Still Yours
lah satu ruang tunggu terminal Giwangan Yogyakarta. Sebuah koper besar dan tas ransel tergeleta
dan kiri. Raut gelisah dan sedih begitu tampak jelas di wajahnya. Sebent
u
erapa langkah dari bangku. Mata beningnya menyapu segala penjuru t
ya. Entah ini doa baik atau buruk. Dia hanya b
da dua botol minuman kemasan. Wajah pemuda itu pun tak kalah sendu,
ya seraya menyerahkan seb
s," jawab Neza
menolak minum. Bibirnya manyun sebagai tanda protes karena memang tida
alau kamu pergi, gimana aku b
gadis itu yang hendak bepergian, tetapi hari itu Riyan-kekasihnya-akan berangkat ke Balikpapan. Dia hendak balik ke kot
laki itu ikut duduk dan meletakkan satu minuman yang dia tawarkan di bangku sebelah sang gadis. Dia
gajakin ngomong, malah diem
luh-puluh kali. Apa iya, aku kudu jawab berulang-ulang juga?
takkannya berjejer dengan botol lain d
tapi apa? Mereka tetap sama, nggak berubah sejak awal ketemu a
mu nyalahin
Hubungan dua sejoli ini memang tidak mulus. Orang tua Neza menentang hubungan mereka han
lai ngambek lagi, deh. A
h bisa berusaha, Nda, asal kamu bertahan di sini. Tapi ... kalau kamu beneran pergi, semua pasti nggak akan sama lagi. Perjua
sejenak pulang dan menenangkan diri di sana. Lagian kamu tahu, mama aku sakit dan pengin ketemu aku. K
ai ka
a belum." Riyan menghe
sayang aku
ketemu, aku pengin nikah sama kamu." Riyan mengusap wajahnya dengan kasar. "Udah, aku nggak mau lagi kita berdebat la
ndesak rongga dadanya. Ada sedih dan haru yang menjadi satu dan sulit diungkap
aat. Di waktu yang sama, petugas terminal mengatakan bahwa bus tuju
el. Bus yang terlambat itu sudah
mewek! Masak pacarnya mau
ih yang mulai tergugu. "Tunggu aku! Aku udah janji, percayalah, aku segera ke
lu menitipkan salam untuk kedua orang tua Neza. Meskipun dia
g sempat jatuh. "Nda tiati, ya. Jangan lupa berkabar kalau udah sampai." Dia berusaha tersenyum dan
jauh. Hatinya juga menahan pedih. Namun, demi masa depan, dia berusaha membuang jauh peras
r lengkung termanisnya. Bulir bening pun akhirnya luruh bersamaan dengan keberangkatan bus y
sambil memejamkan mata. Rasanya ada yang
d Selatan Kota Yogyakarta tidak biasanya sesepi ini, padahal baru lepas Isya', seolah-seolah turut menggambarkan hatinya yang kini sen
nya kedua kaki, ditekuk di depan tubuhnya, lalu dibenamkan wajahnya di atas kedua lengan yang bertumpu pada
ni, Nda? Kenapa? P
yur alam semesta selama hampir setengah jam. Tiba-tiba gadis itu merasa seperti ada sesuatu yang menghalangi air hujan mengenai tub
-ka
alam main hujan. Kamu bis
ng di genggaman gadis itu. Entah mengapa dia menuruti ucapan l
ang masih agak basah. Dia membuka pintu garasi dan perlahan
mu, jam segin