Langit Jam 4 Sore
emintanya merekap ulang laporan tersebut untuk mengetahui besaran bonus yang harus mereka siapkan untuk divisi marketing. Di sela-sela kegiatannya, sesekali Divia terkekeh geli mencuri pandang waj
berdecak dan membuat Murni yang meja kerjan
tah banget. Kok ng
tanya gue. Emang g
erdering, memecah obrol
kerjakan
alan superma
sudah cepat kesini. Saya a
k banyak sih. Kalau su
tut.
a geram karena merasa si bos tidak mau mendengarnya bicara sampai selesai. Ma
rutu Divia dan meletakkan
Murni menimpali ge
lar, udah ngga sabar m
kayak baru kenal
?!", dengan tawa cekikikan Divia malah menggodai teman satunya lagi yan
o. Lagi pus
i, lagi pusing.", t
cepat selesai, mengingat tadi Mr. Jung mengatakan bahwa sudah ada tugas lain yang menantinya di bawah. Dalam keadaan serius seperti ini, j
tu. Kini dirinya juga sudah selesai mencetak hasil pekerjaannya tadi dalam beberapan lembar kertas HVS. Dengan
pa dari Pak Tedy menyambut kedatanga
Pak Tedy. Sementara staf yang bernama Pak Tedy itu ma
menanggapi gelagat temannya yang mencurigakan itu. "I
epada objek dokumen yang sedang dibahasn
enginjakkan kakinya di
perintah
hir seperti yang diminta.", seraya kedua tangan Divia menyerah
luarga ya. Ke bagian rekam medis. Kamu mintakan ke mereka rekam medis anak Saya, Jung Min. Untuk S
g disodorkan oleh bos Koreanya itu,
diantar sopir. Kamu bilang sama Pak Wawan m
Mr. Jung, berlalu pergi hendak menuju meja kerjanya di lantai dua lal
m adam yang berada di lantai satu. Dari ba
cantik, nunduk
.", jawab Divia seraya kakinya mulai m
ada dirinya sendiri, namun masih dapat didengar oleh P
uda. Makin hari makin gila saja kau ku perhati
Woo.. Orang Saya Cu
jelas. Nakutin orang.", Pak Lukas pun tak tahan ikut menimpali si
Jung Min yang sedang rebahan di sofa sambil memegangi tabletnya
a sekolah
ab Jung Min tanpa mengalihkan kedua m
ibur.
mula. Dirinya berharap tugas keluar kantor kali ini akan memakan waktu cukup lama, agar sore nanti dia
umah sakit Mi
n wajahnya kepada Divia yang sedang ber
rusin rekam medis si J
gi sama
yin.. Udah y
-hati
anya Jung Min mencegat lang
sakit. Disuruh bos.
in seraya menurunkan ked
ah
angan Jung Min menggelayu
nya Divia menoleh kepada Murni, meminta pertol
erbarengan melihat tingkah Jung M
a sana.. Ngamuk lho d
. Itu mau ketemu dokter lho
nyak dokter disana. Nanti kamu disuntik lho. A
. Ngga mau.. Pi
i anak. Udah deh yuk ke bawah, bi
ukas Murni cengengesan me
urun menuju ruangan Mr. Jung Wo Jin. Perlahan dan sangat hati-hati Divia men
sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas mereka masing-masing di balik sekat partisi biru yang membatas
g atas ketukan pintu y
bos saat menangkap keberadaan Ju
Min minta ikut Sa
u apa Ju
alan sam
gan! Dis
riak Jung Min memberont
tak tega dan tak mau melihat Jung Min menangis, beliau p
Jangan
ucapan bosnya itu. Artinya dia harus siap-siap kerepotan membawa bocah gemas
tukas Divia dengan senyum yang dipaksakan. "Ayo
a say goodbye kepada papanya seraya mengekori Divia yan
ikut-ikut segala.", b
sapa Pak Lukas ketika mereka b
a nih, bocah
si bos? Mau
tra Keluarga, ngur
obil Serena hitam menghamp
ak, jal
i-hati. Dada
perj
you a
Than
mau ajak aku
ni, "Iya Jung Min, nanti nurut ya sama aunty.
unty.
sisi kirinya. Menerawang keadaan jalan di siang hari yang terik itu dari balik jendela. Be
-kakinya pada alas di ujung tangga loby. Jung Min bersikap manis dengan tangannya yang mas
setelah Divia menyerahkan sebuah amplop yang dibawanya tadi dan
ini kamu manis sekali
wab Jung Min beg
menyadari bahwa sikapnya yang tak banyak tin
kita beli es krim di m
nnya di rumah sakit, dia akan menepati janjinya tadi pada Jung Min. Sambil menggoyang-goyangkan gandengan t
im ya
. Ayo kita be
ak seperti teman sebaya, yang sama-sama menikmati sore sambil makan es krim bercorong di tangan mereka mas