/0/13690/coverorgin.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824&imageMogr2/format/webp)
Kantor SM Company
Ada Sam yang saat ini tengah sibuk dengan urusan kantornya.
Semua orang menjulukinya anjing gila.
Ya karena ia memang segila itu dengan pekerjaan.
Tuk tuk
"Masuk!" serunya tanpa mengalihkan tatapannya yang fokus membaca jurnal kantor.
Terlihat Hiro, asisten pribadinya masuk ke dalam dengan menenteng beberapa kantong plastik.
"Waktunya makan siang," soraknya dengan girang sembari mengangkat kantong plastik yang ia bawa.
Sam melihat jam tangannya dan memang waktunya makan siang meski kurang 5 menit lagi.
"Kenapa kau begitu cepat jika perihal tentang makanan? Apa pekerjaanmu selesai? Masih kurang 5 menit kau sudah makan siang," omel Sam membuat Hiro yang hendak menyuapkan potongan pizza ke dalam mulut berhenti sejenak.
"Perutku sudah keroncongan, telat makan 5 menit aku bisa mati kelaparan," beritahunya pada Sam.
Sam membuang napas gusar sembari menutup jurnal yang ia baca.
Ia menatap makanan yang Hiro beli.
"Kenapa pola makanmu sangat tidak sehat sekali? Makan siang seharusnya kau makan sayur- sayuran, kenapa malah makan- makanan seperti itu?" komentarnya pada semua makanan yang Hiro beli.
Hiro tak memedulikan hal itu di mana ia sibuk dengan makannya mengingat ia sangat lapar sekali.
Sam beranjak dari kursinya dan menghampiri Hiro.
"Jangan mencicipi apalagi memakannya!" peringati Hiro saat Sam baru saja membuka box pizza.
Sam berdecak dan mengurungkan niatnya untuk mngambil sepotong pizza milik Hiro.
"Oh ya aku hampir lupa, nanti malam kau harus pulang, tante Mira mengundang keluarga Xavier untuk ke rumah," beritahu Hiro yang baru ingat akan pesan Mira semalam.
Sam berdecak kala ia tahu apa niat dan tujuan mamanya mengundang keluarga Xavier.
Yaps benar, perjodohan antar keluarga pebisnis.
Hiro menelan kunyahannya lalu menatap Sam yang tampak diam.
"Kau pasti lelah kan dengan perjodohan ini?" Sam menatap datar Hiro.
"Menikahlah dengan Aluna agar kontes perjodohan ini berakhir," ledeknya pada Sam.
Sam berdecak dan meraih rokok milik Hiro.
"Aku tidak berniat untuk menikah sampai tua nanti," beritahunya pada Hiro.
Hiro langsung tersedak karena ucapan Sam barusan.
"Apa kau berniat untuk membunuhku? Aku sedang makan, jangan mengatakan sesuatu yang tak terduga," dumelnya yang kembali minum untuk menghilangkan rasa panas dalam tenggorokannya.
"Bagaimana jika kau saja yang menikah dengan Aluna?" tawari Sam pada Hiro.
Hiro dengan mulut yang penuh menatap garang Sam.
"Tidak, meski ia cantik jelita aku tetap memilih keponakanmu, Shila. Sampai kapanpun aku akan memilih Shila," katanya dengan kekeh.
"Percayalah, ia akan takut saat melihatmu," ketus Sam pada Hiro.
Hiro menggelengkan kepalanya sembari asyik mengunyah jungfoodnya.
"Setelah aku selesai bekerja denganmu dan sudah kaya, aku akan langsung melamarnya detik itu juga," kompori Hiro yang mana hal itu membuat Sam memicingkan matanya.
"Aku sangat penasaran dengan rupanya sekarang, terakhir kali kita bertemu saat dia masih remaja, apa kini ia sudah menjadi gadis yang cantik jelita?" gumam Hiro yang sangat penasaran dengan rupa keponakan Sam.
Sam tampak berpikir dan mengingat.
"Sepertinya ia kelas XII SMA, terakhir kali aku bertemu dengan kak Andre 9 tahun yang lalu, tepat papa meninggal," gumamnya yang kembali mengingat kejadian hari itu.
"Kenapa dia tidak kembali ke kota saja, sekarang di mana ia tinggal? Padahal tewasnya om Sarcotragus tidaklah ada hubungannya dengan dia, kenapa ia merasa bersalah seperti itu," gumam Hiro membuat Sam menatapnya dengan perasaan yang berkecamuk.
"Aku tahu harus kemana," gumam Sam yang tiba- tiba beranjak dari sofa dan melenggang pergi begitu saja.