icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tiga Puluh Nasi Bungkus

Bab 3 Isi Surat Menggores Hati

Jumlah Kata:1056    |    Dirilis Pada: 12/09/2023

pulang dari sekolah lebih baik aku membaca isi surat itu. Niatku untuk menyapu halaman belakang

bergetar dengan hebatnya akhirnya amplop itu terbuka juga. Perlahan, tapi pasti dengan pelan aku membaca huruf demi huruf yang tela

tuk M

lancang mengirim surat ini langsung ke ru

dan dua orang anak, kuharap dengan kedatanga

pengirim yang jelas tertera pada amplop sura

hagiaan kepadaku dan ketiga buah hatiku. Mereka senang

h dan seisinya. Semua kenangan tentang Mas Edi selalu aku simpan di dalam album foto. Ke m

m da

Lemah semua persendianku. Seakan

u. Seakan hatiku kini tidak berpenghuni lagi. Seakan kegelapan menyerbu pikiranku. Tidak ada kesemangatan di dalam hidupku. Berapa tahun mereka menjalin hubungan itu secara diam-diam hingga tercipt

mah tanggaku terus-terusan di uji. Haruskah aku mundur ataukah memili

elama ini baik-baik saja dan betapa bodohnya aku karen

usan mendapatkan ujian di dalam rumah tanggamu," ucap ibu waktu itu. Pada awal aku

?" tanyaku dengan menge

ghadapi semua konflik di dalam rumah tangga hingga akhirnya Ibu dan Bapakmu sampai kini tetap bersama. Buka

h tahun?" tanyaku lagi

lik di dalam pernikahanmu sedikit demi sedikit akan mereda dengan sendirinya. Ibarat kamu menanam padi lal

kini setelah kujalani pernikahan ini hingga delapan tahun barulah aku teringa

uk dimakan. Asal ada beras, gas, garam, dan bawang di dapur. Itu sudah cukup bagiku. Jika ada rezeki berlebih, bolehlah sekali

dan mobil saja yang aku belum bisa punya. Namun, aku masih mengumpulkan uang untuk mewujudkan semua itu. Uang satu juta rupiah itu hanya untuk mencukupi semua kep

lum sanggup untuk mengontrak rumah, kami

jika pulang mengojek selalu saja membaw

u, Bu?"

ak," ja

membawakan terang

s?" tanyaku sembari me

," jawab

lagi,"

k untuk Ibu hami

klah mahal. Namun, aku senang jika ia selalu memper

Edi. Mas Edi tidak pernah terselisih paham dengan saudara-saudaraku walaupun kami waktu itu tinggal satu atap hingga akhirnya Delia lahir ke dunia ini. Memasuki usia Delia yang ketiga bulan, aku dengan

nyikan nama dan alamatnya. Bukan hanya Mas Edi telah membohongiku selama bertahun-tahun yang membuat hatiku sakit, tetapi Mas Edi telah mempunyai tiga buah hati d

panggil Del

asukkan surat itu ke dalam amplop lalu kumasuk

ayang,"

lihat Ayah,"

Ayah lagi a

Delia seakan k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka