Oh My CEO
am dan Saga meminta Reres mandi sebelum mereka memulai inti keberangkatan mereka ke Bali. Reres telah selesai mandi, ia j
k pakai b
k. "Kata lo jan
h lo." Saga meminta Reres mendekat sambil
ma ini tak merasa menyukai Reres, baginya gadis itu hanya sahabat terbaik dan juga penolong untuknya. Dan kali ini
t menggelinjang. Tak pernah disentuh rasanya membuat Reres cepat larut dalam birahi yang selama ini sering kali muncul dan ia tahan. Sentuhan t
ata, napasny
yang mulai naik. Saga dengan cepat cium, kecup hingga gigit lembut bibir wanitanya. Perlahan
t, ka
," jawab S
, ser
en kenapa mereka jerit-jerit kalau mai
mengan
u diem, ik
an Saga meski rasa malu merambat cepat membuat wajahnya memerah. Lamat-lamat Saga jalari, ciumi, kecup dan gigit penuh goda pada sisi-si
asi, hanya merasakan stimulus yang diberikan dan merangsang tubuhnya. Nadinya berlari, bibirnya melenguh dan mendesah, dadanya membusung, sampai ia rebah dan lelah ole
os masuk. Pria itu mengerti caranya berhenti dan kembali bergerak. Dinding dan langit-langit kamar yang bisu menjadi saksi betapa keduanya berpeluh, lalu berseru. Detik jam bahkan kini tak terd
asanya ia sudah terlelap. Sementara Saga masih lelah, dadanya naik turun saat ia atur napas lalu melirik sahabat
ucapnya, yakinkan diri sendiri bahwa tak ada ra
*
kan perih di bagian intimnya.
Reres dengan alasan jika ingin cepat punya
riak dari luar, pagi ini. Ia tahu Reres tak bisa ke luar kama
it S
enak '
u!" kesa
tok
lakunya jika bukan Saga yang kini berdiri di
unya," per
berteriak sambil memeluk e
e udah liat. Coba itu, lo buat kerannya jadi air hangat,
lo ke tempat t
ggu, ya. Kita
, ia berpakaian meski masih merasa sedikit tak nyaman. Kemudian Reres berjalan ke luar kamar mandi, mendekati Saga yang melirik sambil sibuk mengunyah buah jeruk. Reres duduk dengan
mengambil putih telur yang kemudian ia letakkan di piring lain karena Reres t
kita istirahat, dan besok kita mulai lagi. Karena semalam da
ntap sarapan pagi miliknya. "Ga, k
"Ya, kita ke Bali lagi. Lo udah ng
malam dan pagi tadi menyenangkan. Namun, itu juga membuat ia ketakutan, mungkin ia akan ketagihan atau semacamnya. Ia perna
nggilan dari Haris. Ia seg
, M
dari tadi, Res," sahut
agi mandi, M
ga ada
tapnya penasaran. "Mas Haris," ucap Re
enapa,
in hubungin saya. Dia cari
ini yang terdengar adalah sua
inggu lagi, ya, Sayang." Saga coba m
n Vinny terputus, tapi
aga kemudian mematikan ponsel dan memberikan pada Reres. "M
Reres men
g apa,
m tak ikhlas.
diberikan Saga pada Reres? Dan apakah rencana m