Menantu Hina Itu Ternyata Ahli Obat
salah satu k
i penelitian mereka tentang
sambil meraih sehelai tisu untuk me
g masih menikmati secangk
tanggap Ronnie sambi
waktu luang ya sekarang ini." Ciko menjelask
masih dendam karena Marcel pernah memintanya unt
memperhatikan bagai
meriksa persediaan tabung-tabung yang ada di lemari.
sih bagian mana? Masih ada tabung-tabung yang berisi
dengan kening berkerut. "Kam
ambil berusaha m
nggaknya sampai habis," jawab Marcel ragu-ragu. "Sete
el dengan sorot ma
cairan ini aman untuk kamu konsumsi!" kata
mengakhiri hidupku, dan aku pikir salah satu cairan ini pasti akan
p Marcel tid
keajaiban! Kamu masih bisa selamat dari tindakan bunuh diri itu, ar
ya. Menurut dia cewek itu benar, ini adalah kes
ri itu." Marcel menegaskan. "Karena itu aku akan melanjutkan penel
sesaat setelah tahu kalau Marcel pernah m
ma," cetus Venya, membuat Marcel terkejut. "
e arah pria paruh baya yang duduk be
egas Marcel sambil menyorongkan lengan kemejanya. "Mana yang har
: etalase kaca yang buram, berdebu, juga lantai ya
ersihkan lab ini," jawab Venya.
g supaya kita bisa segera mulai," sahut Mar
h tabung-tabung yang sudah rusak
dan ketika masih belum betul-betul kering, tiba-t
arcel gusar. "
lab yang telah merug
udang penyimpanan ba
ebih terang dan terlihat siapa
ab penelitian?" cemooh Ci
n," timpal Ronnie. "Apa yang kamu banggakan dar
Ronnie dan adiknya, Mar
yang kembali ternoda oleh alas kaki kakak-kakak iparnya.
tertarik kini justru sibuk melihat-lihat lemari k
tunjuk Alvo
da di situ menoleh ke ar
hatinya. Dia lupa menyem
merangkul ayahnya di pojok ruangan. "Jangan-j
dan menyahut li
o sambil melangkah ke arah
eru Marcel tegas melebihi
rcel. "Jangan coba-coba mengatur aku dan adikku
l dengan sorot mata tajam, tidak seperti biasanya saat dia hanya
Ronnie dengan
rmasuk Venya dan ayahnya adalah tan
tu dengan pandangan meremehkan seolah baru saja menemukan seonggok kotoran
cap Marcel memperingatkan. "Venya dan Pa
k Meru?" sela Alvon sambi
guk Marce
sama dengan orang tua kamu?" tanya Alvon memastikan. "Tapi se
ahak mendengar
ni tidak waras?
as melontarkan hinaan itu tanpa ada rasa horm
mu, Kak!" kat
nusia!" Tiba-tiba Meru berseru lantang. " Merek
tupun Ciko dan Alvon menatap hera
hingga keluar air mata. "Hasil penelitian gagal total begini kok d
lainkan sibuk menenangkan
kalian jangan merusaknya." Marcel menengahi. "Kalian tidak percaya soal p
mbil menarik bagian depan kemej
berani. "Ayahmu bahkan mengakui dan mengiz
g. Dia mengangkat tangannya untuk
sam