/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Permana terus menyusuri pantai utara. Di dekat pantai utara, tepatnya di Dukuh Talokan, jauh di sebelah di utara Pulungwarih, Ki Sasmaya tinggal. Menurut kabar terakhir yang diperoleh Permana dari para pendekar dari golongan putih, Ki Sasmaya tinggal di sebuah rumah sahabatnya yang bernama Ki Bingleng. Di kalangan persilatan, Ki Bingleng ini dijuluki Pendekar Bisu karena jarangnya dia bicara. Dia tidak banyak bicara bukan karena tidak tahu apa-apa, tapi justru karena terlalu banyak pengetahuan yang ada di kepala.
Untuk mengeluarkan berbagai pengetahuan sekaligus bukan hanya dibutuhkan satu lidah, atau satu mulut, tapi mungkin ribuan. Lebih dari satu mulut baru memadai untuk mengeluarkan segala pengetahuan yang dimiliki Ki Bingleng.
Ki Bingleng pernah menggemparkan dunia persilatan karena ilmu silatnya yang aneh. Sebuah jurus yang sampai sekarang tidak ada yang tahu namanya, sulit dicari tandingannya. Sehingga para pendekar dari dunia persilatan merasa segan padanya. Baik dari golongan hitam atau golongan putih, sama-sama menghormati Ki Bingleng.
Sudah sejak kecil Ki Bingleng menjadi sahabat Ki Sasmaya. Pada masa kecil, mereka sama-sama bengal. Bedanya, Ki Sasmaya lebih parah. Sehingga Ki Sasmaya sampai menderita sebuah penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Kecuali kalau usaha Permana nanti berhasil, maka obat itu baru bisa dikatakan: telah ditemukan.
Permana percaya pada ayahnya, Baron Smith. Ayahnya pasti tidak akan berbohong, atau bermain-main dengan temuannya. Sudah puluhan tahun dia keliling dunia. Menjelajahi setiap jengkal tanah yang ada hutannya untuk mencari tanaman obat. Kini salah satu temuannya, akan digunakan Permana untuk mengobati gurunya, Ki Sasmaya.
Sebelum kembali ke tanah asalnya, –Tanah Hijau— Baron Smith memang belum merasa yakin benar bahwa sakit Ki Sasmaya bisa disembuhkan dengan salah satu ramuan obat yang dia temukan di bumi pertiwi ini. Tapi Baron Smith tetap merasa yakin bahwa dengan berbagai takaran yang tepat, maka kemungkinan besar penyakit Ki Sasmaya bisa disembuhkan.
Memang begitulah kenyataannya. Khusus untuk penyakit yang diderita Ki Sasmaya, baik Permana maupun Baron Smith belum tahu apakah nantinya bia disembuhkan atau tidak. Hanya saja, berdasarkan pengalaman Baron Smith selama ini, kemungkinan besar bisa disembuhkan dengan salah satu resep pengobatan yang dia temukan.
Nanti setelah bertemu Ki Sasmaya, Permana ingin segera menyatakan maksudnya. Pendekar Pedang Biru yakin bahwa Ki Bingleng pasti tidak akan tinggal diam. Si Pendekar Bisu itu pasti akan memberikan bantuan kepada Permana. Baik berupa pemikiran, maupun tindakan secara langsung. Sebagai seorang pendekar yang cerdas otaknya itu, pasti sangat membantu Permana.
Menjelang matahari di atas kepala, Permana duduk di atas sebuah batu, di bawah pohon kelapa yang tumbuh di pantai utara. Angin yang bertiup menerpa wajah si Pendekar Budiman Pedang Biru. Rambutnya yang agak panjang tertiup angin, bergerai-gerai.
Pendekar muda itu memandang ke laut lepas. Pandangan matanya menembus cakrawala di utara sana. Seolah-olah bisa menembus sampai nun jauh di sana. Di Tanah Hijau, asal-usul ayahnya.
Dia teringat kata-kata ayahnya sebelum pulang. Baron Smith pernah bercerita padanya bahwa di Tanah Hijau sana Permana memiliki seorang saudara. Seorang kakak perempuan bernama Jeanne Smith. Ayah Permana ingin mempertemukan Jeanne dengan Permana suatu saat nanti. Entah kapan, Baron Smith belum bisa memastikan. Entah di mana, laki-laki dari Tanah Hijau itu belum bisa memastikan. Yang jelas, sudah ada niat dari orang tua itu untuk mempertemukan kedua anaknya. Yang berbeda asal-usul dan berbeda pula ibundanya.
/0/16734/coverorgin.jpg?v=7d983e7e20aebd00fe5b35b3ac5fa309&imageMogr2/format/webp)
/0/4315/coverorgin.jpg?v=3c2388cbc4c07973f4d314bebc315f5d&imageMogr2/format/webp)
/0/22532/coverorgin.jpg?v=e66aef6c2174b42a1b1c5f5202e3b305&imageMogr2/format/webp)
/0/17367/coverorgin.jpg?v=909647909d0e9d97dbec4136afd21463&imageMogr2/format/webp)
/0/5575/coverorgin.jpg?v=fc1b12f1b88558f4d5c99de4fc26d905&imageMogr2/format/webp)
/0/14588/coverorgin.jpg?v=ed7b5332b7f9134a9d5746152396e2d9&imageMogr2/format/webp)
/0/26696/coverorgin.jpg?v=300828bfd37e392b6872c98b1c79a79a&imageMogr2/format/webp)
/0/18503/coverorgin.jpg?v=5330f9b3925b3980504f8499058459fe&imageMogr2/format/webp)
/0/26860/coverorgin.jpg?v=688a8e93266c6f182d45b9f345e5139f&imageMogr2/format/webp)
/0/16622/coverorgin.jpg?v=d706fbc1cc72df063140e92d3b3a51ee&imageMogr2/format/webp)
/0/22564/coverorgin.jpg?v=35c749934942f3459ec216751c43fdb1&imageMogr2/format/webp)
/0/14916/coverorgin.jpg?v=4a187e48c0ce48f053508e1d7bd8c205&imageMogr2/format/webp)
/0/10760/coverorgin.jpg?v=d889c5707dfa6983bfd76d75e6104822&imageMogr2/format/webp)
/0/17534/coverorgin.jpg?v=ff762a950265149ff15a814d69b94bcd&imageMogr2/format/webp)
/0/17924/coverorgin.jpg?v=076d5a12ad453e264fe263be9d64a4cb&imageMogr2/format/webp)
/0/23335/coverorgin.jpg?v=449cea810c5ef59b88cedb2b49dc88c2&imageMogr2/format/webp)
/0/28201/coverorgin.jpg?v=d70806dc01d394b2e9ba7a60eac795f4&imageMogr2/format/webp)
/0/16688/coverorgin.jpg?v=b4fcc700770ad271e7bb8db91f75a951&imageMogr2/format/webp)
/0/30648/coverorgin.jpg?v=c7622ca81c2bb344c114b5f76982140e&imageMogr2/format/webp)