Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
di sore hari saat aku berjalan pulang kerumah, mata ku tertuju pada seorang wanita lansia yang sedang mengarik tong sampah seperti mencari sesuatu.
ku langkah kan kaki mendekat ke arah wanita lansia itu "nek, nenek lagi cari apa?" tanya ku, dengan lembut. wanita itu menatap ku dan mengarah kan tangan nya kemulut secara berkali- kali.
apakah maksud nya ia ingin makan?
"nenek mau makan?" tanya ku, dan di balas anggukan oleh nya. tangan ku merogoh isi tas ku. seingat ku tadi aku menyimpan 1 roti.
"nek ini saya punya roti belum saya makan, sama nenek aja ya" aku menyodor kan roti itu, dengan cepat wanita itu langsung mengambil roti ku dan duduk di jalan sembari menikmati roti ku tadi, hati ku terasa terenyuh saat melihat pemandangan ini, kasihan sekali ia pasti dari tadi ia belum makan?
ku langkah kan kaki ku menuju toko yang tak jauh dari tempat ku tadi untuk membeli sebotol air minum.
setelah membeli air minum, aku melangkah keluar untuk menemui wanita itu, mata ku memblak ketika melihat segerombolan anak muda yang sedang mengelilingi wanita lansia itu, sembari tertawa.
"HEI!! BERHENTI!" ku dorong salah satu anak pria itu. dan memeluk wanita lansia itu.
"nek, nenek gapapa kan?" tanya ku sembari memperhatikan keadaan nya.
wanita itu langsung menggeleng cepat untuk menjawab pertanyaan ku tadi.
"berani sekali kalian menggangu nya! apa kalian tak punya otak? apa kalian tak bisa melihat kalau dia itu seorang wanita tua?! cepat pergi dari sini!" murka ku, dasar bedebah! bodoh!
anak yang ku dorong tadi berdiri dan mengajak teman nya untuk pergi namun..
*brak
salah satu dari mereka melempar ku dengan besi berkarat "ahk" rintih ku, sembari menyetuh kening ku rasa nya sangat sakit ketika benda itu terbentur langsung dengan kening ku.
"ha ha ha" tawa mereka bersama, dan berlari sejauh mungkin.
aku sudah tak sanggup lagi untuk mengejar mereka, kepala ku terasa sangat sakit.
wanita itu menghampiri ku, dan melepas tangan ku yang menyentuh kening ku tadi. ia meniup kening ku dan mengelus rambut ku dengan pelan.
"makasih ya nek" ucap ku sembari tersenyum kepada nya.
ku tatap wanita itu, kasihan sekali jika ia tidur di trotoar disini sangat dingin apalagi jika hujan aku tak bisa membayang kan betapa berat nya malam- malam yang telah ia lalui. bagaimana jika aku mengajak nya untuk tinggal bersama ku dan juga ibu ku?
"nek, nenek mau ga tinggal sama saya?" tanya ku pada nya dan di balas dengan anggukan oleh nya.
"yaudah yuk!" seru ku dan berjalan sembari menggandeng tangan nya. rasa nya ini terdengar aneh karna aku mengajak tunawisma untuk tinggal di rumah ku, sedang kan aku hanya pelayan di rumah makan kecil yang gaji nya tak seberapa. tapi biar lah ini sudah jadi keputusan ku.
langkah kami berhenti tepat di halaman rumah yang terbuat dari bambu terlihat sederhana tapi itu adalah rumah ku tempat ku dan juga ibu ku untuk berteduh dari panas nya matahari dan juga dingin nya hujan.
"yuk masuk nek!" ajak ku saat kami hendak melangkah masuk, tiba tiba saja ibu ku berdiri di depan kami dan menghalangi ku untuk masuk.
"dia siapa?" tanya ibu ku sambil menunjuk wanita lansia yang sedang berdiri bersama ku.
"itu bu tadi.. aku ketemu sama nenek ini waktu aku mau jalan pulang.."
"maksud mu dia itu pengemis?!" timpal ibu ku memotong pembicaraan ku, aku sudah tak bisa berkata apa pun lagi. aku hanya bisa mengangguk.
"kamu gila ya starla?! kamu kan tahu kita itu orang pengemis!! makan aja suka kekurangan tapi kamu malah mau bawa orang asing kesini." lanjut nya. astaga kejam sekali mulut ibu ku begaimana jika nenek ini mendengar ucapan nya..
"bu! ibu ga boleh ngomong gitu, starla mohon sekali ini aja biarin nenek ini tinggal sama kita.."
"ga starla! mending kamu minum obat aja ibu ga mau di bilang punya anak gadis yang gila! pokok nya kamu pergi bawa pergi wanita itu!" murka ibu ku dengan nada melengking. aku benar- benar malu mendengar suara ibu ku, dan aku juga sakit hati ketika ia pikir aku ini gila..
*duar duar
langit bergemuruh awan hitam mulai menutupi langit itu pertanda akan turun hujan.