Look at Me, Elle
ma?" ujar seseorang dari balik telepon genggam Leonathan. "Sesibuk-si
au melihat seseorang marah atau menangis karena dirinya sendiri. "Tun
kacamata yang semula menggantung di kemeja, kini menutupi kedua mata biru miliknya. Pria berjas hitam menuruni tangga dengan lang
eluar kafe bernuansa ramai di lantai bawah itu sambil merogoh kantong celana hitam yang kini dia pakai. Mengeluarkan kunci sambil menghampiri mobil hitam, BMW Z4 seha
an, tetapi dia tak ada waktu untuk itu. Begitu masuk ke dalam mobil, Leonathan menekan pedal gasnya cukup kencang. Kedua t
kursi. Sang pemilik lantas keluar dengan tubuh tegap sambil menggulung lengan kemeja putih yang ia pakai sampai siku, begitu pula dengan lengannya yang lain. Baru beberapa melangkah, mata biru pria ber
rang gadis yang memakai red backless dress atau model gaun dengan punggung terbuka. Hanya ada tali spaghetti yang menyilang di pu
ring hadir di salah satu klub terkenal di Bali ini, ia dengan mudah masuk. Ya, pria itu selalu datang ke sana walaupun memiliki k
ginya," gumam Leonathan sembari celingak-celinguk dengan mata tajam yang menyorot setiap sudut klub. Cukup ramai pengunjung, tetapi dia masih penasaran dengan gadis canti
mu sebagai wanita pemaksa, tetapi hari ini kau lebih berisik dari biasanya. Ada apa?" imbuhnya lagi dengan lengan kiri tersampir di
Leonathan bertingkah seperti itu, Alice tidak terkejut lagi. Bersahabat lama Dengan Leonathan, mem
Kali ini siapa yang meninggalkanmu?" tanya Leonathan
cantik bergaun merah serta bertubuh langsing yang mampu menariknya dalam sekali tatap. Berhara
nggalkan, tapi
a yang mau
tkan leher jenjang dan punggung yang terekspos karena model pakaiannya yang panas. Leonathan harus mendapatkan perempuan cantik itu, setidaknya nomor ponselnya. Minimal berbincang, karena jarang sekali dia menginginkan perempuan asal Bali
puan lokal yang me
Tert
erkekeh mendengar pengakuan Leonathan. "Bu
arik hanya karena melihatnya? Kau membuatku heran. Sungguh, aku heran padamu ... terlebih lagi perempuan l
itu semakin tidak berhenti mencari sosok perempuan yang rambut hitamnya digulung tinggi-tinggi dan bergaun seksi. Lekuk tubuh gadis yang berkulit
pan Alice sembari melambai ke arah orang yang dipa
angkan kedua tangan setelah melihat sahabatnya itu berlari ke arahnya. "Ak
ih berjalan pelan ke meja Leonatan dan Alice. "Aku me
ir sedikit tebal itu dengan intens. Sampai akhirnya suara Alice berhasil menyadarkan. "Kenalkan, ini Naomi, sahabatku
g masih berjalan di belakang dengan malas-malasan. Gadis itu seperti enggan berjalan ke
Pria itu juga memberikan senyuman tipis untuk Naomi, yang mulai duduk di sisi kiri Alice. Tiba-tiba saja Alice mengatakan, "kau bisa dud
e, santai saja Elle ... maklum, Brielle t
i," sambungnya sambil tersenyum cerah pada Naomi. Bukan cuma itu, tetapi ia juga berniat untuk memberikan celah bagi Leonathan. Tentunya, agar pria itu bisa lebih dekat dengan Elle, karena Alice merasa
bagus! Karena Elle b
Elle yang mulai mencium ketidaksengajaan Na
. "Aku keceplosan Elle." Brielle hanya memutar bola mata dan berdiri tegak tanpa ber
. Tanpa basa-basi dia berjalan ke arah Brielle. "Aku juga pria, tidak salahnya kita
a ada yang tidak beres dari pria tersebut. Baik dari penampilan atau bahkan tatapan yang mengarah padanya. Seperti ada s
erdiskusi," Naomi terlihat san
baik," imbuh Alice seraya melebarkan senyum di wajah berhiaskan ma
ditolak mentah-mentah. Entah kenapa, jantungnya berdetak lebih cepat di saat Elle benar-benar menerima uluran tangan yang ia b
san
lan di sisi kiri Leonathan. Sedangkan pria itu, ingin sekali menempatkan tanganny
onathan mau menginjakkan kaki keluar lagi, dimana suasana pedesaan lebih terasa. Dikarenakan konsep dari klub tersebut yang out of the box, jarang ditemukan di Ba
Lingkungan di sekitar Leonathan dan Brielle benar-benar seperti di dalam hutan. Leonat
di sini. Maksudku, seperti suda
matanya melebar. "Walau terkenal sebagai night club teramai di Bali, penjagaan di sini cukup ketat. Tidak ada yang bisa mabuk di sini, karena siapap
ku semakin
ksu
rcaya, walaupun aku tahu kalau Naomi tidak akan berbohong. Mend
pernah datang ke tempat
ecil. "Dua puluh tahun aku hidup di Bali, bar
k se
ng aku ingin
emakin tertarik mendengarnya. Gadis yang sedari tadi ia incar ini terny
ia. Aku diputuskan oleh kekasihku juga karena aku t
nganmu." Tiba-tiba saja Brielle tertawa ketika mendengar penuturan Leonathan yang berlebian sekali baginya. "Aku sedang tidak melucu
oba untuk menegakkan badan, lalu memangku kaki kanannya dengan kaki kiri dan berdeham singkat. Tangannya terlipat di depan dada, sesudah itu mengajak, "aku
ngingin
n mencoba
yak
n ragu. Ia menepis perasaan was-was untuk Leonathan. Menurutnya, mungkin perasaan waspada itu hadir karena Leonathan ad
sini? Aku akan membawamu ke rumah
ngkit dari tempat duduk cokelat kayu yang bar