Dosa Termanis dengan Calon Iparku
sa
s menyetir. Kebohongan demi kebohongan seakan menjadi teman baik dalam kehidupan Safira selama hampir tiga bulan terakhir ini. Walaupun itu bu
ft
sangat mempercayai serta mencintai Safira. Tak pandang bulu meski status sosial mereka amatlah berbeda jauh. Cinta Arkanalah yang membuat Safira me
Kai. Safira tak pernah berhenti merutuk kejadian hari itu-ketika Kai memergokinya. Dan, karena kejadian
us calon menantu dari keluarga Barack ternyata
ndang remeh Safira, ketika mereka tak sengaja bert
tak ada gunanya. Jika fakta yang ada di depan mata telah memberikan bukti yang nyata. Sebelumnya, h
rena Kai telah mengambil keuntungan dari nasib miris yang dialami oleh Safira. Alasan Safira bekerja
ang jumlahnya hampir ratusan juta itu. Makanya, aku ambil kerjaan sambilan ini demi bayar utang bap
tu merasa bersalah karena sudah menganggapnya sebagai perempuan mur
nikmatin kerjaan lu ini." Kai be
u cuma anak manja yang gak pernah kenal apa itu naman
gan cibiran Safira yang membandingkannya dengan Arkana, sebab dia dan Arkana memang tidak bisa disamakan. Ka
uh dengan orang-oran
letuk Kai, lalu meneliti penampilan Safira yang sangat jauh berbeda bil
, gak, ya, nikahin elu? Atau kalo perlu gue bantu sampein ke dia aja, ya?" Pemu
ik, membuat Kai mengurungkan
ding pipi kanan, dan memasukkan ponselnya ke saku celana bagian kiri. Tubu
. Bagaimana mungkin dia menghubungi Arkana
ya ini sungguh sang
as dugaan yang dilayang
takut. "Aku ..." Dia menggigit bibir bawah bagian dalam, samb
Arkana gak boleh sampe tau kalo aku kerja di bar ini," pintanya dengan nada bicara memohon da
i tadi heels yang dipakai Safira sudah melayan
kan naik sangat tinggi, tangannya bersedekap d
ahkan suaranya agar Kai mau berbaik hati padanya. "Alasan utamanya tentu
a harus menurunkan sedikit harga dirinya. Tetapi, kalimat selanjutnya ya
ai mengedikkan bahunya sekilas seakan-akan dia
Arkana?" cicit Safira sumringah. "Ma-" Baru saja dia ingin me
ar dengan mahal, Nona Safira." Kai menyeringai penuh arti,
akin menjadi-jadi. "Uangmu udah banyak, Kai. Kamu masih minta uang sama perempuan miskin ini? Apa gak salah? Kalo kamu mau,
. Uang? Untuk bayar utang saja Safira masih harus banting tulang siang malam. Apalagi ji
utuh duit
h
a yang harus menahan kesal karena Kai tidak me
ermonolog dalam hati sambil mem
g diinginkan Kai
an Safira. Tinggi Safira yang hanya sebatas dada, memudahkan pemuda penyu
dalam hati sembari
diresmikan satu tahun yang lalu. Kai tidak pernah melihat Safira dengan jarak sedekat ini.
, Fir," ucap Kai yang seketika membu
demi kebaikan cara kerja jantungnya yang mulai tidak terkontrol. Bisa-
k kering, karena Kai tak berhenti menatapnya. Tatap
Bayar pakek
rengsek kamu!" umpat Safira, dengan segala amarah yang ingin dia luapkan secara bersama
. Tak hanya marah dengan perkataan Kai, Safira juga merasa terluka karena terinjak-in
Safira dengan santai. Tamparan yang baru saja dia dapatkan tak berpengaruh sama se
tangan yang tertahan di udara karena Kai lebih dulu m
Ngerti!" Kai menyentak tangan Safira dengan sangat kasar, serta so
nya memburu akibat kemarahan yang tidak sepenuhnya bisa disa
, gak gentleman!" Safira berdecih, menurunkan telunj
ntu tau itu, Fir! Apalagi bagi orang-orang kelas rendah kayak lu," cibir
rsebut. "Aku mungkin memang miskin, tapi aku gak serendah yang kamu pikirkan. Apa salah, aku kerja sampingan seperti ini? Eng
keluarga gue seka
! t
afira pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Menoleh
lagi, dan Safira sontak menoleh,
mobil dan turun. "Kenapa kita ke sini? Jam kerjaku masih lima jam l
e Bar tempatnya bekerja
fira. "Ayo." Setelah menekan tombol otomatis pada kontak mobil di tangan, Kai mel
!" Mau tak mau Safira meny