icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Look at Me, Elle

Bab 6 Tidak Beres

Jumlah Kata:2084    |    Dirilis Pada: 06/04/2024

ah di mana Brielle tinggal meski hanya kamar sewaan. Wanita itu keluar dari mobil Leonathan dengan tampang

diri Naomi keluar dari rumah dua lantai itu. Bahkan di saat diri

ejutnya dengan Alice. Bingung ketika temannya itu datang ke l

engembalikan

sudah tidak ada di sini," jawabnya yang membuat Alice mengge

ang tinggal di sini. Elle pergi entah ke mana dan semua itu karena sahabatmu. Salahku suda

capan Naomi, ia mendapat tarikan di lengan kiri. Siapa lagi kalau bukan ulah Leonathan yang t

ketika Leonathan menggiringnya kembali menuj

an bahwa Brielle benar-be

ndiri, aku s

enuh percaya diri, "kalau kau beralasan seperti ini, aku semakin

rsebut. "Saya ingin bertemu dengan pemilik KTP ini, bisa ibu tunjukkan kamarnya? Dia teman saya yang sudah lama tidak

dorkan Alice padanya. "Sudah lama saya enggak lihat Putri. Sepertinya ada masalah ke

in ini o

cerita sedikit sama saya kalau la

sihkan tempat kos tersebut, tetapi Leonathan juga mendengar. Bahkan dia tak lagi meminta Naomi untuk menunj

tunjukkan

i dan meminta Alice serta Naomi untuk masuk ke d

u tidak akan melihat wajahku lagi dan tidak bisa mencurigaiku lagi." Tentu tak ketinggalan dengan tatapan kesal terarah pada pria sok tampan itu. Masih belum puas bersuara, Naomi melanjutkan, "jangan terpuruk jika Elle memang sudah hil

ng?" Belum sempat Naomi menjawab, Leonathan menoleh ke sopir yang menampakkan diri setelah diam di balik kemudi. "Pesanannya dibatalkan, saya akan mengganti." Dikeluarkannya uang lima puluh ribu rupiah dari do

ingin sekali menjambak rambut cokelat karamel Leonathan dengan sekuat-kuatnya. "Kalau bo

aya ini ke kaf

Nath!" teriak Alice yang berla

mang, dan jangan buat aku marah. Aku perlu informasi tentang Elle yang belum bisa aku temukan selama ini." Leonathan melambai ke arah sopir tersebut dan beliau pun mengangguk. Pria itu segera berlalu

asaran para pengunjung kafe tak mungkin sirna begitu saja. Mereka yang duduk dekat dengan meja Leonath

ngannya untuk berpamitan. Kau pikir aku tidak khawatir?!" semprot Naomi yang ditenangkan Alice, mendapat elusan di punggungnya tetap mampiu memberikan bentakan untuk Leonat

n, yang terpenting sekarang adalah Brielle. Bukankah kau ingin Brielle ketemu? Lebih

sahabatmu itu, aku tahu ya

aha bangun dan ingin melayangkan tamparan. Namun kecepatan Alice patut diacungi jempol, berhasil menggagalkan Naomi. Sontak saja,

ergi dari hadapan dua wanita yang terus memanggil namanya. "Aku sudah mengha

, pria penyuka aroma maupun rasa dari kopi sudah mulai pelan-pelan membuatnya. T

uat minuman berkafein itu. Aroma pekat dan sedap dari kopi menyeruak dan men

am hati Leonathan, jatuh cinta dengan seorang gadis bukanlah perkara mudah. Beg

tentang fisik? Leonathan lebih suka wanita yang sama seperti ibunya, memiliki kulit sedikit g

ada di samping kanan tubuh Leonathan. Sedangkan sang bos yang term

agai pikirannya tengah tersesat, pria yang setia melamun itu tak kunjung menoleh. Ditepuknya pundak k

m satu lagi, dan berdiri tegap dengan berkali-kali mengerjapkan mata. Mengembalikan fokus, pria berambut lurus kecokelatan itu

eonathan memastikan, bisa kena

elirik karena dia sendiri takut mem

sannya untuk dinikmati. Melihat kopi buatannya dihirup dan diseduh, Leonathan tersenyum. Ia baru bisa be

t jika lelah. Jam makan

arus makan siang. Aku

singkat barista tersebut dan membiarkan Leonathan melewatinya. Bukan

ok ke etalase makanan. Dia memilih beberapa roti di sana, seperti kroisan yang bentuknya seperti bulan sabit, juga memili

minuman favoritnya itu ketika makan malam saja. Untuk siang ini ia hanya ditemani dengan air mineral dingin

onathan yang tidak tahu siapa pelakunya pun bertanya, usai menelan roti kroisan. "Iya? Siapa

. Bisakah

fe? Untuk apa dia datang ke sini tanpa mengabarinya lebih dulu. Mengesampingka

sang penghuni ruangan mengizinkannya pula untuk memosisikan diri di sebelahnya. Meletakkan tas merah yang sewarna dengan gaun di p

kkan kepala. Pergerakan dan pertanyaan itu malah membuat Leonathan semakin bertanya-tanya dengan

ia justru mengajukan pertanyaan yang diangguki Leonathan dengan santai. "Sejak kapan kau mulai mengabaikan sahabatmu sendiri? Kau bahkan jarang me

mpai membatalkan niatnya setelah mendengar pertanyaan aneh Alice. Ya, menurutnya itu aneh karena Alice terdengar

ce yang mulai menggebu-gebu dan matanya mulai berkabut. "Mana janjimu yang selalu ingin menjaga dan memerhatikanku? Kau lupa akan semuanya itu, Nat

anita yang tampak ingin menangis itu. "Bukankah selama ini kau sendiri yang ingin aku bahagia bersama wanita yang aku cintai dan berhenti mengganggumu berpacaran?" tany

alau kau terlalu

saku lagi. Jika kau kekasihku, mungkin aku akan menerimanya

, apa kau

u ham-

agi? Atau sedikit saja menyinggung hubunganku dengan mantanku. Tapi, kau tidak melakukannya, kau selalu fokus dengan Brielle!" te

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Ingin Lega2 Bab 2 Pergi3 Bab 3 Tamparan4 Bab 4 Cemburu 5 Bab 5 Mencurigakan6 Bab 6 Tidak Beres7 Bab 7 Pesan Panjang8 Bab 8 Leonardo Hardika9 Bab 9 Abigail10 Bab 10 Papa Abigail11 Bab 11 Bertemu12 Bab 12 Pertengkaran13 Bab 13 Masih Cinta 14 Bab 14 Gawat!15 Bab 15 Mengalir16 Bab 16 Putus17 Bab 17 Anakku18 Bab 18 Tidak Bisa!19 Bab 19 Peluk20 Bab 20 Bukan Salahnya!21 Bab 21 Mabuk22 Bab 22 Pengamat Cinta23 Bab 23 Pengamat Cinta 224 Bab 24 Salah Mendidik25 Bab 25 Tamparan Kedua26 Bab 26 Kejutan27 Bab 27 Kejutan 228 Bab 28 Pantai29 Bab 29 Topeng 30 Bab 30 Tolakan Halus31 Bab 31 Bersemu Merah32 Bab 32 Perlakuan Manis33 Bab 33 Harapan Kecil34 Bab 34 Milikku35 Bab 35 Kesempatan36 Bab 36 Satu Atap Seterusnya37 Bab 37 Ratu Gengsi38 Bab 38 Jatuh39 Bab 39 Kebohongan Pertama40 Bab 40 Pijatan Papa El41 Bab 41 Perjanjian42 Bab 42 Kebohongan Lagi43 Bab 43 Muncul44 Bab 44 Peringatan45 Bab 45 Panggilan Video46 Bab 46 Tidak Waras47 Bab 47 Balas Dendam48 Bab 48 Kaget49 Bab 49 Asli50 Bab 50 Tidak Bodoh51 Bab 51 Tantangan52 Bab 52 Wajib Dicurigai53 Bab 53 Interogasi54 Bab 54 Fakta55 Bab 55 Cengeng 56 Bab 56 Menawar Cinta57 Bab 57 Pacaran58 Bab 58 Pacaran 259 Bab 59 Pacaran 360 Bab 60 Pandangan Mantan61 Bab 61 Pandangan Mantan 262 Bab 62 Tanpa Brielle63 Bab 63 Leonathan Cemburu64 Bab 64 Kemarahan Brielle65 Bab 65 Pengusiran66 Bab 66 Marah Tapi Merindu67 Bab 67 Percuma 68 Bab 68 Hari Terakhir69 Bab 69 Menyusul70 Bab 70 Awas Kamu!71 Bab 71 Dikurung72 Bab 72 Bibit Playboy 73 Bab 73 Penasaran74 Bab 74 Mahkota75 Bab 75 Cari Ribut76 Bab 76 Ada Apa 77 Bab 77 Mencengangkan78 Bab 78 Ditelantarkan79 Bab 79 Ibu Gila80 Bab 80 Dalang81 Bab 81 Semua Gila82 Bab 82 Syarat83 Bab 83 Kabar84 Bab 84 Operasi85 Bab 85 Amnesia86 Bab 86 Keputusan Onard87 Bab 87 Pulang88 Bab 88 Perhatian89 Bab 89 Pura-pura90 Bab 90 Menguping91 Bab 91 Menyerah92 Bab 92 Kematian Alice93 Bab 93 Kematian Alice 294 Bab 94 Berbaikan95 Bab 95 Dijual96 Bab 96 Fitting97 Bab 97 Fitting 298 Bab 98 Buaya Albino Elle99 Bab 99 Tuyul Pengganggu100 Bab 100 Pernikahan