icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Brondong Bucin

Brondong Bucin

icon

Bab 1 Cinta yang Hilang

Jumlah Kata:1097    |    Dirilis Pada: 28/08/2024

u." Dokter men

mungkin, tetapi Allah memiliki r

ksudny

ami Ibu sudah m

eketika. Suami yang sangat ia cintai berpulang lebih dulu

jak sebelas tahun yang lalu hingga akhirnya sang suami menyera

mara yang berusia sembilan tahun, Amar enam tahun,

ok terus, Bu?" t

nyut dalam kesedihan yang mendalam. Ia dekap erat tub

ja yang melihatnya. Seorang ibu muda dengan ti

sang putra. "Sekarang Akbar belum paham, Sayang, tapi

kan ayah dan ibunya sama-sama anak tunggal dan mereka hanyalah seorang peranta

kan Akbar bersamaku," pinta

-anak ke depannya, Nur? Aku

memberi kekuatan untuk sang sahabat

ah, Ra. Allah lebih tahu ap

, Nur

gkan gimana rapuhnya mereka tanpa kamu, mereka sudah kehilangan satu sayap, Ra! Jangan buat mereka semakin hancur dengan kehancuranmu

kit tenang barulah Aira menghampiri ketiga anakn

an memberikan cobaan di luar kema

, ia sadar jika kini ada tiga an

rlihat lebih tegar dari sang ibu, ia terus menjaga kedua adi

Dek. Kita harus sama-sama jag

gam tangan ibunya, tak sedetik pun ia lepas hingga

endampingi Aira yang sempat tak sadarkan diri ketik

kuat. Kasih

dibawa pulang oleh beberapa tetangga, kini tinggal Aira yang masih terus menatap papan

as? Bukankah kita punya banyak mim

ya? Bukankah kau sendiri yang akan menyerahkan Amara kepada suaminya kelak? Kau juga berjanji akan memastikan Amara mendapatkan suami ya

ggung Aira. "Sudah,

pi kepergian sang suami. Tangisnya pecah, tubuhnya berg

minta bantuan sambil terus berusaha membangunkan Aira. Namu

aini mengangkat tubuh Aira k

ra, Ya Alla

ka langsung mengangkat tubuh

!" Nuraini menyodorkan segelas teh ha

gak hau

rtenaga." Nuraini terus membujuk Aira hingga akh

mpat tidurnya, tetapi tiba-tiba kepalanya terasa sa

kirin anak-anak. Anak-anak aman sa

na jadinya aku kalo nggak ada kamu."

ari bergantian membantu Aira menyiapkan acara tahlilan untuk mendoakan mendiang suaminya,

ia memiliki pekerjaan dan pondok pesantren p

di rumah, jangan melamun, perbanyak ibadah. Inga

nganggapmu seperti anak ibu sendiri, jadi jangan pernah sungkan apalagi malu. Sekar

kalian berdua." Mata indah Aira mulai berembun, ia

h jangan nangis lagi. Pokoknya kamu harus s

ur. Mak

Nuraini, langsung mengham

us rajin belajar, dan jangan lupa untuk selalu mendoakan ayah." Dengan menahan tangis Bu Anita memeluk ketiga anak yang baru s

ah di surga ya, Ne

kalian sekarang adalah menjadi anak salih salihah d

yang sesungguhnya justru langsung berubah muram. Mereka sadar jika saat ini t

erap mereka saksikan ketika sedang bersenda-gurau bersama, tak a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka