Wanita Pilihan Mafia
bisa melihat Sean Arthur baru saja masuk dengan mengenakan pakaian olahraga. Sepertinya lelaki itu menyempatkan diri u
baikan perempuan itu yang tampak memperha
enggendong perempuan itu daripada membangunkannya agar bisa kembali ke kamarnya. Seharusnya ia tidak perlu merendahkan diri dengan membawa tubuh Salwa yang berst
a wanita, justru mau melakukan hal itu kepada wanita yang bukan siapa-siapa. Tentunya, Sean tidak aka
kamarnya menuju meja makan, tentunya setelah meny
*
rang Sean Arthur. Ia masih menekuri laptop yang menampilkan cahaya biru menerpa waj
ela napas setelah mengecek dari kamera CCTV jika Salwa ya
Sean Arthur
ya. Tatapannya masih tak beralih dari rentetan gambar dan
segera pergi dari ruangan itu setelah menyiapkan minuman, tetapi perempuan itu
g pergi, ia akhirnya mau menatap perem
h di
ragu yang membelenggu hatinya. Tangannya saling bertaut, merem
ehkah saya mem
kepadanya. Karena merasa tidak ditanggapi dengan baik, Salwa
ya lancang. Sa
gan itu. Namun, sebelum tangannya me
g menyuruh
a harapan baginya untuk mengutarakan maksud dan tujuannya meminta bantuan itu. Dia be
tak
umpulkan pasokan oksigen sebelum member
presi Sean yang masih sama seperti sebelumnya, menyeramkan. Sorot mata lelaki itu begitu tajam. Bahkan, Salwa tak berani b
ali kau meminjam barang penting dan sangat privasi seperti komputer? Banya
anya ingin meminjamnya sebentar, tetapi tanggapan Sean sangat berlebihan
asih menahan diri agar bulir bening itu
k-baik saja dengan mengirim email kepada adik saya. Tapi, lupakan pemintaan saya barusan. Saya san
alik, lalu pergi dari ruangan Sean Arth
mata. Dia sudah terbiasa dihina, tetapi tetap saja itu meninggalkan luka di
n hal buruk kepada mantan pelayannya dulu, tetapi ketika mata i
ia
encari keberadaan Salwa. Hingga di saat tatapannya merarah ke bawah, ia mendapati Salwa sedang menyeka a
teriak Sean kemudian, dan den
, Tu
akang. Perempuan itu sangat hati-hati ketika melangkah,
berada di balik meja kerjanya dengan menyanda
li pun Salwa memberi kabar kepada kedua orang tuanya. Ia takut jika nanti k
puter miliknya menghadap ke arah Salwa, menyur
rsi yang berada di depan meja Sean Arthur se
umumnya, karena ia memakai Operating System buatannya sendiri yang memiliki fitur keamanan canggih. System itu hanya digunakan pada semua komputer di peru
lalu bodoh. Saya ... tidak m
bantunya itu agar lebih pintar. Menyadari Sean akan ke arahnya, Salwa
perlu b
bungkukkan tubuh, meletakkan kedua tangannya di atas meja dengan posisi lelaki itu tep
mpat yang seharusnya, membuka situs ternama, lantas
bisa mencium aroma sampo pada rambut perempuan itu yang terasa menggelitik indra penciumannya. Ta
sa berinteraksi, ponsel tidak punya, berkirim surat pun pasti terlalu lama sampainya. Sehingga ia memilih berkirin email
kasih,
*
ien telah memasukkan obat terlarang pada minumannya, berharap lelaki itu akan terjebak cinta satu malam dengan wanita suruhannya. Dengan kep
mbanting tubuhnya ke ranjang, begitu kamar hotel telah dibukakan untuknya. Rasanya begitu p
ya bantu
entu saja berpakaian minim dengan mempertunjukkan betapa indah bentuk tubuhnya. Ya, perempuan
terbaring di sana. Dia membungkuk, meraih kemeja lelaki it
i lelaki itu tersadar akan apa yang mu
akaian pun, aku tidak sudi menyentuhmu." Sean berteriak lanta
kau sangat butuh seo
pakkan diri, aku tidak akan
tha semakin tertarik dan terobsesi untuk menaklukkan lelaki itu. Dia keluar dengan perasaan
g terjadi, sehingga ia selalu berantisipasi agar tidak melakukan one night stand dengan perempuan yang
mereka-mereka yang telah berani berb
Conditioner di dalam mobil tak banyak berpengaruh. Oba
akah Anda membutuhkan seorang wanita,
in segera mandi air dingin, melenyapk
melaju gesit di gemerla
ncapai penthouse setelah menaiki elevator k
andi air dingin urung ia lakukan begitu matanya menatap ke arah kamar Salwa. Sorot matanya tampak mema
r
tidurnya, mengubah posisi menjadi duduk, beringsut menjauh dengan ber
uan,