WINIH TRESNA
mengucak matanya, untuk mengu
kemarin itu sepertinya kej
ndang keheranan ke arah Naim. Sekaligu
meneriaki orang itu, dan tiba-tiba saja lampunya mati. Setelah menyala tentu saja semua sudah tidak di tempatnya lagi," kata Naim dengan wajah agak kecewa,
ercaya. Naim mengemb
erengut sambil mengguncang bahu Fa
aupun bukan-- sengaja melakukannya untuk ... entah untuk apa.
an Naim khawatir, kalau itu benar maka kasus atau masalah apa yang sedang terjadi di si
jawab Naim. Mereka berdua berpandangan dan tertawa lagi. Mereka sama-sama tahu, kalau Naim yang m
agi. Masih jam satu," gerutu Naim dan melangkah hendak ke rumahnya. Dia menol
sepertinya Faza mulai tertarik dengan kasus ini. Naim tahu kalau wajah Faza jelas-jelas terusik dan merasa sangat t
a memang sudah ketularan F
Mas?" t
ter
n detektif-de
*
ang agak jauh dari ruang terapi ruqyah, jadi tadi ma
memarkir mobilnya dan hendak pulang ke rumah beliau, ke
uang terapi ruqyah, kan? Ber
malam ruang terapi
selasar te
yakin dengan apa yang beliau lihat, tetapi kemu
stadz itu berciuma
stadz atau hanya orang yang memak
memakai muk
betul
a yang t
ejadian itu. Konon posisi Ustadzah Hani cukup dekat dengan dua orang itu, sehingga beliau bisa melihat sepatu dan jam tangan yang pakai prianya. Beliau segera mendekati kedua orang itu dan tiba-tiba beliau mendengar suara petir at
ti ruang terapi ruqyah, di mana ada Ustadz Luthfi dan berlari ke luar melalui pintu sebelah kanan, yang m
nunggu. Seseorang be
anusia, kan?" Semua menoleh ke arah sumber suara, termasuk Hakim juga.
at S
ri para asatidz di ruangan itu dan Na
ga melihat kejadian yang sama dengan apa yang di
*
h ustadz ustadzah dengan ruang terapi ruqyah sebenarnya sangat kecil dan sempit, sehingga pastilah orang yang hendak menuju ke sebelah kanan atau sebelah kiri rumah Maya dan Naim, pastilah terlihat seakan hendak menuju ke rumah Maya.
ria itu dengan suara bass-nya yang mengg
ghfirullah! Maaf malah jadi salah jawabnya. Njih, monggo
Pria itu tertawa. Aduh, suara tawanya saja merd
ua telapak tangannya di depan dada. Maya pun melakukan hal yang sama sambil terus beristighfar dalam hati, kenapa dia bisa gugup dengan pria ya
antar, Ust," jawab Maya dan buru-buru menuju ke r
dan Maya segera mencari Naim di dalam rumah Fadli. Yas
ay," kata Yasna yan
ebal dan segera membangunkan Naim. Ketika akhirnya Naim terban
an yang kemarin malam a
erpandangan. Mereka
n seorang ustadzah yang berdiri di dep
ngkan, karena beberapa orang mulai
tu. Saya ingat sekali dengan sepatu dan jam tangannya. Malam itu jam tangannya me
i mata Ustadzah Hani. Dan akhirnya mereka berdua menyerah ketika Ustadzah Hani meminta
buru mengik
dli, dan meminta Naim tid
akan ada rapat tentang hal ini," k
at model rambut pria
*
untuk membangunkan santri itu. Ketika bel itu menjelang, dia pasti sudah terbangun terlebih dahulu dan merasaka
di masjid seperti dulu. Kadang bapak atau ibunya mengetuk pintu kamarnya da
u, sehingga Alika bangun jauh sebelum bel itu berbunyi. Alika merasa dia
luarkan jam tangan pemberian pria itu. Pri
lus jam analog itu. Jamnya menunjukkan angka nol satu nol dua, dan Alika mer
*