icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Brondong Bucin

Bab 6 Penasaran

Jumlah Kata:1416    |    Dirilis Pada: 28/08/2024

V

a, Mas?" tanya Bude Anita

lalu memanggilku dengan sebutan 'Mas', ia jarang s

kembali menanyakan hal yang sama kepada wanita

udemu ini baik. Pul

didikanku di salah satu pondok pesantren ternama di Kota Semarang, tetapi karena aku belum memiliki tujuan untuk h

yangiku seperti putranya sendiri, tak sekali pun membedakan cintanya antara aku dan sepupuku-Nuraini, yang

perjalanan panjangku menuju Malang. Tentu saja

seru Nuraini, kemudian dilanjutkan dengan mu

angannya, membolak-balikkan hingga beberapa ka

" Bibirnya bergetar dengan

ude. Apa pun yang Bude mi

ajak untuk makan bersama. "Bude sudah menyi

engan semangat empat lima dan langsung

umah, kebetulan tempat tinggal Bude berada di

gah-tengah antara

mu, apakah kamu mau membantu budemu ini mengelola pondok bersama Nurain

ku sejak awal menuntut ilmu di Semarang agar

n, "Alhamdulillah, akhirny

ng kami akan bertengkar yang berujung sama-sama menangis, tetapi itu adalah kejadian ketika

setelah beberapa bulan kedatanganku, aku dan Nuraini la

erti apa, Nur, selebihnya

ra paling pengerti

abnya, "Samodra, Nur, Samodra! Seenakn

orang Inggris, padahal arti yang seben

balik kamu nangeess," ejekku, kar

awa. Wanita muda yang seharusnya aku panggil Mbak itu menghent

matang, akhirnya acara yang kami impikan pun berh

hatianku. Sesaat pandangan kami bertemu yang membuatku langsung mengalihkan pandangan, tetapi senyumannya

pagi itu bukanlah bagian dari keluarga besar pondok pesantren, pasalnya aku

itu pun membuatku sangat dekat dengannya, dia terlihat sangat

engan cara melompat lebih dulu, tetapi ia menolaknya dengan begitu

ia menolak bahkan terkesan sangat menghindariku. Aku mencob

harinya aku langsung menemuinya. "Aku mohon berita

, Sem? Ngeb

at tahun aku hidup di dunia ini, tapi ba

gi selama tinggal di Semarang setiap hari h

uruh penghuni pondok mulai dari pengurus, para santri, pemimpin asrama, hingga para pengajar pun semuanya berjenis kelamin laki-laki. Hanya ada dua

takan sedikit saja tenta

raini benar-benar

sendiri." Nurani langsung masuk ke kamarnya, meninggalkanku seorang d

itu pun muncul dari balik pintu, ia terlihat san

ak," sapaku dengan s

h," jawabnya, sungguh suara lembut mendayu-

Ia hanya mengangguk kecil kemudian langsung pamit dan pergi begitu sa

-buru, seolah-olah tahu kalau aku seda

n keinginannya, aku melihat ke dalam hin

nak, pekerjaanku berantakan, hingga tidurku pun tidak pernah lelap. Hatiku gelisah, ada se

hkan semua kegelisahanku kepada Sang Khaliq, aku adukan semuany

ang begitu menyiksa hati. Di dalam doa kusebut namanya berulang kali, tak lupa aku juga memohon am

u pun menjadi pulas. Keesokan paginya aku bertemu dengan dua anak lelaki y

ekolah di sini, Nak?" sapaku lembut, ba

njemput kami, tapi kayaknya di sini seru, nanti kalau sudah lulus SD aku mau minta sama Ibu untuk mondok di sini aja deh,"

itu langsung membuatnya terdiam, wajah bahagia

ayah mereka? Adakah yang

ereka terdiam hingga akhirnya muncullah sekarang gadis remaj

sama Ibu dan Nenek," u

nya merasa bersalah. "Maa

pa kok. Ini

tadi Ustaz yang biasa jaga di depan nggak ada jadi aku langsung masuk a

an kejujurannya, aku yakin ini semua tid

ucapku, tak lupa aku sertakan senyuman terbaik aga

staz. Kami pamit dul

alik pagar, menyisakan aku yang kembali m

u saja dengan ketiga anaknya, di manakah suaminya bera

i dengan banyak pertanyaan terkait wanit

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka