Menantu Hina Itu Ternyata Ahli Obat
temukan dalam keadaan pingsan oleh penjaga rumah, dan langsung dibawa ke
tegang, seakan kejadian itu baru saja terjadi kemarin hari. "Pak Marc
tanya terlihat lebih mengeri
gat cepat," sambung Eli dengan wajah luar biasa l
, mengangguk samar sambil beristirahat sejenak. Eli menuang dua
Mail, tukang kebun yang beker
ngguk Marcel sa
is sakit." Mail mengingatkan. "Si
Marcel, dia menghabiskan
Ciko. Kakak kedua Shirley ini merupakan
awa kamu masih terikat kontrak sama keluarga kami! Kecuali kamu lunasi uta
. Siapapun tahu, bahwa dia memang menjadi alat penebus utang atas ker
riak Shirley dari arah l
ak tangga sekaligus dua sehingga c
a, dia selalu kagum dengan suara keras Shirley yang
il menyodorkan sekeranjang pakaian kotor ke arah Marcel. "Ini ada gaun yang gampang rusak k
iliki jawaban la
ak Marcel oleh kakak-kakak iparnya, meskipun di rumah itu
orang tuanya. Sehingga mulai dari pekerjaan berat sampai pekerjaan yang remeh temeh
eser pun terpaksa menebus utang ayah ibunya
au ke lab sebentar." Marcel memberi tahu Eli. "Tolong sampai
layan lain sempat memanggil Marcel dengan
ebus utang." Ronnie menjelaskan kepada para pelayannya ketik
alahkannya, dia justru muak jika ada
*
Delvino, Marcel segera mengacak-acak lemari kaca yang beris
isa memperpanjang umur manusia. Namun, karena percobaan mereka tidak kunjung ada yang berhasil, maka keluarga Delvino
s di sana," kata Herman suatu kali. "kamu
ah tumpukan berkas-berkas yang menggunung dan
ian yang pernah mereka lakukan di lab. Selain itu, dia juga menemukan
gumam Marcel sambil geleng-geleng
riskan sebuah lab kotor beserta tabung-tabung yang berisi cairan
yang ditulis dengan jelas oleh ayahnya. Dia mulai membaca ula
bekas kepada Marcel, tapi juga lengkap dengan seor
a kamu?" Herman mengernyit ketika Marcel meng
tahu alasan pasti kenapa dirinya tertarik un
jawab. "Karena ternyata orang tuaku juga mening
a ketika Herman tersenyum se
kamu maksud adalah Pa
, "Betul, pak Meru dan juga p
ggung-tanggung lagi
la sejak orang tua kamu meninggalkan lab," ujar Herman lambat-lamb
p lama mendengar pe
ap mencobanya, Yah. Siapa tahu ada satu-dua penemuan orang tua aku yang berhas
arik napas
sepeser pun dana lagi untuk membiayai penelitian kamu, sebaliknya kerugian akan bertambah besar seand
upakan lulusan bisnis mana pa
rman. "Risikonya tinggi, seluruh hidup kamu belum
pan Herman. Jujur nalurinya terusik setelah dia memb
sam