Tiga Puluh Nasi Bungkus
pulang dari sekolah lebih baik aku membaca isi surat itu. Niatku untuk menyapu halaman belakang
bergetar dengan hebatnya akhirnya amplop itu terbuka juga. Perlahan, tapi pasti dengan pelan aku membaca huruf demi huruf yang telatuk M
lancang mengirim surat ini langsung ke ru
dan dua orang anak, kuharap dengan kedatanga
pengirim yang jelas tertera pada amplop sura
hagiaan kepadaku dan ketiga buah hatiku. Mereka senang
h dan seisinya. Semua kenangan tentang Mas Edi selalu aku simpan di dalam album foto. Ke m
m da
Lemah semua persendianku. Seakan
u. Seakan hatiku kini tidak berpenghuni lagi. Seakan kegelapan menyerbu pikiranku. Tidak ada kesemangatan di dalam hidupku. Berapa tahun mereka menjalin hubungan itu secara diam-diam hingga tercipt
mah tanggaku terus-terusan di uji. Haruskah aku mundur ataukah memili
elama ini baik-baik saja dan betapa bodohnya aku karen
usan mendapatkan ujian di dalam rumah tanggamu," ucap ibu waktu itu. Pada awal aku
?" tanyaku dengan menge
ghadapi semua konflik di dalam rumah tangga hingga akhirnya Ibu dan Bapakmu sampai kini tetap bersama. Buka
h tahun?" tanyaku lagi
lik di dalam pernikahanmu sedikit demi sedikit akan mereda dengan sendirinya. Ibarat kamu menanam padi lal
kini setelah kujalani pernikahan ini hingga delapan tahun barulah aku teringa
uk dimakan. Asal ada beras, gas, garam, dan bawang di dapur. Itu sudah cukup bagiku. Jika ada rezeki berlebih, bolehlah sekali
dan mobil saja yang aku belum bisa punya. Namun, aku masih mengumpulkan uang untuk mewujudkan semua itu. Uang satu juta rupiah itu hanya untuk mencukupi semua kep
lum sanggup untuk mengontrak rumah, kami
jika pulang mengojek selalu saja membaw
u, Bu?"
ak," ja
membawakan terang
s?" tanyaku sembari me
," jawab
lagi,"
k untuk Ibu hami
klah mahal. Namun, aku senang jika ia selalu memper
Edi. Mas Edi tidak pernah terselisih paham dengan saudara-saudaraku walaupun kami waktu itu tinggal satu atap hingga akhirnya Delia lahir ke dunia ini. Memasuki usia Delia yang ketiga bulan, aku dengan
nyikan nama dan alamatnya. Bukan hanya Mas Edi telah membohongiku selama bertahun-tahun yang membuat hatiku sakit, tetapi Mas Edi telah mempunyai tiga buah hati d
panggil Del
asukkan surat itu ke dalam amplop lalu kumasuk
ayang,"
lihat Ayah,"
Ayah lagi a
Delia seakan k