Tiga Puluh Nasi Bungkus
Ayah lagi a
Delia seakan k
aku dengan mengg
ncengkan Mbak Mi
na?" t
getahui jika ada Delia dan Nurmi yan
pinggang Ayah," sa
i? Harusnya Delia dan Nurmi yang diajak jalan-jalan ol
ku. Anak-anak saja punya rasa cemburu pada Mas Edi, seolah kasih sayang Mas Edi telah terbagi oleh Si Mila
nggung semua ini. Anak-anak belum cukup umur untuk mengetahui semua permasalahan orang dewasa. Mereka masih butuh banyak kasih sayang, belajar, dan bermain. Tidak harus me
menangis?"
nangis kok sa
ngis," sahut s
sembab?" tanya Delia lagi. Delia tidak p
angin kemudian terbanglah debu itu dari mata Ibu. Ketika debu itu masih bersembunyi di mata, Ibu sempat mengucek kedua mata Ibu yang akhirnya terlihat sembab seperti orang yang baru saja menangis. Seperti itu ceritanya," jawabk
a Ibu habi
makan siang. Menunya sudah ada di at
Bu?" tan
u lupa beli," jawabk
____
ak-anakku. Dengan cepat aku melangkah hingga akhirnya aku sampai ke warungnya Mbak Mila. D
engan mereka jika akhirnya mereka me
ngan Mas Edi pakai acara peluk-
. Iya kan?" tanya Mbak Mila pada empat orang laki-laki yang s
engan sambil peluk-pelukkan. Tidak mungkin jika mereka itu boh
lain. Aku sedari tadi nongkrong di warung ini dan Mba
kot jika sedari pagi tadi hingga
u kuantar lagi untuk pulang sampai ke rumah mereka. Dari pada aku di rumah tidak ada yang diajak mengobrol lebih baik aku nongkrong di warungnya Mbak Mila. Bu Sari kan tahu jika statusku duda. Aku kesepian jika
i dengan istri dan anak-anaknya, sedangkan aku pasti akan dapat sisanya saja. Ojek online kan tidak menentu penghasilannya. Apa lagi biaya hidup sekarang ini cukup tinggi. Harga minyak goreng tidak ada
sama aku saja. Duda tanpa anak dan rasanya masih pejaka," sahut sopir angkut
ali terulang seperti ini lagi, aku tidak
n Mas Edi. Walaupun wajahnya tampan, tetapi uangnya ... Hidup itu butuh uang. Bukan ketampanan. Kala
. Tidak mungkin anak-anakku salah lihat ataupun berniat untuk membohongiku. Delia dan Nurmi itu anak-a
erjalan melewati kamar Delia dan Nurmi, kulihat mereka sudah ter
____
sampai di rumah. Aku masih bersikap seperti biasanya. Ketika Mas Edi pulang ke rumah,
ek," ucap Mas Edi lalu menyen
a lagi rasa cinta di hatiku pada Mas Edi. Rupanya Mas Edi merasakan jika senyuman yang teruk
k suka akan kedatanga
banyak pertanyaan di otakku
ulang ke rumah selalu membawakanmu uang
egera menyodorkan amplop yang be
ni?" t
aja," j
i dalam amplop tersebut kemudian membaca
ya kelakuanmu di b
mana surat ini?
Aku mau pulang ke rumah orang tuaku untuk menenan
ng dari pagi hingga malam. Kamu kira mencari rezeki di jalanan itu mudah? Jika ban roda duaku bocor lalu jauh dengan tambal ban, terpaksa aku harus
di
i cemburu. Ingat, Dek. Kita sudah mempunyai dua orang anak. Tidak seharusnya ka
Mas. Namun, kini kepercayaanku seolah hi
emua isinya menunjukkan tentang diriku. Orang
i mana dengan Mbak Mila yang sudah berani