Langit Jam 4 Sore
manis di teras menunggu Arman datang menjemput. Dibalut kaos oblong longgar berwarna pink dan celana blue jeans, Divi
?", Gema menghampiri Divi
r tanpa menoleh kepada Gema, pandangann
sama Arman. Be
isana ada temen
ggil dari dalam. Sontak Gema langsung bangkit
Bu. K
kuan Mba Rum. Ibu mau cek bah
u ngecek pe
. Kamu ngga lagi
geleng Gema denga
rman sebetulnya.", batin Gem
ngatakan padanya hampir tiba sedikit lagi. Dan tak berapa lama Divia berdiri di depan pagar, kendar
Div
an maju tiga langkah ke depan, mem
Siap menghabiskan waktu libur mereka di keda
mu jadi i
. Dia tuh sohib
itu..
, jawabn
k dan hanya me
Oh
sudn
ya Oh? Kan aku b
kan cowo bera
man menggeleng
? Siapa sih teman kamu? Pa
ku bercanda. Tem
gitu saja dari tadi susa
aku cewe? Kamu jealous ya?
le lo.. Pe
, pingin lihat muka kamu berubah ng
tak menyangka Arman akan sejujur itu mengatakan ingin melihat perubahan mimik wajahnya
man kamu itu ud
um nikah, tapi calon
a, aku kepo saja sih. Hah
tu kampus dulu. Tapi,
kalau kamu? Hahaha.. Kamu kan
gambaran tuh.", jawab
e..", timpal Divia s
ya balik Arman dilanjutkan dengan gelak tawa
n sendiri kali ya.. Nanti kalau ada
a kamu pasti b
hu ah.
ri area lantai dua bangunan kedai kopi itu kini telah selesai direnovasi. Tentu keduanya berencana akan ngopi di lantai dua saja, karena suasananya pasti lebih asyik dan mereka harus buru-buru naik sebelum tidak kebagian temp
kosong kan?", Divia mengawa
tersenyum ramah. "P
e satu, kamu apa
te.. Sama crois
keju satu Mba",
tampak memproses nota
selesai disiapkan. Tapi tak perlu menunggu lama, semua pesanan mereka telah siap di depan mata. Masing-masing
au dima
kahnya dan Arman ke kursi tujuannya. Kebetulan meja ya
duduk berhadapan. Po
as nih
aik.", Arman mengakhiri
ru sampe
angguk setelah menyedot i
gannya kepada lelaki berkaus biru yang berdi
.", pinta Arman pada Haris
ramah sembari mengangguk menatap Divia. Dan
Haris.. Ris, ini y
is menyodorkan tan
tak kalah ramah.
h pake abang. Gue ngg
awa mereka ko
, ucap Divia meniru kalimat Arman sebelummya. Wajahnya menyelidik kepada Arman.
eh kok. Cuma bilang kalau dia
, jawab Divia tak santai sembari
o kerja daera
Divia balik dan lalu
katanya.", tukas Har
jawab Arman yang sedang
, Matraman
Kenapa eman
ahu saja. Tak tahu maka t
o garing!",
inuman dan makanan ringannya masing-masing. Dan tentunya
ri kesini? Pacar
punya
ong banget. Kata Arm
lo bilang-bilang
Divia ngga dika
nginep di rumah sepupunya.", uc
Gitu
yang satu ini?", tembak Haris to the poin se
an lo itu! Ngga jelas."
atuh cinta saat pandangan perta
ini Man, halu tin
a.. Saking tampannya waktu ke
-malasan Divia menim
v.. Arman ngga
as lo ngga jelas
Maghrib-maghrib Arman pern
a melongo tak sabar menden
fakta, Haris tidak bicara sembarangan kali ini. Dia hanya heran, ternyata Hari
yariin aku, padahal aku di pojokan taman depan teras. Pada ngga lihat aku,
u denger aku, ce
imana Man waktu itu? Lu
gue udah masuk ke ruang tengah. Gue bilang dari tadi gue di
khluk tak kasat mata saja naksir parah sama
h. Tapi sayang, gue b
ang bilang kamu kolong
g yang hadir memenuhi kursi-kursi yang kosong di lantai dua kedai kopi Ber