Sita (27 tahun) adalah seorang istri yang baik dan polos, setiap hari di rumah apalagi keluar rumah dia tidak pernah melepaskan hijabnya, namun pakaiannya tetap modis walau dengan hijab, meski berjilbab Sita bukan termasuk golongan wanita bercadar.
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya.
Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education.
Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.
***
Hari ini, puasa terakhir di tahun ini, seperti di hari-hari sebelumnya, Danu suami dari Sita pergi bekerja, ya bekerja, sebagai seorang pedagang Fried chicken di alun-alun pasar. Hanya itu yang bisa dikerjakan oleh suaminya Saat ini. Karena suaminya hanya lulusan SMK swasta jurusan pengolahan pangan.
Waktu menjelang berbuka puasa yang diharapkan akan ramai pembeli, nyatanya dagangannya hanya sedikit yang terjual. Mungkin karena hari puasa terakhir banyak orang yang memasak daging di rumahnya masing-masing.
Hal itu membuat Danu merasa sedih, karena dirinya sebelumnya sudah berjanji kepada istri tercintanya, sepulang dirinya dari berjualan ini, dia akan sekalian membelikan pakaian yang didambakan istrinya. Namun sepertinya dia akan mengingkari janjinya kali ini karena uang yang didapat tidak cukup untuk membeli apa yang diinginkan istrinya.
Menjelang Isya, Danu sudah sampai di rumahnya sambil menenteng sisa ayam goreng jualannya, yang masih lumayan banyak.
D= Danu
S= Sita
D: "Assalamualaikum..., Mah, Aku pulang..!"
S: "Waalaikumussalam.." (sapa Sita sambil mencium tangan suaminya).
S: "Kenapa Mas, kok kelihatan murung begitu?"
D: "Anu, a..aku minta maaf sama kamu sayang, sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku padamu. Hari ini tempat jualan benar-benar sepi pengunjung."
S: "Janji apa maksudmu Mas?"
D: "Ya kamu kan kemarin ketika ikut aku jualan pas pulangnya nengok ke butik dekat alun-alun, katanya ada baju yang sangat kamu inginkan. Kemarin malam aku berjanji padamu mau membelikannya sepulang berjualan, tapi ternyata aku gak mampu membelikannya untukmu."
S: "Ya Allah Masss,, sampai segitunya kamu sedihnya. Kirain karena apa. Lagian bajuku masih banyak yang bagus kok, tidak perlu setiap lebaran beli baju baru kan."
D: "Ya tetep aja, aku merasa bersalah sama kamu sayang."
S: "Bagiku, kamu sudah pulang dengan selamat sampai rumah saja aku sudah senang Mas. Kamu gak perlu merasa bersalah begitu."
Meskipun istrinya bilang begitu, namun dalam hati Danu, dia tetap merasa sangat bersalah dan merasa tidak mampu sebagai seorang suami dalam membahagiakan istrinya. Ya, masalah ekonomi masih jadi masalah utama dalam rumah tangga Danu dan Sita selama 3 tahun usia pernikahan mereka.
Danu dan Sita pun hanya tinggal di rumah warisan orangtua Sita yang sederhana.
Ketika tengah malam tiba, suara takbir semakin menggema, Danu berada di teras rumahnya sambil melamun bagaimana cara memperbaiki ekonomi keluarganya. Meski saat ini dia punya usaha jualan dan hasilnya mencukupi untuk biaya sehari-hari dia dan istrinya. Namun Danu merasa itu semua belum cukup, sehingga Danu berencana ingin merantau ke kota ataupun menjadi TKI seusai lebaran tahun ini.
Akhirnya hari Lebaran pun tiba, katanya semua kembali ke fitrah, bersih dan suci. Seperti biasanya, adat di kampung-kampung, semua orang saling bersalaman bermaaf-maafan, terhadap tetangga, saudara, dan orangtua.
Namun karena orangtua Sita yang sudah tiada, maka sehabis bersilaturahmi ke rumah orangtua Danu. Danu dan Sita berziarah kubur ke makam kedua orangtua Sita yang meninggal tahun lalu karena peristiwa longsor di kampungnya.
Di area pemakaman, tanpa sengaja Danu bertemu dengan teman masa sekolahnya yang terkenal sangat kaya, namanya Ruben, dia yang kini tinggal di Jakarta, sedang pulang kampung untuk berziarah ke makam ibunya.
R= Ruben
D= Danu
R: "Hey Dan, lama tak berjumpa. Sedang ziarah ke kuburan siapa kau ..?"
D: "Ya, lama tak jumpa, makin cakep aja kamu. Sepertinya sudah jadi pengusaha sukses nih.!?
Anu, aku sedang berziarah ke makam orangtua istriku."
R: "Wah ternyata kau sudah menikah kawan, tak kusangka kau lebih cepat laku daripada aku. Mana istrimu?"
D: "Kurang ajar, kamu nganggap aku jelek banget kah sampai bilang tidak menyangka aku sudah laku duluan.?
R: "Bercanda Kawan, santai. Mana istrimu? jangan bilang kamu bohong sudah menikah."
D: "Tuh, dia masih khusyuk berdo'a di atas makam orangtuanya."
D: "Oh iya, kamu ada pekerjaan tidak di perusahaan kamu? Aku sedang membutuhkan pekerjaan yang menghasilkan gaji tetap. Jualan seperti ini selama dua tahun lebih, tidak membuahkan hasil yang signifikan bagi perekonomian keluargaku. Kadang kalau lagi sepi, rugi juga daganganku tidak jadi uang meskipun tetap masih bisa jadi lauk pauk untuk aku makan"
R: "Wadduh, maaf perusahaanku saat ini sedang tidak membuka lowongan. Kamu juga tau kan, restauran yang aku kelola kini tinggal satu, 5 cabang yang sudah susah-susah aku kembangkan harus vailid gara-gara pandemi Covid. Jadi jumlah koki di restauranku ya tidak bisa banyak, kami sudah punya koki kepala dan assisten koki di dapur."
/0/21824/coverorgin.jpg?v=bf38f2fc2a18bd5b408ddaf505dc4c5f&imageMogr2/format/webp)
/0/15719/coverorgin.jpg?v=04c774416462a5b042d2024508454c3d&imageMogr2/format/webp)
/0/16914/coverorgin.jpg?v=7d8a807bc586068f1c685c037a9eb1a5&imageMogr2/format/webp)
/0/3470/coverorgin.jpg?v=b4e4b68400d024c43edc280d29846d09&imageMogr2/format/webp)
/0/15682/coverorgin.jpg?v=309d2c68cdf00ae1a052e743831ec10a&imageMogr2/format/webp)
/0/18360/coverorgin.jpg?v=0b2e1603fbce88128ccb2ce7e9ed3e5d&imageMogr2/format/webp)
/0/6261/coverorgin.jpg?v=89aecf99963c4dc0679f05c775639dce&imageMogr2/format/webp)
/0/6715/coverorgin.jpg?v=17cb27d8f6b2bed7165645b85523623f&imageMogr2/format/webp)
/0/9030/coverorgin.jpg?v=883fe3c7ef3c952d8025ab444c7ba36a&imageMogr2/format/webp)
/0/7183/coverorgin.jpg?v=2c7413fa5623c226eb15c56a42383ec6&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/10988/coverorgin.jpg?v=0faf1f56ce1b16ce51c1b7c328343121&imageMogr2/format/webp)
/0/2353/coverorgin.jpg?v=ca42abac3b8baf56298ef01259a92c41&imageMogr2/format/webp)
/0/19217/coverorgin.jpg?v=9bc5732d7d827855db7ee5fcf0b96fa5&imageMogr2/format/webp)
/0/8667/coverorgin.jpg?v=935dd95c4efc2172a56d213d05525c5d&imageMogr2/format/webp)
/0/15160/coverorgin.jpg?v=67322a6b9774f084cd89dd3bd3030239&imageMogr2/format/webp)
/0/15407/coverorgin.jpg?v=eb52c08fedf92d47e98ef432bf8299d3&imageMogr2/format/webp)
/0/13056/coverorgin.jpg?v=4c5c425d88c3802dc6d1aad5d5a417f1&imageMogr2/format/webp)
/0/20438/coverorgin.jpg?v=f4ce88162c20b83c898310594ebee030&imageMogr2/format/webp)