Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
“Gilaa! Sudah miring ni orang otaknya!” umpat Andre dalam hatinya, saat mendengar usul yang ditawarkan oleh Ricko, salah seorang rekan kerjanya.
Usul super gila yang dengan cepat disetujui oleh Pak Nelwan, atasannya. Juga disetujui dua rekan yang memegang jabatan manager seperti dirinya.
Hari itu, kantor tempat Andre bekerja, menerima kunjungan pimpinan pusat yang menetapkan kantornya sebagai cabang perusahaan dengan kinerja terbaik.
Mereka diberikan bonus liburan dan berhak untuk menggunakan cottage milik perusahaan di salah satu Pesisir Pulau Jawa. Tentunya ditambah dengan bonus akomodasi lain dan sejumlah uang saku.
Namun demikian diantara semua berita gembira itu, justru Andre lah orang yang paling beruntung dan berhak untuk merasa paling bahagia.
Bagaimana tidak?
Karena prestasi kantornya itu, Pak Nelwan dipromosi dan dialih tugaskan ke kantor pusat, kemudian orang yang menggantikan Pak Nelwan adalah Andre. Seluruh rekan dan college memang sudah menduga jika posisi Pak Nelwan akan digantikan Andre.
Setelah rombongan dari kantor pusat meninggalkan ruangan, Pak Nelwan langsung mengangkat gelas yang hanya diisi air mineral. Dia mengajak semua bawahannya untuk bersulang dan bertoast ria.
Biar bagaimanapun ada kebanggaan atas penghargaan yang diberikan oleh kantor pusat kepada kantor yang dipimpinanya. Pak Nelwan sangat menyadarinya jika semua pencapaian prestasinya tak lepas dari kerja dan kerja sama yang sinergis bersama seluruh anak buahnya.
Namun Pak Nelwan dengan berat hati menyampaikan bahwa dirinya tidak dapat ikut serta dalam liburan itu, karena telah memiliki janji tersendiri dengan istrinya untuk sebuah liburan di Pulau Dewata.
Andre sendiri tidak begitu peduli dengan keabsenan Pak Nelwan. Toh dirinya tetap dapat mengikuti liburan dengan rombongan kantor itu bersama istrinya. Ini dapat menjadi kado bulan madu bagi istrinya yang baru dinikahinya tiga bulan lalu.
“Tapi apakah Pak Nelwan tetap tidak mau ikut rombongan walaupun nantinya kami mengadakan sebuah game dengan perjanjian yang menarik,” celetuk Ricko.
“Perjanjian? Emang kalian sudah bikin perjanjian apa?” tanya Pak Nelwan sambil menatap Ricko dan Andre bergantian.
Seperti halnya Pak Nelwan, Andre yang tidak pernah membuat perjanjian apapun tentang liburan pada Ricko, pun dibuat bingung.
“Ya, sebagai ucapan terima kasih, saya dan Andre ingin mengusulkan sebuah permainan, untuk membuang kejenuhan atas rutinitas kita, bagaimana jika nanti selama liburan di sana kita membebaskan pasangan kita untuk dirayu oleh sesama kita,” papar Ricko
“Maksudmu?” tanya Pak Nelwan meminta penjelasan yang lebih mendetail.
“Ya, bagi mereka yang beruntung, mungkin dapat dilanjutkan dengan rayuan di atas ranjang, dan atas dasar perjanjian awal tentunya kita tidak boleh melarang untuk ‘penuntasan akhir’ atas usaha kawan kita,” jelas Ricko.
“Saya pikir permainan ini bisa menjadi referensi kepuasan bagi kita. Satau saya kita semua selalu setia dengan istri kita masing-masing. Ini hanya murni tentang ‘cita rasa’ dan ‘varian kenikmatan’ dari wanita selain istri kita,” tambahnya.
‘Gila! Bagaimana mungkin usul itu meluncur dengan lancar dari mulut Ricko, apalagi dengan membawa-bawa namaku!’ Andre kembali mengumpat dalam hati. Namun ketika dirinya ingin menampik usul Ricko, Andre melihat wajah Pak Nelwan seketika berbinar sambil menganggukkan kepalanya tanda setuju.
‘Lagian, Kenapa perjanjian ini harus mengatasnamakan balas budi, sialan!’ Hati Andre kembali mengumpat ketika menyadari sulit baginya untuk mengelak dari permainan gila yang sepertinya sudah sangat disetujui Pak Nelwan. Dan dengan sendirinya, semua peserta pasti tidak akan ada yang bisa menolaknya.
“Yang bener Men! pastinya lu juga ngajak istri lu yang alim itu kan?” seru Yudis tiba-tiba. Dia ingin memastikan Ricko mengajak istrinya yang biasa menggunakan busana tertutup lengkap dengan penutup kepalanya.