Bangkitnya Istri yang Terbuang
hanya sebatas kenal
erlingkan matanya ke atas, gelagatnya menunjukan ketakutan yang memb
mu yang membun
gangguk perlahan, seolah-olah berat mengakuinya. Meskipun d
udah mengganggu, kala
atas waktu yang diberikan, tetapi hatinya masih diliputi bany
ja hendak memasuki mobil, wanita itu tak sengaja melihat lelaki itu,
uk. Benar saja, lelaki itu menemui Nengsih dan mereka berbicara, tetapi saya
*
kmati makan malam. Kebetulan malam ini Nurul masak gulai nang
n antara kasusnya dengan Raya," jawab Dian, wanita yang sedang asyik m
tu, mungkin lebih baik kamu fokus sama kehamilan kamu
atinya sudah meracuni akal sehat sehingga selalu berprasangk
ali untuk terpejam. Wanita itu membuka ponsel, ternyata ada satu noti
bapak sudah tahu kalau ibu gak selin
ang dijadikan mata-mata untuk Raya itu. Hatinya sedikit puas k
tar apapun kamu menyembunyikannya, Raya," gu
sayang, bagi Dian Radit kini terlalu polos, lelaki itu bahkan tak bisa membedakan mana hamil tujuh bulan dan
un tidak terlalu besar, menurut Dian itu alasan Radit percaya pad
lihat Radit tiba-tiba saja dat
u, sorot matanya penuh penyesalan, tetapi dengan tegas Dian menepis sentuhan tangan Radit. Dian han
perihal laki-laki itu," lanjutnya lagi, hatinya kian teriris, dadanya
. Seharusnya kamu dengerin dulu penjelasan aku, tetapi yang kamu lakukan justru mengusirku
ya sudah berkaca-kaca karena luka yan
i itu aku minta maaf, kamu m
, tetapi wanita itu sudah terlanjur
h Radit, dia bertekuk lutut di ha
ya, aku gak mau dimadu, lagian bukannya
hati Radit kian merasa bersalah, lelaki itu tak
anpun, aku cinta sama kamu, dulu, sekarang dan samp
rtanyaan Dian, sementara wanita itu hanya
is .
tak habis pikir dengan lelaki y
benahi lagi," pinta Radit sembari menatap dalam mani
tai aku, gak akan ada pengkhia
ik perih mengingat saat pertama dirinya melihat Radit
an sepupunya, sedangkan dirinya sekuat tenaga berjuan
ali gak sadar bisa berhubungan dengan R
tangan Dian, ia berusaha membela diri atas perbuata
na ada orang melaku
tangan Radit sambil menggelengkan kepala, lalu
anggil. Di luar lelaki itu pun terus berusaha berbicara untuk menjelaskan, Radit juga mengajak agar Dian
erkecamuk dalam dada, air mata terus mengalir deras seiring perihnya luka, jauh dalam hati keci
ini Tan
gar suara istri Damar, Dian tanpa ragu mem
Radit tadi, apa gak sebaiknya kamu pulang? Rumah tangga itu
k di sebelah Dian, ia mengelus rambutnya dan menyelipkannya di telinga. Sementara Dian menari
Tante
bang, ia tahu kalau perceraian adalah sesu
, sebelum ini dia juga belum pernah menyakiti kamu, kan? Semenjak Raya
ahkan lelaki itu selalu memanjakan dirinya karena tahu kalau Dian tak pernah merasakan kasih sayang orang tua s
dia memiliki segalanya, tapi bukankah satu kes
ke arah luar jendela, rintik
gi, bisikan perceraian begitu
i sana bersama Raya, bukankah kamu
an pandangan ke arah Dian da
dengan Raya maka akan membuatnya semakin mudah untuk menyelid
ian setelah berpikir, senyum ti
elemahan musuh, maka kamu h
Mas Radit juga masih menunggu di luar, katanya
ukan pakaian pada koper. Senyum penuh
*
depan rumah Damar sambil menunggu Dian berubah pikir
yo
g menghangatkan tubuhnya dengan cara meniup jemarinya itu melong
k? kalau gak mau y
ari membalikkan ba
gan dong, sini ko
h yang tadi kusut kini berubah semringah. Radit dan Dian tak langsung pulang karen
ar dengan nada tegas setelah sampai di rumah, lelaki itu m
dit lalu mencium t
alau ada apa-apa
Nurul takzim lalu me
umah Damar. Di perjalanan Radit mengajak Dian makan di restora
kembali, sehat-sehat ya anak Papa, sebentar lagi ki
seolah-olah lupa bahwa diantara mereka ada orang ketiga yang sedang menunggu di
*
kan aku jadi khawatir?" tanya Raya sembari membingkai
nita itu ingin memberikan kejutan spesial pada Raya atas kedatangannya kembali. B
, aku
an tangan Raya
yang kamu lihat itu gak ben ...." Perkataan Raya tiba-tiba saja te
uh kemenangan. Wanita itu nampak syok tetap
" tanya Raya dengan deru napa
ntuk tinggal di sini," jawab Radit tegas, "ayok!"
ah .
kan lidah pada Raya, sementara wajah se
*
rapan du
ki itu hendak berangkat kerja, matanya melirik si
Radit dingin sehingga membuat Raya semakin mur
rgi dul
entara Dian membenarkan kerah baju suaminya di hadapan Raya. Wanita itu ki
ian lalu mencium pu
s..
ya pada Radit, tetapi le
engan memfitnahnya, karena sejak dulu Radit adalah orang yang jarang mentole
aanku? Aku sudah bahagia dengan Mas Radit, kenapa kamu harus kembali l
dit Raya mencecar Di
gitu sama kamu? Oh ya, aku ingat ... kayaknya kamu gak p
upunya dengan tenang tetapi
kan tangan kuat sehingga urat-uratnya menonjol, sementara
han tapi pasti aku akan buka semua kedok kamu, terutama tentang ayah biologis dari
tak menyepelekannya, kemudian dia berjalan meninggalkan
tahu tentang rahasia besar
e arah Raya dengan senyum sinis, mendengar perkataan Dian te
sam