icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Look at Me, Elle

Bab 4 Cemburu

Jumlah Kata:2200    |    Dirilis Pada: 06/04/2024

-katamu itu, Nat

ku punya untukmu, sepenuhnya. Aku

lebar. Bahkan dia memukul lengan kiri Leonathan agar pria itu terbangun dari m

omi membekas di sana. "Sadarlah!" tambahnya lagi dengan menggenggam penuh penekanan di bahu pr

yetir. Ia tidak akan membawa Alice ikut mati bersamanya. Karena itulah, Leonathan memi

erakhir ini, dan kabar barusan yang diterima teramat menyakitk

Alice yang lelah menghadapi sikap aneh Leonathan semakin dibuat bingung dengan ekspresi p

han memilih tetap diam dengan pandangan lurus ke jalan. Pria itu mencoba menutup tel

pria itu menurunkan Alice di klub La Favela lan

engan menatap Alice. "Jangan berbuat yang macam-macam, Nath! Aku tidak ingin kehilangan sahabat baik sepertimu,

mu," potong Leonathan yang mampu membuat Alice bernapas lega.

ng masih berdiri di depan La Favela dengan melambai ke arahnya. "Jika kau tidak memohon seperti tadi

eberapa detik kemudian sepasang mata biru yang lama tak pernah berair, kini mengeluarkan caira

? Dirinya ingin bertanggung jawab, tetapi mengapa takdir membuatnya harus kehilangan wanita itu? Apak

ijaganya!" Membiarkan air matanya turun, Leonathan memberhentikan mobil seharga 1 Milyar lebih itu di depan pagar

las menit. Pria itu kembali menyusuri jalanan menggunakan BMW Z4 hitamnya tanpa beris

arapan, ia menghampiri lemari pendingin, mengambil sebotol kopi Cold Brew yang aman bagi penderita asam lam

likimu selain aku. Aku harap Tuhan mendengar sumpahku," gumamnya sebelum tertidur di atas lantai. Tubuhnya telungkup di atas keramik de

at kabar dari pria itu. Ia pun memilih untuk ke Mixture Cafe yang dipimpin Leonathan. Mencoba mengecek sahabatnya di sana, dan ter

ce supaya fokus bekerja. Berhenti bermain-main dalam mengurus kafe." Menggeledah kantong apron yang melekat di tubuh bagian depa

amku padanya, dan ingatkan dia untuk

bekerja, N

i kafe itu dan kembali ke asalnya dengan perasaan yang sedikit lebih tenang dan lega.

t jam yang tertera di layar barista tadi saat menerima pesan dari Leonathan, masih jam tujuh pagi. Kemungkinan besar Leonathan seda

dia tidak mendapat kabar terbaru mengenai Brielle. Alice yang tengah sibuk me

n mengirim pesan singkat. Sampai lebih dari dua bulan, mereka menjadi jarang tukar kabar. Alice yang merasa khawatir dengan ko

ali, bahkan Leonathan rela dua hari tidak tidur sama sekali hanya untuk mengitari Ba

berharap agar tak sengaja bertemu dengan wanita manis itu. Jika memang dirinya ditakdirkan Tu

, sayangnya itu semua hanya mimpi. Sampai bulan

idak terku

a lekat-lekat. Alice yang merasa diabaikan lantas menarik salah satu kaki berat nan berotot itu seku

ru melihat tepat ke arah matanya yang menusuk tajam. Leonathan tampak menyedihkan dengan mata yang terlihat seperti orang ku

ngkat Leonathan sebelum memeja

dia sampai dapat! Bukannya menyerah dan mengurung

tidak punya

ai lengan kursi empuk tersebut. Menempatkan sepasang kaki Leonathan di pangkuannya. Alice memijat pelan kak

kafe Mixture warna senada. Menoleh ke arah Leonathan yang tetap memilih untuk me

ingin dan berhasrat dalam mengurus dirinya, kafe, maupun hidupnya ke depan. Otak pria itu seakan b

mengelus-elus pangkal hidung. Sesekali memberikan pijatan di dahi supaya benang kusut di san

itlah,

tanda-tanda sama sekali. Bat

uanganmu suatu saat pasti terbayarkan. Jika kau ingin mendapatka

Leonathan. "Di dalam hatiku yang paling dalam meminta dan terus meminta dengan kerendahan h

bekerja? Kau nustru menyerah karena satu wanita?" Alice terkekeh-kekeh sembari menghentikan gerakan jariny

ing, Leonathan mengatakan lagi, "Selalu mencari ke sana sini demi mendapatkan maaf darinya. Tapi ha

tidak berhenti berlari mencari kemungkinan-kemungkinan mengenai keberadaan Brielle di Bali. "Mungkin saja dia bersembunyi." Alice menarik su

u bisa sepe

ng mandiri, tekun, dan

yang semula tiduran menjadi duduk bersila, tegap menghadap sang sahabat. Mene

pendapat orang lain mengenai dirinya atau apa pun yang menimpanya. Salah satu karyawanmu yang mengatakan ini semua pada

Ada yang janggal dari penjelasan Alice. Otaknya mas

li menutup matanya dengan napas berhembus panjang. "Seharusnya jika dia tidak memikirkan penilaian orang la

benar

aja. Aku tidak ingin diganggu. Waktumu di sini sudah

O-oke. Oke, aku akan pulang walaupun aku tidak suka kau memaksaku seperti ini, Nath. Tetapi janji padaku, jangan me

u mendadak tul

berdiri. "Na-Nath?" panggilnya dengan suara yang bergetar

turun. "Lebih baik kau istirahat agar besok bisa bekerja." Tanpa melihat Alice, dia kembali berba

dadanya dan tangan kanannya hampir menggapai rambut Leonathan, n

elle, Leonathan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia merindukan Brielle, bukan hanya sen

lak perasaanku dan hanya menjadikanku sebagai tempat cerita." Leonathan tersenyum

nya, wanita yang membuatku bahagia sekali me

agar dia bisa menangis sepuasnya di depan rumah Leonathan. Sedangkan pria yang berbaring di atas sofa itu

i sana. Wanita berumur dua puluh tahun itu sungguh hebat. "Kau terlalu hebat, Elle. Kau bisa membuatku merasakan cinta

e pipi dan keluar di kedua netra, begitu deras. "Apa perasaan cintamu itu sudah sirna, Nath? Mengapa a

usaha mengusap air matanya dan menenangkan hati, Alice mengeluarkan ponsel dari tas selempang dan segera menghubungi taksi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Ingin Lega2 Bab 2 Pergi3 Bab 3 Tamparan4 Bab 4 Cemburu 5 Bab 5 Mencurigakan6 Bab 6 Tidak Beres7 Bab 7 Pesan Panjang8 Bab 8 Leonardo Hardika9 Bab 9 Abigail10 Bab 10 Papa Abigail11 Bab 11 Bertemu12 Bab 12 Pertengkaran13 Bab 13 Masih Cinta 14 Bab 14 Gawat!15 Bab 15 Mengalir16 Bab 16 Putus17 Bab 17 Anakku18 Bab 18 Tidak Bisa!19 Bab 19 Peluk20 Bab 20 Bukan Salahnya!21 Bab 21 Mabuk22 Bab 22 Pengamat Cinta23 Bab 23 Pengamat Cinta 224 Bab 24 Salah Mendidik25 Bab 25 Tamparan Kedua26 Bab 26 Kejutan27 Bab 27 Kejutan 228 Bab 28 Pantai29 Bab 29 Topeng 30 Bab 30 Tolakan Halus31 Bab 31 Bersemu Merah32 Bab 32 Perlakuan Manis33 Bab 33 Harapan Kecil34 Bab 34 Milikku35 Bab 35 Kesempatan36 Bab 36 Satu Atap Seterusnya37 Bab 37 Ratu Gengsi38 Bab 38 Jatuh39 Bab 39 Kebohongan Pertama40 Bab 40 Pijatan Papa El41 Bab 41 Perjanjian42 Bab 42 Kebohongan Lagi43 Bab 43 Muncul44 Bab 44 Peringatan45 Bab 45 Panggilan Video46 Bab 46 Tidak Waras47 Bab 47 Balas Dendam48 Bab 48 Kaget49 Bab 49 Asli50 Bab 50 Tidak Bodoh51 Bab 51 Tantangan52 Bab 52 Wajib Dicurigai53 Bab 53 Interogasi54 Bab 54 Fakta55 Bab 55 Cengeng 56 Bab 56 Menawar Cinta57 Bab 57 Pacaran58 Bab 58 Pacaran 259 Bab 59 Pacaran 360 Bab 60 Pandangan Mantan61 Bab 61 Pandangan Mantan 262 Bab 62 Tanpa Brielle63 Bab 63 Leonathan Cemburu64 Bab 64 Kemarahan Brielle65 Bab 65 Pengusiran66 Bab 66 Marah Tapi Merindu67 Bab 67 Percuma 68 Bab 68 Hari Terakhir69 Bab 69 Menyusul70 Bab 70 Awas Kamu!71 Bab 71 Dikurung72 Bab 72 Bibit Playboy 73 Bab 73 Penasaran74 Bab 74 Mahkota75 Bab 75 Cari Ribut76 Bab 76 Ada Apa 77 Bab 77 Mencengangkan78 Bab 78 Ditelantarkan79 Bab 79 Ibu Gila80 Bab 80 Dalang81 Bab 81 Semua Gila82 Bab 82 Syarat83 Bab 83 Kabar84 Bab 84 Operasi85 Bab 85 Amnesia86 Bab 86 Keputusan Onard87 Bab 87 Pulang88 Bab 88 Perhatian89 Bab 89 Pura-pura90 Bab 90 Menguping91 Bab 91 Menyerah92 Bab 92 Kematian Alice93 Bab 93 Kematian Alice 294 Bab 94 Berbaikan95 Bab 95 Dijual96 Bab 96 Fitting97 Bab 97 Fitting 298 Bab 98 Buaya Albino Elle99 Bab 99 Tuyul Pengganggu100 Bab 100 Pernikahan