Tiga Puluh Nasi Bungkus
i luar kamarku. Tidak ada terdengar suara sedikit pun. Senyap. Sepi. Bahkan, suara anak
khirnya lebih baik aku memilih untuk beristirahat. Rasa kantuk mulai menyerangku hingga aku tidak kuat lagi untuk membuka kedua mataku. Terpaksa aku
______
Aku menguatkan diriku untuk bangun dari pembaringanku. Aku tidak mau seperti ini terus. Rasanya jenuh jika hanya
g isinya semangkok bubur ayam dan satu gelas air mineral. Semangkok bubur ayam itu masih mengepul asapny
Nduk?" tanya Bu R
luar sekalian ingin beraktivitas
an berbagai makanan yang bergizi biar k
tih dengan menganggukkan kepalaku
engan pelan Bu Ratih pun menyuapiku. Namun, aku tidak enak jika sebagai menantu aku terl
kan buburnya send
ka badanmu masih lemas, lebih baik Ibu
alu lemas. Sudah mulai
a berada di sampingku sembari memandang wajahku yang sedang makan bubur buatannya sendiri itu. Lama kami saling diam hingga akhirnya Bu Ratih membuka
jawabku d
m tadi aku tidak ada sama sekali membasahi tenggorokanku. Kemudian Bu Ratih mengambilkanku buah-buahan. Setelah menghabiskan beberapa bua
daku? Tidak seperti biasanya ibu mertua
gga menikah, Sari sudah mencintai Mas Edi. Jadi, Sari rel
ga menerima jika Edi hingga saat ini masih belu
. Mau hidup Sari senang atau pun menderita bersama Mas Edi, semua itu akan
itu kemudian ibu mertuaku tersenyum lebar. "Habiskan buah
gangguk
_____
n guling di atas kasur. Tubuhku mulai segar kembali setelah aku memakan bubur ayam hangat dan
ya. Indah sekali. Udara malam mulai mengayun-ayunkan setiap helai rambutku. Terasa sangat sejuk. Namun, Mas Edi tidak terl
ini hanya mempunyai dua orang cucu, sedangkan anak bungsu Bu Rat
elajang. Namun, Mas Edi menjawab pertanyaanku itu ternyata di luar pemikiranku. "Tiara, masih ingin mengejar kariernya. Jika ia
lum mempunyai pasangan yang cocok untuknya. Ternyata Tiar
nah pada suatu saat ayah dan ibu Mas Edi membawa seorang laki-laki ke rumah untuk diperkenalkan dengan Tiara, tetapi Tiara malah acuh pada laki-laki itu hingga laki-laki itu mengucapkan kata-kata kasar pa
ku. Dari kejadian itulah ayah dan ibu mertuaku tidak mau
masih di sini?"
yarkan lamunanku tentang cerita M
malam yang berembus sepoi-sepoi se
ke dalam rumah karena udara malam itu ti
abku sembari t
masuk lagi ke dalam rumah untuk menemani anak-
an sudah sepi. Pengendara roda dua yang lewat hanya bisa dihitung memakai jari tangan saja, sedangkan pintu rumah para warga sudah sebagian besar di tutup dengan rapat. Biasanya ja
ra
rumah itu telah pindah ke luar kota dan kata sang pemiliknya rumah itu akan jual jika ada yang berminat membelinya, tetapi itu pula jika harganya cocok. Mataku membula
a penasaran yang hebat, kuberanikan diri untuk mendekatinya
eh seseorang. Untung saja benda itu hanya selembar kertas yang sengaja digumpal-gumpal lalu dilempar ke arahku. Dengan segera kuambil gumpalan kertas itu ya
nya. Kedua mataku pun semakin membulat. Rasa t