Brondong Bucin
u." Dokter men
mungkin, tetapi Allah memiliki r
ksudny
ami Ibu sudah m
eketika. Suami yang sangat ia cintai berpulang lebih dulu
jak sebelas tahun yang lalu hingga akhirnya sang suami menyera
mara yang berusia sembilan tahun, Amar enam tahun,
ok terus, Bu?" t
nyut dalam kesedihan yang mendalam. Ia dekap erat tub
ja yang melihatnya. Seorang ibu muda dengan ti
sang putra. "Sekarang Akbar belum paham, Sayang, tapi
kan ayah dan ibunya sama-sama anak tunggal dan mereka hanyalah seorang peranta
kan Akbar bersamaku," pinta
-anak ke depannya, Nur? Aku
memberi kekuatan untuk sang sahabat
ah, Ra. Allah lebih tahu ap
, Nur
gkan gimana rapuhnya mereka tanpa kamu, mereka sudah kehilangan satu sayap, Ra! Jangan buat mereka semakin hancur dengan kehancuranmu
kit tenang barulah Aira menghampiri ketiga anakn
an memberikan cobaan di luar kema
, ia sadar jika kini ada tiga an
rlihat lebih tegar dari sang ibu, ia terus menjaga kedua adi
Dek. Kita harus sama-sama jag
gam tangan ibunya, tak sedetik pun ia lepas hingga
endampingi Aira yang sempat tak sadarkan diri ketik
kuat. Kasih
dibawa pulang oleh beberapa tetangga, kini tinggal Aira yang masih terus menatap papan
as? Bukankah kita punya banyak mim
ya? Bukankah kau sendiri yang akan menyerahkan Amara kepada suaminya kelak? Kau juga berjanji akan memastikan Amara mendapatkan suami ya
ggung Aira. "Sudah,
pi kepergian sang suami. Tangisnya pecah, tubuhnya berg
minta bantuan sambil terus berusaha membangunkan Aira. Namu
aini mengangkat tubuh Aira k
ra, Ya Alla
ka langsung mengangkat tubuh
!" Nuraini menyodorkan segelas teh ha
gak hau
rtenaga." Nuraini terus membujuk Aira hingga akh
mpat tidurnya, tetapi tiba-tiba kepalanya terasa sa
kirin anak-anak. Anak-anak aman sa
na jadinya aku kalo nggak ada kamu."
ari bergantian membantu Aira menyiapkan acara tahlilan untuk mendoakan mendiang suaminya,
ia memiliki pekerjaan dan pondok pesantren p
di rumah, jangan melamun, perbanyak ibadah. Inga
nganggapmu seperti anak ibu sendiri, jadi jangan pernah sungkan apalagi malu. Sekar
kalian berdua." Mata indah Aira mulai berembun, ia
h jangan nangis lagi. Pokoknya kamu harus s
ur. Mak
Nuraini, langsung mengham
us rajin belajar, dan jangan lupa untuk selalu mendoakan ayah." Dengan menahan tangis Bu Anita memeluk ketiga anak yang baru s
ah di surga ya, Ne
kalian sekarang adalah menjadi anak salih salihah d
yang sesungguhnya justru langsung berubah muram. Mereka sadar jika saat ini t
erap mereka saksikan ketika sedang bersenda-gurau bersama, tak a