icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

WINIH TRESNA

Bab 2 Bagian 2 : Ustadz Salam

Jumlah Kata:2003    |    Dirilis Pada: 04/03/2024

ntai beberapa kali. Suatu gerakan absurd, yaitu berguling di lantai dengan sangat lincah, yang sepertinya tida

dengan wajah geli. Nurul Hakim menunjuk ke arah tubuh Tini sambil berkomat-kamit membaca ayat

egangi lehernya, dia seperti mencekik dirinya sendiri. Beberapa ustadza

i! Dia harus mati!" teriak Tini, dia memberon

ndiri dengan berusaha mencakar atau mencekik tubuhnya sendiri. Par

mengumpat dan memaki Nurul Hakim dalam bahasa Jawa yang kasar dan sangat tidak pantas didengar. Nurul Hakim hanya te

)" teriak Tini, dia menutupi wa

adz!" teriak Tini, "ak

balut kaus tangan. Dia mulai mendaraskan ayat ruqyah dengan suara yang cukup lantang da

turan dari gurunya ketika meruqyah, yaitu tidak berbicara dengan jin yang ada di dalam tubuh orang yang mereka ruqyah. Fiki mendes

m rumah, di pesantren dan peraturan dalam meruqyah. Hakim --panggilan Nurul Hakim-- mempengaruhi sepupu-sepupun

yah yang sepertinya kurang suka dengan peraturan, dengan penampilan yang berkebalikan dengan pena

dak pernah membicarakan hal itu lagi, sampai ketika Fiki tahu, bahwa anaknya memilih Faza sebagai gurunya. Hati Fiki langsung mencelos mengetahui hal it

melepas kaus tangannya di salah

i-mu mencarimu, kan?" tanya Fiki

g, makanya kucari mereka ke sungai," jawab Hakim. Fiki tertawa. Dia bisa membaya

u," gerutu Haki

i-mu mengira kamu bermain di sungai," ka

ak hal pada kami, Bi. Padahal kami su

b Fiki. Dia memandang anak laki-laki tertuanya itu dengan bijak. Fiki menunggu protesan Hakim, yang sepertinya akan mengatak

enangis, Bi " bisik Hakim pela

pa, Kim?" tanya Fiki pen

Huda, tetapi mereka berdua nampak tidak terlalu peduli, bahkan mereka berdua seperti akan tertawa, Bi. Mbak Nuha dan Mbak N

engaruh dan pemaksaan untuk mematuhi peraturan-- pada tiga adiknya dan pada ketiga kakak kembarnya. Tak heran ketika Hakim dimarahi i

a, Bi? Apa abi mau menerimaku sebagai per

ngan marah kalau nggak digaji, ya?" jawab

i belakang Fiki dan Hakim yang sedang tertawa. Me

Kim!" desis Salma gemas. Mat

segera berlari meninggalkan kedua orang tuanya

a beristirahat agar Hakim tidak kelelahan,

ter

arang Pandan, to?" tanya Fiki pada Salma sambil menggenggam tangan Salma. Sa

"istighfar, Ndhuk. Insya Allah semua akan baik-

menc

membuatku sedih!" seru

ove on' juga?" bisik

Nggak ada satu pun yang mirip dengan diriku! Semua wajahnya, terutama matanya mirip de

ki geli, "aku hanya berdoa agar anakku banyak dan aku diberi umur panjang --

ng dirawat oleh kakak dari bapaknya atau pakdhenya. Pakdhenya selalu menyayangi Fiki, tetapi Fiki merasa sedih karena Allah menghendakinya tidak memilik

nya mewarisi mataku, tetapi juga mewarisi keng

erbeda kiri dan kanan. Iris mata kiri Fiki coklat muda dan iris mata kanan Fiki coklat tua, dan semua anaknya memiliki mata yan

, dan menangkal rayuan orang-orang bermata heterokromia itu. Salma selalu luruh dalam

Fiki tahu, Salma pantas sekali marah pada Hakim, yang sudah dewasa dan malah bermain di sungai ke

k itu. Salma tersenyum geli, d

m itu ke sungai, Ust, tetapi juga karena satu

ingung. Salma mencebik jengkel melihat wajah Fiki itu, karena kada

sudmu," kata Fiki dengan pandangan bersungguh-sunggu

stadz baru di pesantren ruqyah Karang Pandan. Kalau menurut Salma, Hakim sangat ter

merebut reputasi ketampanannya?" potong Fiki

a, Ust. Putih, tinggi, tampan, baik hati, lemah lembut dan sangat cerdas. Ustadz

heran dan Fiki bertanya-tanya dalam hati, kenapa

ru itu, kan? Mana peduli anak satu itu tentang ustadz ustadzahny

n dan sepertinya ustadz baru itu sedang jadi bahan pembicaraan banyak orang di s

lah tingkah hanya karena menceritakan seorang ustadz baru di pesantren ruqyah Karang

ru itu?" tanya Fiki agak sebal

ya Fiki keheranan dan

jawab Salma. Fiki tersenyum geli melihat wajah Salma yang mero

Salma terkejut dan buru-buru bersikap normal, tetapi

Salma bercanda. Mer

asak dari tadi ustadz itu-ustad itu terus mang

mat Salam. Panggila

*

uda yang sangat putih kulitnya. Pria itu sangat tampan, bertubuh atletis, tinggi, besar, dan proposional antara tinggi badan dan berat badannya. Hakim yang kurus, merasa kurang nyaman kalau bersanding

Ustadz Salam," s

m." Mereka bersalaman dan sal

u mau pulang kapan? Kalau besok atau lusa abi dan

ananya Hakim memang mau pulang lusa," ja

ntuk cepat pulang, karena nanti Ustadz Faza galau kalau kamu kelamaan di sini," goda Nurul Ikhlash. Me

ra sendiri, Salam mendekati Hakim, da

engan Ustadz Reza yang menjadi asisten Us

, tampan dan cerdas. Pastilah menarik perhatian orang, terutama lawan jenis. Seperti contohnya sekarang ini. Dengan mudah Salam menarik

ntren. Hakim yakin banyak santri akhwat dan ustadzah yang sengaja mengintip Salam dari ke

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka