Wanita Pilihan Mafia
is meletakkan kuncir rambutnya di atas nak
calon majikannya akan menjemput. Namun, dia harus tetap datang karena untuk inilah dir
n yang biasa bercengkerama dengannya. "Mbak Anis, nanti
i tempat asing membuat ikatan mereka sudah seperti saudara. Apalagi Salwa adala
kit gugup ketika pandangannya mengarah kepada dua orang berpakaian formal serba hitam, kacamata
g bernam
itu bukanlah majikannya, karena yang Salwa tahu majikannya adalah pria asing berkewa
ktu." Setelah mengurus segala proses penjemputan, ked
tahu bagaimana aturan yang diberlakukan calon majikannya s
ersihkan dan membuatkan sarapan saja, dia dibayar dengan nominal tinggi sehingga membuatnya segera menyetujui syarat-syarat tertentu
pria itu duduk di depan, sementara Salwa duduk di kabin penumpang. Tiada putaran lagu untuk mencairkan
an sebagai tanda pengenal penghuni apartemen itu. Salwa dan dua orang itu menaiki sebuah elevator yang akan membawa mereka k
Kami tidak mau meng
tugas apa saja yang harus Salwa kerjakan, yaitu dari membersihkan keseluruhan ruangan hingga membuatkan sarapan maji
ternama restoran yang mendapatkan predikat bintang tiga michelin star. Kau cukup melakukan sesuai instruksi karena Tuan kami lidahnya sangat sensitif. Kau bisa dipecat kapan saja jik
yang harus ia patuhi dan tidak boleh ad
dak terlalu berat, sebab tugas yang sebenarnya mudah tersebut m
Salwa kenakan. "... ganti dengan seragam kerja. Kau bisa memakai pakaianmu lagi jika sud
ragu Salwa bertanya, menatap kedua ora
kan di
sangat membutuhkan uang itu. Dia harus bisa berjuang ag
enghabiskan waktu di hotel. Tapi, kau harus tetap menyiapkan sara
akukan untuk meyakinkan kedua ora
ng benar agar nasibmu lebih baik
lerja sebenarnya sudah tertulis dalam surat kontrak, tetapi tentang apa yang mer
*
Sean A
Arthur yang duduk di kursi putar di balik meja besar itu. Sementara asistennya,
salahanmu?" Sean bersedekap dada, menatap seseorang y
rbaiki semuanya. Tolon
mperbaiki kesalahanmu selama dua
lah-olah sedang mengucapkan terima kasih, tetapi pergerakan Sean yang mengibaskan tasedati tadi hanya diam menjadi
adanya." Sean menyeret personal computer yang ia gunakan, menunjukkan layar menyala kebiruan itu kepada Leon. "Aku sudah menyimpan semua dokumen asli ya
*
dak bisa memejamkan matanya. Gugup berada di tempat baru, meskipun tempat tidur yang ia gunakan pas
menghadap sang pencipta, mencurahkan isi hati dan kegugupannya. Berharap sebuah keberhasilan akan ia dapatkan setela
ban kehidupan yang ditanggungnya di atas sajadah. Memul
buku resep yang ditunjukkan oleh dua orang lelaki tadi sore. Ia memutuskan untuk
n yang masuk melewati dinding kaca lebar tanpa ada sinar lampu yang memperjelas penglihatan. Tentu saja hal itu t
agi memang sangat cocok untuk belajar. Salwa sering melakukannya ketika akan menghadapi ujian sekolah, dan tentuny
g terasa dingin di kulit, matanya mengedar ke arah rak dapur di bagi
itu. Kakinya mulai menaiki barstool itu, sedikit berjinjit agar ma
yum setelah mendapatkan buku itu,
ng kau
ku di tangannya, sementara kakinya mendadak tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh. Bar
aaa
dengan kaki retak, jika tidak ad
ang tegas, hidung mancung dengan jambang tipis tumbuh menutupi dagu itu sedang menatap dirinya. Sampai pikiran sadarnya bekerja
as, sementara tubuhnya sendiri jus
memperlihatkan apa yang seharusnya tidak boleh diperlihatkan. Ia men
u runcing yang masih menunduk ke bawah, menga
cung, dan bibir .... Dia meneguk ludah ketika tatapannya terfokus di sana. Bibir mungil yang masih murni dengan warna biram alami, membuatnya ta
u-
mbuyarkan fantasi di kepalanya. Dia berdehem sejenak,
pa k