Oh My CEO
eperti biasa duduk di sofa memerhatikannya. Tak ada yang Reres lakuk
n bekal atau benda-benda milik atasannya yang tertinggal di rumah. Hingga teman-teman kampus Saga memanggil gadis itu, baby sitter-nya. N
mereka bawa sebagai persiapan seminggu di Bali. Siang nant
tandatangani satu per satu. Ia terlihat berbeda ketika berada di perusahaan. Berwibawa, tegas dan
berangkat, gue tanya
ga kemudian meng
nitipkan kantor selama ia berada di Bali. Haris sudah bekerja sejak Saga menjabat sebagai CEO Candramawa, dan berlangsung hingga saa
garis mata tegas, memiliki lesung tipis di kedua pipi, alis tebal, rahang yang tegas dan bahu yang lebar. Pria itu ber
epan. Hari kamis ada rapat dewan, tolong batalkan." Saga memberi per
en sekali Saga memintanya mengurus semua, padahal tak
ius dan harus disegerakan," jawab Saga sambil meliri
Haris lagi sambil me
aya percayakan semua padamu." Saga kemudian berdiri, membawa doku
gi Bapak 'kan ka
benar-benar bingung. Sang CEO berkulit putih itu lalu menjawab pertanyaa
rjalan?" Haris bingung dengan kelakuan S
di belakangnya. "Saya akan hubungi mereka dalam per
ap
njuk kanannya. "Cukup, enough." Saga berucap dengan
at. Reres berjalan mengikuti langkah Saga, kemudian menoleh dan melambaikan tan
*
a memesan president suite room. Reres ingin duduk di so
di si
" ajak Saga den
ering mendengar desahan-desahan setiap kali Saga sibuk bergumul di ranjang bersama para gadisnya. Namun, kali ini ia yang akan me
s tambun itu duduk di tempat tidur saa
n koper milik bawahannya itu. Lalu kembali dengan membawa
tanya, mungkin saja Reres telah mem
n, ia sama sekali tak mengetahui. Semua sumber ilmu dan informasi berdasarkan artikel dan buku yang ia baca. Bergumul di ranjang? Pacaran atau disentuh pria lain
ita istirahat, anggap aja hari bulan madu kita." Saga m
eleng. "Lo mau
er gue. Lo harus bersikap kaya Vinny ata
a bisa,
k mencari sesuatu. Ia mengetikkan tulisan 'c
istri?" tanya
u satu, katanya bepergian ke tempat asing. Ini kita udah lakuin. Terus yang kedua gandenga
Ia berpikir bukankah Saga sudah berpengalaman, lalu mengapa ia be
enggak ada rasa ke lo. Kalau yang lain kan gue sama-sama punya ketertarikan dan memang mau saling memuask
narik, ya?" ta
alu kembali membaca artikel di tangannya. "Poin ketiga nih, berciuman. Lo
Lo, kan, uda
, emang bel
tu sini g
lah memajukan bibirnya
t gue, biar gu
an. Ini pertama kali tubuhnya dipegang seorang pria. Tatapannya semakin fokus pada Saga yang bahkan belum bergerak mendekatkan wajah mereka. Reres tahan napas, saat itu Saga segera mencium bibir Reres. Perlahan
mata. Ia tersenyum singkat, sudah banyak hal yang ia rencanakan di