Bangkitnya Istri yang Terbuang
t mereka sedang sarapan. Dian yang tengah hendak men
ak sakit, belum pernah malah," jawab Dian lal
ya," timpal
ia merasa tak enak hati karena sering
iri, jadi mana mungkin Tante merasa direpotkan, mala
baik sekali," ucap Dian samb
, hatinya begitu terharu menyaksikan kebaikan de
ak yang baik, dia pasti saaaangat menyesal karena telah meninggalk
rapkan aku lahir. Aku sudah tak berharap bertemu sama ibu lagi," jawab Di
jangan pernah membencinya, ya," pinta Nu
ah, sejak ibunya tak pernah pulang dan lebih memilih laki-laki itu, rasa benci dalam hati Dian
. Bukan justru membiarkan dirinya terombang-ambing dalam kerasnya badai kehidupan. Membiarkanny
p hendak ke rumah sakit, ia sudah lebih dulu rapi dan meme
sudah datang," ajak Dian pada Nurul yang
beberapa ruko, tetapi Nurul menyarankan agar ia tetap menabungnya demi masa depan sang anak kelak. La
*
ngan suami dan istri sedang menunggu kedatangan dr. Rian, do
n sebelumnya, jadi nomor antriannya tak
rul mengenai kehamilan, tiba-tiba saj
panas menyelimuti jiwa Dian, ingin rasanya perempuan itu menampar wajah sepupunya yang sangat jumaw
dari anakmu? Oh, atau jangan-jangan dia l
ulut ka
i, darahnya terasa
bujuk Nurul lalu keduany
elengos, membuat wanita itu semakin jijik meliha
n muak karena mudah sekali lelaki itu disetir oleh Raya, cinta
nggil suster di depan pint
uan
k Dian menggunakan ekspresi wajahnya, kemudi
ecut melihat tingkah Raya. Tak dipun
karena telah menyia-nyiakan aku, Tan," ujar Dian
ar ya," balas Nurul lalu m
aja, wanita itu sudah tak sabar ingin bertemu dengan
ahagia ini saat aku
a. Bahkan saking lamanya tak bersua, kini wanita itu sudah hamp
ya, bahkan Tante Indira bilang ibu berkali-kali menco
rsayat nyeri jika membayangkan
ngi kamu meski Papa tak
njol, kemudian mengelusnya dengan sangat lembut, k
" ujar Nurul yang baru s
ama Mia anaknya Bu Mirna dulu yuk," ajak Dian s
gapain
, Dian memang tak banyak berc
Dian sambil tersenyum, tak sabar menu
emu, tiba-tiba saja wanita itu melihat seorang laki-laki sedang du
terus mengamatinya. Ia memicingkan
nasaran dengan raut wajah Dia
memperhatikan gerak-gerik laki-laki itu, Nur
p, malang sekali nasibnya." ucap teman
mereka, tetapi kedatangan Mia membuatnya tak
anya Dian saat gadis it
lillah s
n tangan Dian. Usia Dian dan Mia terpaut tiga ta
ak ketemuan di sini?" ta
a dengan laki-laki di hotel tempatmu
lama Raya gak pernah d
ggal karena dibunuh?" tanya Di
la, perasaanya sudah tak karuan jika membahas tentang pem
mat laki-laki itu?
ih tahu Mbak Dian, soalnya ini privasi dan pros
, aku butuh banget sama alamat itu
dekat dengan Raya itu melalui temannya yang sedang bekerja menjadi resepsionis, d
h ya ini ada sedikit ua
lembar uang pecahan se
k," ucap Mia seraya m
menyempatkan bertemu dan memberikan informa
kerja. Sementara Dian dan Nurul s
rbongkar, Tante," ujar Dian
ti kejahatan kamu akan terbongkar,
sudah hampir sore, Dian meminta izin pada Nurul untuk ke toil
rtabrakan dengan seorang laki-laki yang ternyata adalah Radit, hamp
i hati-ha
anya masih suami istri, tetapi mereka sangat canggung jika berhadapan k
wanita
hardikan Raya. Wanita itu murka
long Dian yang hampir j
elihat itu hati Dian berdenyut nyeri, posisinya di ha
ama Mas Radit, kan? Mau merebut suami
da Dian sehingga semua
rampok gak tersedia kaca?" tanya Dian sambil tersenyum
an meninggalkan Raya agar k
mpar pipinya. Wanita itu benar-benar tak tahu malu. Namun, seke
ibu hamil harus menjaga emo
seraya menatap Radit, seketika wajah
an?" lirih
an bergegas pergi tanpa bicar
sam