icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Still Yours

Bab 5 Bukan Pelarian

Jumlah Kata:1141    |    Dirilis Pada: 17/12/2022

menyengat kulit. Sebuah motor berhenti di salah satu rumah di Jalan Bantul. Ru

ai sini." Yudhi yang tengah duduk mengopi di

laman. Namun, belum sempat kedua lelaki itu saling meng

langsung ngajak pergi. Mbok ya biar duduk dul

k apa

Bapak yang bawel." Neza memanyun

n, Devan dan Neza

ar Neza tanpa basa-basi di

spion. Gadis tomboi itu selalu berpenampilan kasual: celana jin, kemeja longgar, tanpa riasan, d

emu, kok, dicuekin?"

ngomong. Dah, fokus aja

dengar ke mana tujuan mereka akan pergi. Tidak hanya sekali dua kali dia memperhatikan sikap Neza yang seper

h sa

ran pasir di bibir pantai. Ya, pantai. Setiap ada masalah, Neza pasti min

utan luas, lalu berteriak sekencang mungkin. Kakinya mengentak, menendangi pasir hingga be

aaa

edangkan dirinya memilih duduk di salah satu gubuk pantai yang tersedia di sana. Tak lup

rjalan gontai ke arah Devan. Matanya sembab. Wajahnya

da

guk kecil. "

u nggak haus abis teriak

" Neza menggerutu sambil menyambar kelapa muda

ruh kembali kelapa it

ak anak tunggal Yudhi itu terjatuh ke belakang karena tidak siap menahan beban tubuhnya. De

n mana ada kan hantu cantik begini?" god

an diri dari kedua tangan Devan, lalu pura-

calon istri a

an Riyan dan Neza begitu flat. Jarang bertemu, paling hanya berkirim pesan. Kalaupun ketemu, hanya pergi ke sebuah konser musik. Ah, tidak! N

alon tunangan, lelaki itu memang sangat romanti

Aku pengin ngomong." Devan meraih

alon suaminya itu. Sikapnya jadi can

etemu untuk apa? Nggak ad

mengg

a kamu nganggep

itu. Bingung harus menjawab apa, gadis itu memilih diam saja. Tangannya me

i hidupmu? Apa nggak ada sedikit pun perasaanmu untukku? Atau

kalimat itu yang bisa

pun terasa makin canggung. Hanya ada gerakan mata saling mel

sambil mengulurkan ta

ih terdiam menatapnya. Devan mengajaknya lari ke arah bibir pantai.

yang sama untuk membalasnya. Devan juga mengajak Neza menggambar di pasir yang basah itu, meskipun tak lama

, unt

dikucir ekor kuda, memakai kacamata, diberi tulisan "Senyum, dong!"

, tetapi wajahnya tidak bisa diingat oleh Neza. Dia hanya ingat, anak itu membuatkan gambar wa

il

pundak Neza membu

ngong? Jelek ya?

tu, Mas. Cakep

an bayi," kelakar Devan samb

itu memanyunkan mulu

au kamu cemberut terus." Devan mengedip-kedipkan mat

aku. Maaf, aku belum bisa membalas perasaanmu.

a sakit mendengar pernyataan Neza. Tidak mengapa, setidakny

lik yuk! Aku

s basah gin

usim hujan. Dah, yuk! Tadi aku hanya izin setengah hari. Lepas rehat, aku ada

ih nemenin aku? Ngaj

dari awal udah aku

. Gadis itu memilih berjalan sendiri di depan Devan. Devan te

elupakan janji waktu i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka