Oh My CEO
kesan mewah, lampu kristal di ruang tengah mengukuhkan kalau pemiliknya jelas bukan orang sembarangan. Rumah mil
besi yang lama tak digunakan. Dulu Saga senang bermain ayunan di saat hujan bersama Reres saat mereka masih kecil. Sebenarnya ayunan itu ingin disingkirkan oleh Nindi. Hanya sa
tidur dan sibuk menghabiskan waktu denga
ng nenek menjadi pelayan di rumah itu karena kedua orang tuanya yang tewas dalam kecelakaan buat Reres harus membant
i," ucap Reres bu
ue," sahut Saga sa
ngan susunan gigi rapi layaknya anak kucing. "Justru itu gue b
ada yang nemenin." Saga berucap sambil menatap ke
punya anak urus ini itu, gue mau bebas." Reres terhenti meneguk tehnya hingga habis lalu meletakan ge
mengerti betul sejak kecil Reres hidup untuk menjaga dan merawatnya. Dan
tuk?" ta
ali membuka mata dan menatap
ah la
annya di ranjang. Saga suka kenikmatan itu, buat ia puaskan hasrat dan luapkan lelah atas rutinitas kerja. Ya, meski jelas terdengar seperti sebuah alasan. Meski begitu Saga pantang melakukan hubungan dengan seorang gadis yang masih menjaga kesuc
hamilin
ya ke wajah Reres coba dengar kembali ap
mengulangi dengan yaki
mengha-" Saga terhenti saat Reres
umah itu cukup banyak pengawal, penjaga juga pengawas yang mengawasi di ruang CCTV. Ada Saga dan Nindi ibu dari Saga yang tinggal di rumah itu. Hingga tak
n minimalis di dominasi warna putih dan abu-abu. Reres dud
u gue hamilin
Gue mau punya anak
ekeh. "Orang gabut itu jalan
ak mau sama gue seca
g standar kecantikan yang jelas berbeda dengan Reres si gadis tambun. Kekasih Saga atau wanita yang pernah bergumul dengan sa
gue yang penting burung gue bisa bersara
atanya lebar-lebar karena cukup terkejut dengan
m tubuhnya. "Burung gue,
adi di perhatikan sahabatnya itu. Memerhatikan itu buat Sa
muka lo." Saga
n. Termasuk bagaimana ia membayangkan bentuk-ben
na ia tau betul Reres belum pernah melakukan hubungan ranjang. Dan ia tak ingin merusak sah
ih ini new experience juga bu
Kalau lo enggak mau gue ijin
buat lo. Ya, karena lo sahabat gue jadi .., gue bakal treatment sebaik mungkin." Saga kembali merebahkan tubuh tangannya menjulur, R
di salah satu cabang ekspedisi di Bandung. Itu yang sebabkan perasaan Saga sedikit berantakan. Sejak dulu