Oh My CEO
dan Reres sering berpikir, apa ia masuk dalam salah. Atau kategorinya? Di usia ke 24 tahun, memiliki berat badan lebih dari 80 kilogram, dengan tinggi hanya 158 cm. Ta
itu ditujukan untuk mencemooh. Itu yang dulu sering kali buat Reres sakit hati
*
dinginnya itu malah membuat Aira semakin penasaran. Gadis itu sesekali melirik pada Saga yang duduk tepat di hadapannya. Saga tak
rutama tentang niat kedua keluarga itu untuk bekerja sama dalam pembangunan sebuah h
an kamu Aira?" tan
Nindi. "Baik Tante,"
Aira cantik mandiri. Ya kan Sa
li melanjutkan santap malamnya. Dan anehnya sikap din
i kemudian adalah keduanya Hanya duduk dan saling diam lebih dari sepuluh menit. Saga sibuk dengan ponsel di tang
panggi
leh, tanp
a jadi te
sepertinya enggak. Kamu bukan tipe saya." S
n buat ia kecewa. "Aku juga enggak terlalu setuju perjodohan
yiratkan hal yang berbeda. Saya tau saya ganteng, mapan-" Saga lalu mendekatkan wajahnya. "Yang
esir dan jantungnya berdetak semakin cepat . Sialan! Batin Aira bisa-bisanya dia semakin tertarik pad
ira adalah ia masih terdiam beberapa saat pada posisinya. Dan setelah kesadarann
at itu. Saga segera menuju kamarnya ia tau jika masih bertahan di lant
, apalagi setelah kembali dari Bali pria pucat itu sama sekali tak memberikan waktu beristirahat. Saga lalu berjala
maksain nulis jadwal ya Res, kita bisa
lu membangunkan Rer
menatap Saga dan segera t
istirahat." Sag
siap?" tanya Reres
agi gue mau ketemu rekanan sama jalan-jalan sama V
aga, met bobo," ucap Reres dengan suaranya yang
ngan nuansa soft pink dan cream. Ia mendekorasi kamar dengan uang gajinya. Reres tak punya keluarga yang harus ia kirimi uang, ia menggunakan gajinya untuk mend
alu membuka ponsel miliknya
re
Tadi ketiduran p
Ha
ideo call k
re
emang ad
egera menerima panggilan video dari rekan kerjanya itu. Ha
as? Gabut
kit. Aku mau memastikan kamu minum ob
ri mengambil obat demam di meja riasnya. Ia m
d gi
Reres terkekeh.
irahat s
mau ng
ala. "Aku enggak ma
Baba
impi indah, s
es kemudian mem
*
n ke Bali untuk menemui rekanan j
'kan?" tanya Saga bua
jalanan udara cukup buat ia menjadi
tanya S
Reres bali
ia bahkan berdecak bebera
a Lauren." Re
tempat. Itu yang dilakukan Saga sebagai penikmat kegiatan ranjang. Kemanapun ia pe
. Gue bilang Vinny gue kan mau mint
unjukkan pukul lima sore sementara perjala
'kan sama aja lo cu
l, ia lalu memegang telinga Reres seraya menggoyang-g
ok, lo mau bayar
et apa-apa duit, duit, duit." S
it apa dong?" Tanya Reres seng
duk menghadapi sahabatnya yang kadang memang menyebalkan
ria itu benar-benar marah hingga buat wa
aki di pinggir pantai Kuta merasakan bulir pasir hingga ke sela-sela kaki, bermain bersama debur ombak, duduk dan menunggu matahari tenggelam menikmati malam dengan tenang. Ya, setidaknya itu terjadi juga dalam hidupnya
Saga. Dalam perjalanan Reres melihat Haris yang duduk menunggu. Saat melihat sang atasan, ia berjalan cep
aga yang sudah berjalan di depan. Kebiasaan Haris adalah menunggu di luar sela
a lama Mas?"
r dan makan. Pas kamu bilang udah sampa
nggu kita berdua. Pasti bosan banget kalau harus nunggu kita d
ke dalam lift. Saga kini
makan Res?"
el
an punya tembolok, tuh lihat hahahaha," sela Saga
mang Saga. "Mulut lo bis
lo." Saga mengingatkan
na sepatu gadis itu mengenai kakinya. "Ini udah di luar ja
lan ke luar lebih dulu kemudian Reres menyusul bersama Haris yang tahan t
alam. Tak lama sampai pintu terbuka menunjukkan sosok Vinny yang kini berdiri di depan pintu. Vinny cantik sekali, dengan tubuh
a. "Ahh, Vinny!" serunya dengan nada yang menyeba
a Vinny tak k
. Reres dan Haris seperti biasa hanya mematung dan diam melihat tingkah k
g peluk dan kecup. Biasanya, Saga akan meminta Reres memesan makanan, kemud
mau mandi." Saga berucap sok b
diri di hadapanku tahan tawa karena baru sa
ris memilih duduk di ruangan lain seperti biasa Haris duduk di sofa lalu menya
O sableng kaya Saga," keluh Reres yan
Reres katakan. Ia tak ingin Reres mendapatkan teguran atau omelan lagi. Meski gadis i