Jadi Istri Duda
ngsung dilambai oleh mertuanya untuk mengikuti ke lantai dua. T
irinya. Jantungnya berdegup kencang. Dia tidak boleh salah atau paling tidak, dia tidak boleh terlihat kikuk di d
ya masuk. Lalu, dia yang me
amu, Jamal." Tuan Anggari menepuk pundak Jamal
jaraknya, sekitar tiga langkah di belakang. "Ada kep
an ke belakang. "Panggil saya Papa, Jamal
a," ucap
a sedang tegang. "Rileks, Jamal. Saya tidak akan mempermasalahkan pernikahan kalian berdua. Well, itu adalah masalah kalian dan kalian sendiri yang menyetuju
eriksa latar belakang kamu, bagaimana kehidupan kamu, bagaimana kinerja kamu, di mana kamu tinggal, dari mana kamu bera
ang menghadapi orang sekaligus pemimp
engecek bagaimana kamu hidup selama ini. Dan ternyata ...," ucapan Tuan Anggari menggantung saat dia membuat gestur mengangkat pundak bes
anaknya sangat suka memilih dan malah hampir perfeksionis. Bahkan, dia sebelum ini bilang bahwa
isa membuat Juwita membuka hati. Bahkan tanpa mem
bahwa dia bukan dari kalangan menengah ke atas. Ah, tidak
ekati menantunya dan menepuk pundak pria itu. "Saya yakin kamu pasti mempunyai banyak cerita yang kamu simpan. Saat saya tahu bahwa kamu adala
Anggari bertumpu di bahu J
mendapati kedua sorot mata mertuanya sang
gan persetujuan kamu dan Juwita untuk ke pelaminan. Akan tetapi, Jamal, apa pun perjanjian
rnya menyingkirkan tangannya dari sana. "Jadi, apak
irannya langsung m
unyai kedudukan di perusahaan saya. Pun sebelum ini, kamu juga bekerja di peru
ga, apa yang ada di b
u bercerita tentang kehilangan pekerjaan dan
rcerita se
ganmu seratus persen bahwa kamu bisa membawa perusahaan ka
di apa di perusahaan?" tanyanya dengan sedikit ragu. Tentu saja dia sangat merasa segan untuk menanyakan perihal jabatan, mengingat dia hanyalah ora
untuk menantuku selain Direktu
Sekali lagi dia menel
gar suara jeburan yang cukup keras serta teriakan dari luar ruangan di lantai bawah, d
Jevano yang sedang berdiri di pin
*
kukan apa. Dia harus menghadapi nenek dan bundanya tanpa sang ayah. Berkat inisi
dibantu, Tante?"
senyum. "Enggak, sayang. Kamu duduk aja di situ sambil nunggu ini
ihkan makanan sisa ke tempat yang lain. Entah mengapa hatinya agak sakit melihat itu. Apakah ini yang biasa dilakukan para pelayan itu, m
Lalu dia melihat ke arah yang sama. Dia tersenyum. "Makanan itu buat makan siang k
a sedang diperhatikan. "Lalu
iri pakai bahan makanan yang ada di kulkas. Kalau mereka mau menu yang sama dengan apa yang mereka masakkan d
gin tahu," jawab
ngin, anaknya ternyata mempunyai hati yang lembut. Kemudian,
Juwita yang terlalu tiba-tiba itu pu
, dia menepuk dada anaknya dengan punggung pergelangan tangannya. Tentu saja karena tangannya masih penuh dengan air semangka, lengket. Dia bisa melihat dengan jelas bahwa anaknya k
a serta semangka yang sudah menjadi e
g sej
ke halaman belakang buat lihat-lihat. Ada
enae-benar ingin untuk membantu. Akan tetapi, paling tidak dengan pe
anisnya. "Enggak. Gak papa kamu keliling
menjauh. Dia masih diawasi oleh Juwita
ganteng kayak gitu." Itu adalah uc
enyum. Sangat ramah
a ganteng. Nemu di mana, Non, duda sama anak hot
bi kenapa tanya gitu, dah?
nya sampai merah gitu, ih." Bi Tika mas
ket lengkap. Jamal tampan dan bertubuh tegap. Begitu pula dengan Jevano. Dia yakin bahwa mereka sangat menyukai olah raga. Terlihat dari b
untung banget, kan?" J
idaman banget. Bahagia selalu, ya, Non. Bi Tika selalu
an yang sangat nyata di dalam dadanya. Perjanjiannya dengan Jamal. Ya, pernikahan ini. Mereka memang nyata menikah dan semua orang juga tahu kalau mereka adalah suami i
gkin untuk keluarganya. Tidak, dia tidak akan mengatakan itu adalah sebuah akting karena nyatanya dia sangat menyayangi Jevano sebagai anaknya dan dia juga masih mempu
buat lihat-lihat belakang." Juwita meminta dengan baik lalu menuju was
kan air dalam kolam. Dia mendekati anaknya. "Perlu baju ganti u
leh sejenak dan tak menjawab apa-apa.
a?" tawar Juwita menunjuk ke bagi
da padepokan di sana. Rumah ini sangat lengkap dan luas sekali. Dia hampir tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Ini seperti apa yang ada di televisi
juga baginya. Dia baru tahu bahwa sang ayah sudah lama mempunyai hubu
mutuskan untuk menikah. Tentu saja itu hanya akalan mereka saja agar Jevano tidak begitu curiga. U
dongkan tubuhnya ke samping untuk melih
ia menggunakan tangannya untuk meny
gsung menghindar. Tanpa sengaja gerakannya terlalu ku
hnya dan dia tidak sempat meraih pundak Jevano untuk pegangan. Persetan dengan lantai licin yang semaki
AA
Y