Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Ok, jadi fiks ini yang alamat kamu kirim?" Seorang gadis sedang menelepon kurir yang akan mengantarkan pesanan barang yang ia nantikan, COD. Namun ia tidak akan meminta sang kurir mengantarkan paket itu ke alamat rumahnya, sangat beresiko apabila orang tuanya tau.
"Aku bakal kesana sekarang," ia bergegas memakai hoodie-nya. Dan topi yang menutupi setengah wajahnya.
Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman smirk.
***
Tiba di sebuah tempat yang sepi di tepi jalan, Rea turun dari motor ninjanya. Matanya mencari-cari kurir yang sudah memberitahu tempatnya namun Rea tidak menemukan siapapun.
"Kok gak ada orang sih? Katanya disini," mata Rea melihat ke sekeliling yang sedikit berkabut dan gelap.
'Jangan bilang, aku di bohongin,' Rea membatin dengan perasaan tidak tenang.
Tidak jauh dari Rea, 3 orang laki-laki sedang bersantai dengan botol minumannya masing-masing.
"Gak nyangka banget emang, club se-terkenal itu langsung di tutup tadi."
"Emang siapa sih berani nutup clubnya?"
"Pasti bukan sembarang orang."
Rea tak sengaja mendengar percakapan itu.
Rea melihat ketiga orang tersebut, hatinya memperingati untuk tidak mendekatinya.
'Gak, jangan tanya apapun sama mereka,' seakan tau itu akan menjadi hal yang berbahaya, Rea menaiki motornya kembali.
Akan tetapi, motornya tidak bisa menyala. Tangan Rea menarik gasnya sekali lagi, tapi nihil.
"CK, ayo. Please, jalan. Aku harus pulang," Rea panik sendiri.
"Stt, samperin. Ada cewek cantik."
3 laki-laki itu mendekati Rea.
Rea yang merasakan kehadiran seseorang pun langsung membuat ancamg-ancang waspada. Ia turun dari motor dan bersiap menghajar mereka.
"Mau apa kalian?" Tanya Rea ketus. Ia menggertak marah.
"Aduh, cantik. Jangan marah dong. Kita disini cuma mau kenalan aja boleh kan?"
"Gakk!"
"Dia galak banget ternyata, Bos."
"Jangan ganggu dia," suara berat dan tegas itu membuat 3 laki-laki itu menoleh.
"K-kabur."
Mereka langsung berlari sekencang-kencangnya karena ketakutan melihat lelaki jas hitam.
Rea masih bingung, entah siapa lelaki di sampingnya ini sampai di takuti oleh mereka.
"Kamu, jangan pernah kesini lagi dan lupakan."
'Hah? Di lupain? Ya kali, aku aja baru kesini gara-gara COD diem-diem dari Mama,' kesal Rea dalam hati.
Lelaki berjas hitam itu berbalik pergi.
"Tunggu!"
Langkahnya berhenti.
"Kayaknya ini jauh banget dari rumahku. Dan kebetulan motorku gak bisa. Boleh minta tolong tumpangannya gak?" Pinta Rea memohon, jika bukan lelaki itu dengan siapa lagi ia meminta bantuan.
Menghela nafas. "Ya."
***
"Ini rumah kamu?"
Rumah minimalis dengan cat merah mudah, tidak begitu luas.
"Gak, sih. Ini kos. Soalnya dekat aja sama kampusku."
"Makasih ya. Mau mampir gak?" Tawar Rea.
"Gak perlu. Aku pulang. Lain kali, jangan pernah kesana," ujarnya mengingatkan.
"Btw, siapa nama kamu?" Sebelum lelaki tampan ini pergi, Rea harus tau namanya.
"Algara, Alga aja."
Rea senyum-senyum sendiri. 'Alga. Ganteng banget sih, dia.'
***
Malam ini, Rea menyelesaikan tugas pertamanya. Tangannya sibuk mengetik makalah di laptop.
"Gara-gara COD yang gak jelas tadi, aku gak nerima paket tas incaranku," Rea bersidekap dada. Menyandarkan punggungnya di kursi. Meskipun ia kos, terkadang Mamanya datang mengirim makanan atau uang.
Hidup Rea tidak terlalu menyenangkan, waktunya hanya kuliah, di kos, dan tidur.
Rea mempunyai satu teman baru, Olla. Teman satu jurusan matkul.