak di dekat apartemennya. Rani suda

nmu sama Arga udah mulai serius ya?" ta

n Rani. "Iya, bisa dibilang begitu. Tapi aku masih

enapa? Kan kalian udah kenal lam

aimana dia merasa cemburu. Rani mendengarkan dengan seksam

kiranmu. Kamu harus percaya sama Arga, kalau kamu terus-terusan curiga,

u tahu. Tapi rasa cemburu itu susah dihilangin, Ran. Apalagi setiap kali

ajak Arga ngobrol serius lagi tentang ini. Kalau dia benar-benar serius sa

atnya dia dan Arga bicara lebih dalam tentang hubung

stimewa-restoran kecil di tepi kota yang terkenal dengan suasana romantisnya. Ia berha

makanan, dan menghabiskan waktu beberapa saat untuk berbicara ringan tentang pekerjaan dan kehidupan se

setelah makanan mereka dihidangkan. "A

ejut, tapi ia tetap tersenyum. "Tentu

gan kejujuran yang tegas. "Aku masih merasa ada yang mengganjal di hati. Aku

ingung. "Maksud

ina mengutarakan dengan jujur. "Bukan berarti aku nggak percaya, tapi perasaanku butuh kepastian.

amu butuhin, aku bakal tunjukin. Mulai sekarang, aku bakal lebih terbuka sama kamu. Ka

r itu, namun masih ada se

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka