Dosa Termanis dengan Calon Iparku
read
*
aki yang penampilannya berbanding terbalik. Tubuh proporsional dibalut dengan setelan jas warna hita
erkenal. Di weekend seperti sekarang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pasangan serasi
pekerjaan. Sang wanita terus tersenyum, kadang tersipu apabila mendapat perhatian kec
a maroon sebatas lutut itu melirik pada
e tunggu! Gue duduk di deke
nselnya. Dia membiarkannya, tak berminat untuk membukanya. "Dia gak tau apa, kalo
a pun Safira berada. Bahkan tak s
n, belum ada satu menit, bunyi notifikasi pesan masuk kembali berdenting. Manik Safira me
na tidak tuli, da
lirik ponsel Safira yang tergeletak di meja. Layarnya perlahan me
a mendadak blank, dan tidak bis
erempuan itu untuk menjawabnya, d
senyum terkesan kaku, dan sudut matanya terus melirik pada ponselnya.
' umpatan itu terlon
i Kai, supaya dia berhenti mendapa
ang seperti habis dikejar-kejar setan, Safira pun beranjak d
ada kekasihnya itu. "Iya, Fir. Jangan lama-lama. Hab
ktu lagi. Dia melenggang dengan cepat, sedikit berlari sambil mengg
ng sama. Gadis itu memelankan langkah, ketika mengenali sosok berbaju leng
up, meremas benda pipih di tangan, kemudian berjalan men
atanya. Buktinya, lelaki bertato dan bertindik di
i
an selama mengenal dan berurusan den
ak jidat begitu gadis yang d
Arkana cuma ke toilet," tolak Safira menyahut ketus, wajahnya masam sam
nar meny
itu mendengkus, mendengar Safira menyebut nama Arkana dengan p
, "Masihlah! Habis dari sin
yang duduk agak jauh memunggungi posisi keduanya. Agak jauh dan tentu saja Arkana tidak tahu jika tunan
k mengacuhkan pertanyaan Kai sebelumnya, dia justru melayangkan protes, "Ya ... Gak bisa, dong! Sekar
ertemu di hari tertentu. Sedangkan urusan Kai, kapan pun lelaki itu mau, Safira akan menuruti perinta
paan,
i protes Safira, "Gue tau ini weekend. Ta
"Kamu 'kan bisa pergi sama pacar kamu. Lagian, aku sama Mas Arkana cuma dua kali, lo
ilas, menolak mentah-mentah rengekan Safira, dan berkata tidak sedang ingin pergi dengan pacarnya. "Cari alesan apa aja. Gue
nya. "Kai! Kai! Kai! Arrghh ...! Kai ngeselin!" Kakinya menghentak-hentak kesal di l
ng tidak tahu menahu masalah yang sedang dia hadapi saat ini. Mu
uk lesu, seraya memutar tungkai untuk kembali ke tempat Arkana berada. Otakn
a setelah Safira mengatakan hendak menggantikan salah satu temannya y
ala, menyembunyikan matanya dari tatapan Arkana yang bisa saja membaca keboho
Minggu depan," ucapnya, lalu menghela besar. "Sebenernya aku masih kangen sama kamu.
ataan Arkana, mengangkat pandangannya, dan melihat sorot kekece
nalah yang pada
kipun begitu, Arkana tetap menggenggam tangan Safira sampai tiba di mobilnya. Namun, kesiala
rkana. "Kamu ngapain di sini?" tanyanya dengan alis men
jika perempuan itu takut ketahuan oleh sang pacar. "Suka-suka guel
udah silakan lanjutkan. Aku sa
ngan Arkana yang hendak
berbalik me
t, lalu bicara, "Aku ... berangkat na
apa? Kan, sekalian aku anter
k mungkin dia berangkat bekerja, sedangkan pada kenyata
seragam. Pasti itu bakalan ngerepotin kamu, kalo mesti bolak-balik." Safira melirik sekilas ke arah K
ponsel dari saku celana. "Aku jawab ini dulu. Kamu tunggu di sini," pinta Arkana yang lang
i dengan raut geram. "Kamu apa-apaan, sih, Kai? Kamu
it jarak dengan Safira. "Gue tunggu di mobil!" Setelah
sisi tubuh, dia bergumam dengan raha
ri setelah menyelesaika
kembali normal. Lembut d
eberadaan Kai. "
h, M
emang gak bisa anter kamu. Aku harus segera pergi. Di gudang ada barang d
a udah bilang. Aku bisa berangkat sendiri. Mas kalo mau pergi,
belum benar-benar pergi, Arkana memberi kecupan mesra
etelah memastikan mobil yang dikemudikan Arkana menghilang dari pandangan, Safira kemudian membuang