icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jadi Istri Duda

Bab 7 TANPA RASA

Jumlah Kata:2152    |    Dirilis Pada: 05/07/2023

ah karena alasan apa, mereka seperti mendukung sekali kebahagiaan pasangan pengantin

. Dia berniat untuk menjemur handuknya. Matanya tidak sengaja melihat sang ayah sedang m

akan tidur di kamar hotel bintang lima, mengingat acara pernikahan kemarin di

ia rasakan selama hidupnya. Namun, kenapa tidak sekalian saja istirahat di sa

engantin baru selalu satu tempat setelah menikah

at pemuda lima belas tahun kita yang manis ini tersadar dari

ke mana sepagi ini?" tanya Jevano sopan

anaknya. Lalu, dia menunduk lagi untuk menyelesaikan peke

lum akan sesuatu. "Kenapa enggak dari kemarin saja kita

negakkan badan dan memandang anaknya lekat. "Ayah, kan, kemarin sudah bil

ang itu. Matanya pun melebar, begitu juga dengan mulutnya

t satu sudut bibirnya, menampakka

mak

Jamal mengeru

Ayah grogi." Jevano menjeda kata-katanya. Jamal yang disebut mulai menaruh tatapan curiga. "Eh,

van

n langsung berlari ke kamarnya, menyelamatkan diri sebelum diterkam o

esit itu. Dia menghela napas. Tidak terasa anaknya sudah sebesar itu. Ta

*

utama kelu

k-balik ke dari dapur ke meja makan. Berkali-kali asistennya itu menyuru

lima belas menit yang lalu menunggu kedatangan menantu dan cucu barunya. Awalnya, dia sudah siap akan duduk di ruang makan. Namun,

memusatkan perhatiannya kepada koran yang tadi diberikan oleh Pak Samin, sekuriti rumah, kepad

ihat anak perempuannya yang sedang sibuk menata hidangan di meja makan ikutan ters

iem doang, loh." Dia tertawa tanpa suara saat mamanya itu berbalik dan menghadap ke televisi. "Lagian yang m

oleh istrinya. Wanita itu semula bersandar di pundaknya. Namun la

u sama anakm

ari seperempat abad itu. "Sayangnya Abdillah, jangan marah. Kamu tenang, ya, Sayang. Aku enggak bakalan mel

h mau Juwita nikah sama orang yang enggak jelas as

enggak inget apa yang dulu berani ngelaporin perampokan di rumah ke kantor polisi itu siapa?" Tuan Anggari masih terus

ta juga enggak pernah ngerasain yang

nya kamu malah enggak menghargai pilihan anak kamu. Kamu tahu sendiri Juwita anaknya

sih, yang tidak galau akan masa depan anaknya? Apal

" Dia sangat riang. Dengan segera, dia berpamit kepada kedua asistennya dan segera menuju pintu utam

gitu. Apalagi istrinya malah melotot dan memberikan tat

a membuka pintu utama dan menyambut suami serta anaknya.

a lesung pipi tampannya. Sedangkan Jevano, dia hanya diam

pria itu sudah ada di depannya. Bergantian Jevano

meng

ano?" Dia mencoba mengambil atensi anak tirinya

melirik sebentar, masi

yenyak?" tany

an anggukan kecil dari

merasa tidak dianggap. Dia pun menoleh dan langsung men

Mama?" ta

ah siapin makanan buat kita

memasuk

rjalan di sebelah Juwita. J

kit doang, sih. Bibi yang masak." Ju

iapin," gerutu Jev

a Juwita yang mendengar anaknya

ggak ngomong apa-apa

a. Namun, dia tidak ambil pusing dan terus membawa suami

Nyonya Anggari. Mereka berdua dipeluk erat d

ti," bisik Tuan Anggari kepada

gangguk.

ap sang kakek. "Kakek udah enggak sab

ir dan matanya. Bahkan Nyonya Anggari yang sedari tadi ma

Nyonya Anggari meraih Jevano dan meme

senyuman Jevano me

an Anggari membentangkan ta

uwita terharu bisa merasakan momen seperti ini dengan keluarganya. Bukan hanya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, senyuman dan antusias

diam, Jamal menggenggam tangannya di bawah meja. "Terima kasih

gat kepada sang istri. Lesung pipin

n Jamal yang tahu. Ya, karena sejatinya, hanya mereka juga

ang ekstrim seperti yang disajikan di film, sinetron, atau drama. Mereka juga tidak menjalani 'nikah ko

Juwita juga menyampaikan dengan sangat lugas keinginannya untuk menikah dengan Jamal saat itu. Ya, saat itu. Saa

*

dak mempunyai pilihan lain. Saya rasa Anda adalah pria yang pas

membuat benteng ego karena perkataan Juw

n terdengar egois. Namun, saya pikir, kita bisa saling memberikan keuntungan satu sama lain. Saya menika

ang diungkit. Memang kenapa dengan masa depan Jevano?

sombong, cuk

aya bukan hanya serta merta ingin memberikan bantuan kepada Anda. Akan tetapi, juga masih untuk rasa terima ka

it bibir bawahnya dan menautkan antara jemari

. Orang seperti itulah yang saya butuhkan untuk menjadi pendamping saya. Karena, perusaha

ada tetesan air mata yang baru s

kehilangan Papa. Itu karena ada orang yang culas dan tak bisa dipercaya. Namun, Anda, saya yakin Anda bukanlah orang yang sepert

juga tidak mempunyai rasa satu sama lain." Jamal perlu meyakinkan wanita di depannya. Terkadang wanita ya

semua ini tanpa perasaan, Pak Jam

vano? Saya tidak bisa memberikan

ngapa saya merasa sayang dengan dia. Maaf, jika ini terdengar aneh. Tapi, saya ben

apa dengan stat

kan memberikan kebahagiaan untuk

no selalu dibawakan berbagai oleh-oleh saat Juwita berkunjung. Cara wanita itu mengajak bicara anaknya, menat

yang telah memberikan segala fasilitas dan pengobatan yang saya butuhkan. Saya berjanji

a dengan apa yang barusan dia dengar. "Baiklah." Di

ita dan menjabatnya. "Saya

Pernikahan kita tanpa per

k Jev

ukannya dengan baik

cap dengan mulus dan tuntas. A

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka