Brondong Bucin
hu yang ia lakukan salah dan terkesan tidak menerima takdir tuhan, tetapi itulah Aira deng
tu sekedarnya saja, yang benar-benar mereka butuhkan adalah kamu. Ibunya."
jadi aku karena Ibu belum merasakannya, nant
"Pla
an keras mendarat
u. Coba kau lihat anak-anak yang hidup dari belas kasih orang l
l memegangi pipinya ya
ta hanya perlu menerimanya dengan ikhlas. Lapangkan hatimu, kasihan mereka. Enam bulan sudah kau telantarkan anak-anakmu,
enelantarkan anak-anakku. Ampuni aku Ya Allah.
tetangga. Kematian suaminya benar-benar telah mengubah hidup Aira, ia tidak pernah lagi
a hanya seorang karyawan biasa sehingga ketika ia meningg
angga serta guru di sekolah mereka, ketika Amar dan Amara harus pergi sekolah biasanya
annya karena Bu Fatimah sangat menyayangi Aira dan anak-anaknya. Bu Fatimah menganggap mereka seperti anak kand
g sahabat, hal itu terjadi dikarenakan ia sedang sibuk memperbesar pondok pesantren peninggal
a. Aku hanya ingin kamu bangkit, ka
kasih atas perhatian dan kasih sayang yang Ibu berikan kepada
semata-mata karena aku menyayangimu dan jug
untuk meratap, telah banyak pula waktu bersama anak-anak yang ia lewatk
ya, kakinya melangkah pasti
menelantarkan kalian selama ini. Ibu janji
rin itu." Gadis remaja itu menghapus air mata yang membasahi pipi ibuny
h, Bu," sahut sang
, mencurahkan segala sesal dan
anlah waktu yang sebentar, terlebih bagi anak-anak seperti mereka. Untung saja Aira memiliki sulung yang cekatan dan
mulai berjualan gorengan, ia juga menerima pesanan pemb
annya ya, Bu." Aira menggeng
igihanmu, Ra. Aku tidak b
at pun mulai kembali memancarkan aura kecantikannya. Ditambah tubuh yang tinggi semampai me
u. Nanti Bu Fatimah coba ya, kalau enak akan aku jual untuk menambah va
banyak, aku akan mencobanya n
ersemangat sekali, ia langsung menyiapkan bahan dan mulai mengolah
capek, Bu. Nanti I
udah bisa perhatian sama ibunya. Jangan-jang
u-malu membuat Aira terbahak karena
Sayang. Bahagiakan Ayah dengan amal salih dan ilmu yang bermanfaat. Inga
nggak pacaran kok." Amar
u percaya, ibu cuma
obrolannya dan kembali melanjutkan
suami yang hanya cukup untuk makan. Sebenarnya sudah sejak lama Aira berencana ingin berjualan kecil-kecilan unt
unggung keluarga terlalu cepat, bahkan ketika ia bel
ini," gumamnya. Namun Aira tetap menjalani pekerjaan barunya sebagai pedagang ku
ia bertekad ketiga anaknya tidak akan pernah mengal