icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

WINIH TRESNA

Bab 5 Bagian 5 : Jam Tangan

Jumlah Kata:1379    |    Dirilis Pada: 04/03/2024

mengucak matanya, untuk mengu

kemarin itu sepertinya kej

ndang keheranan ke arah Naim. Sekaligu

meneriaki orang itu, dan tiba-tiba saja lampunya mati. Setelah menyala tentu saja semua sudah tidak di tempatnya lagi," kata Naim dengan wajah agak kecewa,

ercaya. Naim mengemb

erengut sambil mengguncang bahu Fa

aupun bukan-- sengaja melakukannya untuk ... entah untuk apa.

an Naim khawatir, kalau itu benar maka kasus atau masalah apa yang sedang terjadi di si

jawab Naim. Mereka berdua berpandangan dan tertawa lagi. Mereka sama-sama tahu, kalau Naim yang m

agi. Masih jam satu," gerutu Naim dan melangkah hendak ke rumahnya. Dia menol

sepertinya Faza mulai tertarik dengan kasus ini. Naim tahu kalau wajah Faza jelas-jelas terusik dan merasa sangat t

a memang sudah ketularan F

Mas?" t

ter

n detektif-de

*

ang agak jauh dari ruang terapi ruqyah, jadi tadi ma

memarkir mobilnya dan hendak pulang ke rumah beliau, ke

uang terapi ruqyah, kan? Ber

malam ruang terapi

selasar te

yakin dengan apa yang beliau lihat, tetapi kemu

stadz itu berciuma

stadz atau hanya orang yang memak

memakai muk

betul

a yang t

ejadian itu. Konon posisi Ustadzah Hani cukup dekat dengan dua orang itu, sehingga beliau bisa melihat sepatu dan jam tangan yang pakai prianya. Beliau segera mendekati kedua orang itu dan tiba-tiba beliau mendengar suara petir at

ti ruang terapi ruqyah, di mana ada Ustadz Luthfi dan berlari ke luar melalui pintu sebelah kanan, yang m

nunggu. Seseorang be

anusia, kan?" Semua menoleh ke arah sumber suara, termasuk Hakim juga.

at S

ri para asatidz di ruangan itu dan Na

ga melihat kejadian yang sama dengan apa yang di

*

h ustadz ustadzah dengan ruang terapi ruqyah sebenarnya sangat kecil dan sempit, sehingga pastilah orang yang hendak menuju ke sebelah kanan atau sebelah kiri rumah Maya dan Naim, pastilah terlihat seakan hendak menuju ke rumah Maya.

ria itu dengan suara bass-nya yang mengg

ghfirullah! Maaf malah jadi salah jawabnya. Njih, monggo

Pria itu tertawa. Aduh, suara tawanya saja merd

ua telapak tangannya di depan dada. Maya pun melakukan hal yang sama sambil terus beristighfar dalam hati, kenapa dia bisa gugup dengan pria ya

antar, Ust," jawab Maya dan buru-buru menuju ke r

dan Maya segera mencari Naim di dalam rumah Fadli. Yas

ay," kata Yasna yan

ebal dan segera membangunkan Naim. Ketika akhirnya Naim terban

an yang kemarin malam a

erpandangan. Mereka

n seorang ustadzah yang berdiri di dep

ngkan, karena beberapa orang mulai

tu. Saya ingat sekali dengan sepatu dan jam tangannya. Malam itu jam tangannya me

i mata Ustadzah Hani. Dan akhirnya mereka berdua menyerah ketika Ustadzah Hani meminta

buru mengik

dli, dan meminta Naim tid

akan ada rapat tentang hal ini," k

at model rambut pria

*

untuk membangunkan santri itu. Ketika bel itu menjelang, dia pasti sudah terbangun terlebih dahulu dan merasaka

di masjid seperti dulu. Kadang bapak atau ibunya mengetuk pintu kamarnya da

u, sehingga Alika bangun jauh sebelum bel itu berbunyi. Alika merasa dia

luarkan jam tangan pemberian pria itu. Pri

lus jam analog itu. Jamnya menunjukkan angka nol satu nol dua, dan Alika mer

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka