Menantu Hina Itu Ternyata Ahli Obat
pergi ke lab dengan perut kosong karena dia tidak ingin
membersihkan tubuh Mer
l ingin tahu. "Kamu betah-betah saja tinggal di s
vino tidak ada yang berminat masuk ke lab ini." Venya menggeleng tid
kat bahu dan t
akan tadi bagaimana?" u
minum bisa menimbulkan sensasi kenyang selam
terbelalak. "Bagaima
rus hidup serba hemat setelah lab ini berhenti beroperasi, Pak He
as tentang apa saja yang i
sebagian uang yang telah dia ambil kemarin. "Kamu dan a
beberapa lembar uang di hadapannya. "Ini
i ..
tetap harus makan," ucap Marcel. "Aku tahu
ino," sahut Venya dengan kening berkerut
ersenyum
rti neraka," katanya terus terang. "Setiap hari aku hanya diizinkan makan hidangan sisa
a jika keluarga Delvino tidak h
Venya sembari menerima uang yang diberika
unya aku bantu-bantu di rumah untuk membayar utang, jadi
gangguk m
oleh mereka," pesan Marcel.
i tahu seraya mengambil mantel yang ada di lantai. "Ay
nkan hanya duduk dan menat
agian belakang lab, Marcel berjongkok d
tua saya?" tanya Marcel mencoba membuka obrolan. "Saya in
anda bahwa dia menyimak dengan
Marcel tidak memp
" komentar Marcel sambil berdiri dan be
bung Marcel dengan pandangan menerawang, teringat kembali dengan mom
ya sehari-hari di lab ini, karena saat itu dirinya
*
ang tua kamu?" tanya Herman ketika dia berp
ng Ayah katakan dulu betul ... Meneruskan penelitian itu membutuhkan dana yang tidak sedikit, sedangkan aku hanya
l dengan sorot mata
s tidak mungkin untuk dilakukan, bukan?" kom
lat-alat di lab itu kemungkin juga sudah rusak karena jarang digunakan ... ta
ersenyum
amu ya
ngangguk
utkan apa yang sudah orang tuaku mulai ... Sekaligus untuk menc
apat lagi mena
yang mengejutkan," komentar Herman lagi. "Kamu sepertinya lupa kala
erjabkan ke
egas Marcel. "Bukankah keringatku saja tidak akan cukup bany
ngangkat
belumnya kan?" Dia menatap Marcel lurus-lurus. "Saya tidak mau l
u minta tolong sama Ayah untuk tidak mengizinkan
engangka
h debu seperti lab kamu itu," katanya terus terang, setelah it
ai, Marcel bertekad untuk tetap me
iasanya, Marcel tetap membantu menyajikan sarapan di dapur dan men
berbisik sambil menyelipkan sepotong roti bolu ke tanga
dan meneruskan langkah ke arah tempat cuci pakaian
an menyantap roti
merasa perutnya kenyang seakan dia menyan
akan berubah tegang karena Ronnie memimpin adik-adiknya untuk memaksa Ma
an!" teri
!" sergah Alvon sambil menu
a Marcel muncul de
rcel. "Tidak apa-apa kalau kalia
amanya dan berkata, "Ha
sam