/0/26688/coverorgin.jpg?v=c4b3c2c782fc14e4cf02f18cc7392d82&imageMogr2/format/webp)
Bab. 1
Setiap hari Hanum Permatasari gadis berusia 13 tahun itu ke rumah sakit untuk menunggu ayahnya yang sedang opname. Hanum yang baru saja pulang sekolah langsung mengayuh sepeda mininya ke rumah sakit. Terik matahari tak dihiraukan , yang di pikirannya hanyalah ingin cepat menjumpai ayahnya. Sesampainya di depan rumah sakit, Hanum turun dari sepedanya, sambil mengusap keringat di dahinya. Gadis kecil itu menuntun sepedanya masuk ke halaman rumah sakit. Pak Narto tukang parkir di rumah sakit memanggilnya..
" Hanum.. cepat taruh sini sepedamu !".
Gadis kecil itu menuntun sepedanya sambil merogoh saku rok seragam sekolahnya. Dikeluarkan 2 uang logam lalu disodorkan ke hadapan pak Narto.
" Ini uang parkir sepedaku , pak Narto".
Pak Narto tersenyum sambil mengelus-elus kepala Hanum.
" Simpan saja uangmu, sepedamu gratis parkir sini . Cepat temui ayahmu, Hanum ".
Gadis kecil itu tersenyum.
"Terima kasih, pak Narto ".
Setelah menyandarkan sepedanya di dekat pagar tempat parkir, Hanum berlari di lorong rumah sakit. Masih dengan nafas terengah-engah ,Hanum langsung berhenti di depan kamar pasien. Perlahan-lahan gadis kecil itu masuk kamar pasien , melihat ayahnya yang terbaring. Mata gadis kecil itu berbinar-binar melihat senyuman di bibir ayahnya. Hanum mencium tangan kanan ayahnya.
" Assalam Mualaikuum, ayah. Hanum pulang sekolah langsung kemari ".
Ayahnya menunjuk jam dinding , sembari berkata..
"Waalaikum salam, Hanum. Ayah selalu lihat jam dinding , menunggumu datang ".
Gadis kecil ini menyeret kursi di dekat tempat tidur ayahnya laku bercerita tentang semua aktifitas di sekolahnya, celoteh Hanum merupakan semangat bagi ayahnya untuk sembuh. Akhirnya Hanum tertidur juga di kursi, kepalanya tertelungkup di dekat bantal ayahnya. Tak terasa sudah jam setengah empat sore, suara ketukan di pintu membangunkan Hanum , langsung Hanum bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kamar melihat tanaman di halaman depan kamar pasien. Seorang suster bersama profesor dokter Wijayanto masuk memeriksa ayahnya Hanum.
" Bagaimana kondisi saya ?. Apa saya bisa sembuh ?".
Prof. Dr. Wijayanto menghela nafasnya.
" Maaf, saya sudah berusaha untuk menolong menyembuhkan anda tapi kanker darah sudah stadium akhir ".
Ayahnya hanum mengalihkan pandangannya melihat Hanum dari jendela.
" prof. Dr.. Wijayanto , istri saya sudah meninggal dan saya hidup bersama Hanum . Kalau saya meninggal pasti dia sebatang kara ".
Prof. Wijayanto dan suster terkejut mendengar ucapan pasiennya yang satu ini. Ayahnya hanum melanjutkan bicaranya..
" Saya tidak mau Hanum masuk panti asuhan meskipun nanti dia menjadi anak yatim piatu."
Prof. Wijayanto melihat suster yang berdiri di sebelahnya yang sedang mengganti botol infus. Prof . Wijayanto duduk di kursi sebelah tempat tidur pasien , sembari berkata..
" insya Alloh, besok saya mengajak istri saya menemui anda".
"Iya, prof. Wijayanto".
____
Keesokan harinya , prof. Dr. Wijayanto bersama istrinya menemui ayahnya Hanum yang masih terbaring.
" Ayahnya hanum, kenalkan ini istri saya. Kemarin kami sudah bicara tentang anda dan Hanum putri anda ".
Ayahnya Hanum tersenyum sambil mengangguk. Istri prof. Dr Wijayanto langsung berbicara..
" Alhamdulillah, Alloh menjawab doa saya. Setahun setelah saya melahirkan bayi laki kembar dua, saya tidak bisa hamil karena rahim saya diangkat".
Ayahnya Hanum langsung menatap prof. Dr. Wijayanto yang duduk berdiri di sebelah istrinya yang melanjutkan bicaranya.
/0/18005/coverorgin.jpg?v=13eba3fef6ea38ebd6db5330eefb20d5&imageMogr2/format/webp)
/0/16787/coverorgin.jpg?v=2ef7bc4fb6e7e71c9074cc0b64d579d0&imageMogr2/format/webp)
/0/29614/coverorgin.jpg?v=0b09eb952a91910670f5f1ef4e343ba2&imageMogr2/format/webp)
/0/16586/coverorgin.jpg?v=3f017a5275472cee99d578b669a54094&imageMogr2/format/webp)
/0/17930/coverorgin.jpg?v=20240419170156&imageMogr2/format/webp)
/0/9842/coverorgin.jpg?v=9a6e554bcaa7a45079ce24a6f2a592d4&imageMogr2/format/webp)
/0/12930/coverorgin.jpg?v=f1d178d85c4e24b2cfcbcc8d6f43c9ae&imageMogr2/format/webp)
/0/15873/coverorgin.jpg?v=49849c71aa44043d823653d11438a557&imageMogr2/format/webp)
/0/16988/coverorgin.jpg?v=fb6f5bc71b71ba673fd22385c858c968&imageMogr2/format/webp)
/0/26320/coverorgin.jpg?v=72709ea82d6b43347f5a9612b7ca8019&imageMogr2/format/webp)
/0/29679/coverorgin.jpg?v=3ce2b19260a523e3b9a35975a260c831&imageMogr2/format/webp)
/0/17164/coverorgin.jpg?v=5399f2d9a3016cf695306f21f6d38fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/21572/coverorgin.jpg?v=3a807ab91c98487d10183047ec65e63d&imageMogr2/format/webp)
/0/2865/coverorgin.jpg?v=148b7c0297ea539ab197a845457d933d&imageMogr2/format/webp)
/0/6595/coverorgin.jpg?v=36080175ef3c9e6d890c9db59d2148c9&imageMogr2/format/webp)
/0/6637/coverorgin.jpg?v=a530a5398bc61eb694f5ea42202f4e80&imageMogr2/format/webp)
/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
/0/23825/coverorgin.jpg?v=626b269729f3f72697f5d6c0d0a61b07&imageMogr2/format/webp)
/0/23335/coverorgin.jpg?v=449cea810c5ef59b88cedb2b49dc88c2&imageMogr2/format/webp)
/0/29837/coverorgin.jpg?v=3819f1aae67cdbfda1d6afb7ec9da63c&imageMogr2/format/webp)