Still Yours
menyengat kulit. Sebuah motor berhenti di salah satu rumah di Jalan Bantul. Ru
ai sini." Yudhi yang tengah duduk mengopi di
laman. Namun, belum sempat kedua lelaki itu saling meng
langsung ngajak pergi. Mbok ya biar duduk dul
k apa
Bapak yang bawel." Neza memanyun
n, Devan dan Neza
ar Neza tanpa basa-basi di
spion. Gadis tomboi itu selalu berpenampilan kasual: celana jin, kemeja longgar, tanpa riasan, d
emu, kok, dicuekin?"
ngomong. Dah, fokus aja
dengar ke mana tujuan mereka akan pergi. Tidak hanya sekali dua kali dia memperhatikan sikap Neza yang seper
h sa
ran pasir di bibir pantai. Ya, pantai. Setiap ada masalah, Neza pasti min
utan luas, lalu berteriak sekencang mungkin. Kakinya mengentak, menendangi pasir hingga be
aaa
edangkan dirinya memilih duduk di salah satu gubuk pantai yang tersedia di sana. Tak lup
rjalan gontai ke arah Devan. Matanya sembab. Wajahnya
da
guk kecil. "
u nggak haus abis teriak
" Neza menggerutu sambil menyambar kelapa muda
ruh kembali kelapa it
ak anak tunggal Yudhi itu terjatuh ke belakang karena tidak siap menahan beban tubuhnya. De
n mana ada kan hantu cantik begini?" god
an diri dari kedua tangan Devan, lalu pura-
calon istri a
an Riyan dan Neza begitu flat. Jarang bertemu, paling hanya berkirim pesan. Kalaupun ketemu, hanya pergi ke sebuah konser musik. Ah, tidak! N
alon tunangan, lelaki itu memang sangat romanti
Aku pengin ngomong." Devan meraih
alon suaminya itu. Sikapnya jadi can
etemu untuk apa? Nggak ad
mengg
a kamu nganggep
itu. Bingung harus menjawab apa, gadis itu memilih diam saja. Tangannya me
i hidupmu? Apa nggak ada sedikit pun perasaanmu untukku? Atau
kalimat itu yang bisa
pun terasa makin canggung. Hanya ada gerakan mata saling mel
sambil mengulurkan ta
ih terdiam menatapnya. Devan mengajaknya lari ke arah bibir pantai.
yang sama untuk membalasnya. Devan juga mengajak Neza menggambar di pasir yang basah itu, meskipun tak lama
, unt
dikucir ekor kuda, memakai kacamata, diberi tulisan "Senyum, dong!"
, tetapi wajahnya tidak bisa diingat oleh Neza. Dia hanya ingat, anak itu membuatkan gambar wa
il
pundak Neza membu
ngong? Jelek ya?
tu, Mas. Cakep
an bayi," kelakar Devan samb
itu memanyunkan mulu
au kamu cemberut terus." Devan mengedip-kedipkan mat
aku. Maaf, aku belum bisa membalas perasaanmu.
a sakit mendengar pernyataan Neza. Tidak mengapa, setidakny
lik yuk! Aku
s basah gin
usim hujan. Dah, yuk! Tadi aku hanya izin setengah hari. Lepas rehat, aku ada
ih nemenin aku? Ngaj
dari awal udah aku
. Gadis itu memilih berjalan sendiri di depan Devan. Devan te
elupakan janji waktu i