Tiga Puluh Nasi Bungkus
Dek?" tanya Mas Edi
yur sop,"
erja dan belum pula aku mencium punggung tangan kanannya, eh
u segera mencium punggung tangan kanannya lalu dengan segera pula kulepaskan jaket
ana, Dek?" t
nonton televisi
alam pada atas meja makan dengan menaruh jaket kotor Mas Edi
hkan tubuhnya di dalam kamar mandi. A
____
nak sekali," puji a
enak sekali," sahu
ni selalu enak," puji
a tersen
mbilkan sepotong ayam di dala
yang," jawab Mas Edi sembari menghir
r mereka masing-masing. Aku menyuruh mereka untuk segera t
berikan sejumlah uang padaku
tanyaku dengan kedua b
lah beri untuk kita ha
ke rumah. Namun, aku juga sangat heran rasanya pada Mas Edi. Tidak mungkin jika uang
ih. Enggak menentu, sih. Hasil segitu sudah bersih. Berarti sudah dipakai Mas Edi untuk membeli bensin dan rokok. Bahkan, sudah dipakai juga oleh Mas Edi untuk minum di warung Mbak Mila. Perawan tua yang pun
alu pagi sekali. Setelah Azan subuh Mas Edi sudah keluar rumah dan pula
ang penghasilan dari Mas Edi. Aku berpikir jika semua uang yang
sakkan apa lagi
i setiap masakanmu karena masakan istri itu lebih
ering nongkrong di warungnya Mbak Mila?" tany
Bapak-Bapak saja, tetapi para Ibu-Ibu juga ada. Enggak usah cemburu seperti itu. Aku h
memulai ucapanku lagi. "Beso
buatkan nasi bungkus seper
" tanyaku dengan ked
keberatan kan, De
gelengka
aneh terhadapku. Akhirnya aku tidak pernah menanyakannya lagi pada Mas Edi. Aku tidak mau jika hanya karena nasi bungkus, aku dan Mas Edi menjadi bertengkar. Apa lagi kami tinggal di rumah kontrakan yang padat
nak juga pada orang tuaku. Namun, terkadang semakin lama a
dan sisanya kamu tabung untuk membeli rumah. Jadi, kita tidak harus ti
anggukka
dan rawonnya dipisah. Sayur rawon itu dimasukkan saja ke dalam kantong plastik lalu d
hanya bisa menga
n aku berangkat kerja, aku bawa stiga puluh bungkus nasi itu. Jangan lupa sertaka
aku juga mengan
erti, maka aku akan i
in ya, Mas
jangan lupa untuk mengurus dirimu sendiri juga jangan sampai kayak tetangga sebela
" jaw
aka setiap seminggu sekali Mas Edi juga memintaku untuk membungkus setengah gula pasir, seko
ibawa ke mana? Diberi untuk siapa? Aku hany
___
a," ucap salah satu tetanggaku yang b
ap hari loh,"
melimpah aja, Bu. Reze
itu dengan membawa bungkusan terus bungkusan itu diberikan sama
ipe suami idaman, loh. Pak Edi pekerja keras, sayang ist
biar segar jika pada pagi hari olahraga. Nah, kemudian mataku itu enggak se
bak Mila baru buka,
a disertai dengan
sayurnya biar aku total harganya," ucap Ma
elangkah masuk ke rumah dengan pikiran yang tak karuan. Perkataan Bu
h lihat. Namun, kini ucapan Bu Retno seolah telah meyakinkanku. Coba aku t