Langkah kaki jenjang itu berjalan masuk, suasana yang Leta rasakan saat baru turun dari motor si abang ojek—tampak sudah ramai dari biasanya dia berangkat.
Leta sekilas melirik jam tangan miliknya, tepat pukul tujuh lebih satu menit. Sebelum hendak melewati koridor kelas, Leta mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dia belum menemukan tanda-tanda keberadaan Niko—pacarnya.
Namun, Leta menyipitkan mata saat melihat seorang gadis cantik berjalan ke arahnya. Berhenti tepat di hadapannya, lalu bersedekap dada menatapnya.
Alis Leta terangkat, wajah gadis itu tampak asing di kedua netranya. Pula, penampilan gadis itu Leta akui sangat fashionable dengan paras yang sempurna bak seorang model.
“Aleta?”
“Iya gue, kenapa?"
“Kenalin, gue Ana, calon pacar baru Niko.”
Gadis yang Leta ketahui bernama Ana itu menyodorkan tangan ke depannya, hendak berkenalan. Tetapi, bukan itu yang Leta pikirkan, melainkan pengakuan yang baru saja Ana lontarkan.
Untuk beberapa saat, Leta diam, enggan memercayai ucapan gadis itu.
“Gila lo?” balas Leta setelahnya, lalu disusul dengan tawa terbahak-bahak.
Ana menarik tangannya kembali, alisnya menaut, respon dari Leta cukup membuatnya kesal. Meski begitu, Ana mengaku dia sangat puas.
Setelah berdecih pelan, Ana lalu bersedekap dada, menunggu Leta yang tawanya baru saja mereda.
“Udah? Gilanya?” tanya Ana, bola matanya memutar malas.
Leta mengangguk, jujur saja ucapan Ana tadi membuatnya sedikit terkejut. Namun demikian, Leta enggan membuat gadis di depannya itu senang karena dia pikir dirinya akan marah, Leta pun mengulas senyum, setelah sejenak menghela napas pelan.
“Sorry, tapi lo kayaknya yang gila. Lo, calon pacarnya, kan?” Leta tertawa pelan, kemudian menatap ke dalam mata Ana. “Asal lo tau, gue justru udah jadi pacarnya. Niko pacar gue, Ana.”
Ana justru tertawa terpingkal-pingkal. “Dih, ngarep banget Niko bakal setia sama cewek ingusan kayak lo. Bangun kalo lo mimpi, Let.”
Bukan, bukan itu yang jawaban yang Leta harapkan. Tawa Ana terdengar menyakitkan, jelas jika gadis itu sudah menjatuhkan namanya.
/0/16424/coverorgin.jpg?v=8c2663e3156d9460a8aa6c31436e0dff&imageMogr2/format/webp)
/0/27411/coverorgin.jpg?v=5fc7b6e8bd1b022fe188a86f0dc6fc5b&imageMogr2/format/webp)
/0/25398/coverorgin.jpg?v=4bd1df5a711a566c9b22935296a5c8ac&imageMogr2/format/webp)
/0/19245/coverorgin.jpg?v=22b1f68eeefe2fcb98fb459b90630e51&imageMogr2/format/webp)
/0/6239/coverorgin.jpg?v=a550e4fdde05d5a66d8b168ae72b9974&imageMogr2/format/webp)
/0/30691/coverorgin.jpg?v=dcfd293ed4ecd50f1a2adda1ce0fa51f&imageMogr2/format/webp)
/0/2422/coverorgin.jpg?v=c83a8546a26814221803f9f1aad1082a&imageMogr2/format/webp)
/0/13069/coverorgin.jpg?v=92545e4d9b349aafb1f003cbc8e9ea4a&imageMogr2/format/webp)
/0/15874/coverorgin.jpg?v=756ffd5f5c908b820e13ec576c9b120f&imageMogr2/format/webp)
/0/14522/coverorgin.jpg?v=02d11d14dbe1cf8041fa5b4bd4cc1800&imageMogr2/format/webp)
/0/23634/coverorgin.jpg?v=20250429182641&imageMogr2/format/webp)
/0/6995/coverorgin.jpg?v=477071284bf8dcad96b8a97850f7598f&imageMogr2/format/webp)
/0/19139/coverorgin.jpg?v=1ed13e1d4e43a9e8bf857b90d37b476e&imageMogr2/format/webp)
/0/5575/coverorgin.jpg?v=fc1b12f1b88558f4d5c99de4fc26d905&imageMogr2/format/webp)
/0/13623/coverorgin.jpg?v=b85cba39a81600da485cd752537e7bd1&imageMogr2/format/webp)
/0/23064/coverorgin.jpg?v=577f3c30b5c194d3127a7068a5bf8a09&imageMogr2/format/webp)
/0/19210/coverorgin.jpg?v=ea7afdd953f090bd13df17bc73fec027&imageMogr2/format/webp)
/0/18084/coverorgin.jpg?v=8825ac4e801b6d3a274b6a66cdc6f36e&imageMogr2/format/webp)
/0/6212/coverorgin.jpg?v=33fcc45f392f9a7bbf6673d20c778e0d&imageMogr2/format/webp)