Still Yours
r
sang pemilik mengempaskan diri ke kursi di sebelahnya. Mata sembab, wajah kusut, dan tubuh
am segini udah loyo
" jawab Neza lirih, n
Rahma memecah k
ut Rahma, lalu menempelkan salah satu jari
i ini suara Rahm
," pungkas gadis itu bersama
gi Neza. Dia pun tidak fokus ke dalam kel
. Neza
ikirannya. Panggilan berulang-ulang dar
ez
a,
ma terkekeh melihat sahabatnya gelagapan. Gadis berambut keriting itu menar
ahma menuju taman yang letaknya berjarak satu gedung dari kelasnya. Tanpa basa-basi, R
elang lama, bulir-bulir bening mengalir di pipi tirus gadis itu. P
yang memantik api, sekarang kami juga yang terbakar, kan? Bukannya aku nggak mau ingetin kamu, loh. Sering malah.
apa, sih? Bukannya belain,
a Riyan. Tapi kamu perlu belajar menghargai orang lain. Coba kamu bal
daian melintas di benaknya. Andai dia tidak dekat dengan Devan, andai dia tidak min
Devan menelepon. Neza menghapus air m
evan saat mendengar su
ut aku bisa? Nggak ada lemburan, kan
t, Devan langsung mengiaka
*
objek wisata. Dua penumpangnya turun da
ntai. Memandang gadis yang dia sayangi
bermata sipit itu saat N
Pandangannya nanar, me
as kesambet setan ganteng!" celetu
an,
Sang gadis pun menoleh. Mata mereka beradu untuk beberapa saat. Ada yang tidak biasa mengge
nnya. Dia pura-pura melihat laut lagi dan berusaha tenan
ma Mas Devan, jantungku rasanya ngg
ali tas selempang yang selalu melingkar di pundaknya, menahan sesak dalam dada. Tubuh
is itu. Dirinya pun tak kalah salah ti
?" tanya Devan tanpa m
ga salah menjawab. Dia langsung menutupi wajahnya karena m
ndominasi ruang kecil dalam jiwa. Neza mulai menyukai pria itu lebih dari sekad
k, Mbil? Bengong
k kesal karena tidak suka hidung minimalisnya disentuh orang
i, udah. Tapi mukanya masih aja kayak baju nggak d
tusin," p
udah. Suasana m
as. Kenapa Mas pengin nikah sama aku,
n, aku udah pernah
za memasang wajah gar
keliatan jalan bareng cowok, sekali
ggak b
li pun lihat kamu jalan sam
ya pergi berdua dengan Riyan karena mereka memang tidak memperlihatkan hubungan kepada orang lain
sejak pertama aku menginjakkan kaki di kantor dan melihatmu.
uka sama Mas! Aku nerima Mas c
ah. Tubuhnya bergetar saat teri
a dekat denganmu. Mungkin aku yang salah paham dengan sikapmu selama
an, lalu beranjak d
inggalin aku. Kalau kamu j
ya tetap ke depan, tanpa
ari awal. Beri aku waktu,
matanya luruh seketika bersamaan dengan ingat
ibir pantai. Dia bahkan tidak menjawab saat Neza bertanya hendak ke mana. M