Jauhkan kain putih itu Dariku
? ucap Ibunya mondar-mandir di pelataran rumah menunggu anak gadisnya yang belum pulang dari tadi so
i ruang tamu yang terbuat dari anyaman bambu, dia
tut,
ucap Alana kepada ibuny
kenapa belum pulang juga ?, ucap ibunya dengan nada sed
ingsan di gedung informatika bu, Citra sama Alana sedang memban
ng secepatnya, ibu tunggu
ngsung pulang, ucap Alana menen
"Ibu takut terjadi sesuatu sama Alana pak, dari tadi sore dia belum pulang dari kampus ? ucap ibuny
bisa jaga diri kok, tugas kita selalu mendo'akan dan mendukung apapun yang menjad
ara terdengar lebih tenang, setelah mendengar masukan dari bapak, "Bu, b
sak air dulu, ucap ibunya mengam
berjalan menuju meja makan, dia segera membuka tudung saji, "Bu, kenapa di meja makan tidak ada nasi ata
atin, nasi berkat dari acara tahlilan di rumahnya bu Rasmi ta
, "sini mana piring kamu, biar ibu ambilkan nasi, ucap ibunya kepada Qia yang sedang mendengus kes
a, satu piring nasi dengan lauk rendang daging dan opor ayam su
n bapak teh hangat, ucap ibunya sambil m
u, uc
perutnya yang kekenyangan, "aduh aku kenyang
*
lana yang sedang panic, dia sangat terkejut melihat pa
arkiran, pak Hasan biar kak coba Heri bopong dulu,
ak, uca
ng berjaga di post security, "pak, pak Rahman, temen bapak shift malam, pingsan di de
televise 14 inchi yang tersedia di post satpam. Di depan g
amu jaga saja di depan, biar aku yang menemani dan membantu Hasan, ke belakang, kita tidak boleh l
da yang keliling ruangan kampus, ada juga yang berjaga di dep
i lorong, terlihat Heri yang sedang kesusahan memapah pak Hasan yang masih tidak sadarkan diri. Pa
idung pak Hasan yang sedang pingsan, tidak beberapa lama kemudian pak Hasan mulai membuka mata, di saat kondisinya kembali pulih p
pan gudang pak ?", bukannya pak Hasan berjag
menjelaskan apa yang se
perti seorang mahasiswa, saya mencoba untuk menghampiri sumber suara, namun suara itu terdengar makin samar, beberapa saat mengarahkan senter saya menuju pintu gudang, mendadak suara itu berhenti pak, namun terdengar lagi dari dalam gudang, suara wanita itu terdengar makin keras, saya berjalan ke depan pintu
ersih-bersih yang tersimpan di gudang pak, tetapi betapa kagetnya saya pak, tiba-tiba saja seorang wanita bergelantungan tepat di depan saya, dengan posisi kepala menghadap ke bawah, sambil menjulurkan lidahnya, rambutnya panjang terurai menyentuh lantai, matanya melotot merah menyala, dengan kulit pucat sepeti mayat,
", ya allah, pasti itu hantu penunggu gudang itu pak, ucap pak