Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
"Cinta…
Cinta adalah melodi bagiku di saat aku tak dapat melihat namun aku masih bisa merasakan
Aku bisa merasakan bawah kamu lah orang yang selama ini yang aku cari cari dalam hidup ku, meski kamu selalu berkata bahwa itu bukan kamu, dan meski kamu mengganti namamu, namun aku bisa mendengar suara mu dan merasakan bahwa itu adalah kamu"Ucap seorang gadis yang duduk di tepi sebuah danau yang indah
Waktu itu di sebuah kota Jakarta yang indah ada sebuah keluarga yang hangat, suci dan suaminya Alan sangat menyayangi putri nya yang masih berumur lima tahun, putri nya sangat lucu dan cantik sekali nama nya Naina Suci berprofesi sebagai seorang dokter dan suaminya Alan bekerja sebagai Direktur di salah satu perusahaan di kota itu
Namun di suatu pagi yang cerah saat Suci dan Alan sedang libur dari kerja nya tiba tiba seorang Bibik berteriak dengan kencang nya
"Nyonya…Tuan…!!! Tolong nona Naina sedang kejang kejang …Nyonya!!!"Terik bibik dari kamar nya Naina
Mendengar itu Suci dan Alan pun bergegas ke kamar Naina, mereka melihat Naina yang kejang kejang, Suci sebagai seorang dokter pun langsung berusaha untuk memberhentikan kejang kejang pada Naina
"Bagaimana ma,apakah Naina baik baik saja"Tanya Alan yang khawatir
"Pa, tubuh Naina panas sekali Pa!! ayo pa segera bawa dia ke rumah sakit"Ucap Suci yang panik dengan ke adaan Naina
Mendengar itu Alan langsung berlari mengeluarkan mobil nya dan Suci langsung berlari membawa Naina masuk ke mobil, mereka dengan kencang nya menuju rumah sakit,sampai di rumah sakit suci langsung membawa Naina ke UGD, Suci pun langsung memberikan perawatan untuk Naina
Dua jam berlalu kini Naina yang terbaring di tempat tidur dengan berbagai alat di tubuh nya pun mulai sadar dan terbangun
"Ibu, Ayah … kalian di mana"Panggil Naina
mendengar itu Alan dan Suci pun langsung memeluk Naina
"Nak, kami di sini nak, syukur lah nak kamu sudah bangun, Ibu dan ayah sangat kahwatir pada mu nak"Ucap suci yang haru
"Ibu, tapi kenapa semuanya gelap ibu"Ucap Naina dengan suara kecil nya itu,yang seketika membuat Suci dan Alan seperti hilang dari tubuh mereka
"Apaa nak!! di sini semuanya terang nak, Putri ke sayangan ibu, ni lihat ibu ada di depan mu anak ku"Ucap suci yang kini mulai meneteskan air mata nya
"Ibu di sini sungguh gelap ibu, bahkan aku tak dapat melihat ibu yang berada di depan ku, ibu aku sangat takut ibu"Ucap Naina
Mendengar itu Alan pun terduduk lemah, airmata ya tak dapat terbendung dari matanya mendengar ucapan dari putri kesayangan nya,
Suci sambil mengusap air mata dan mengelus kepala Naina
"Putri ibu, kamu jangan takut ya, ibu ada disini"Ucap Suci dengan lembu nya
Namun Alan kini bangkit menuju pintu ruangan, Alan berteriak sekencangnya memanggil dokter, mendengar teriakan Alan semua dokter pun datang
"Ada apa pak Alan"Tanya dokter itu
"Pak saya memohon kepadamu, bukan kah kamu sepesiali mata, tolong Pak kembalikan penglihatan anak saya"Ucap Alan memohon serta berlutut kepada dokter itu
"Iya pak, saya ...tapi apa yang sebenar nya yang terjadi, bangun lah pak Alan jangan begitu, istri mu juga seorang dokter di rumah sakit ini , jadi tolong bangkit lah"Ucap dokter itu
"Pak periksa lah anak saya, dia berkata dia tidak bisa melihat apapun, pak kami sangat menyayangi nya pak"Melihat Alan yang begitu Suci pun meneteskan air matanya, Alan sungguh sangat menyayangi Naina
Dokter spesialis itu pun memeriksa Naina, dan hasil pemeriksaan itu membuat Alan dan Suci sangat tersiksa
"Maaf kan saya Bu suci dan Pak Alan, Anak bapak mengalami kebutaan permanen akibat step yang terjadi padanya hingga panas yang berlebihan itu menyerang ke dua bola matanya, dan cara satu satu nya untuk mengembalikan penglihatannya adalah dengan Transfalasi mata, namun sayang nya saat ini susah sekali untuk mencari yang bersedia mendonorkan mata mereka, mungkin kita butuh waktu yang lama untuk mencarinya, namun bapak dan ibu tenang saja saya kan mencari nya hingga ke luar negri sekalipun"Jelas dokter itu pada mereka
Alan dan suci sekita menangis tersedu sedu mendengar itu, Naina yang masih berumur lima tahun, bagaimana dia akan menjalani hidup nya, Suci kembali ke sisi Naina Suci memadang wajah putri kecil nya itu yang kini tertidur, Air mata suci tak henti henti nya mengalir
"Nak, Ibu sangat menyayangi mu nak,ibu berjanji mulai saat ini ibu akan selalu berada di sisi mu"Ucap suci
"Ma, mama tenang saja ayah berjanji walaw pun ke ujung dunia papa pasti akan mencari pendonor untuk Naina"Alan memeluk Suci,dan menguat kan suci
"Pa, apakah kita orang tua yang gagal pa"Tanya suci dalam pelukan Alan
"Tidak ma, ini semua takdir dari yang kuasa dan mulia sekarang kita akan merawat putri kita dengan baik, papa akan berhenti dari perusahan, papa ingin membukakan sebuah Cafe di mana kita bertiga tinggal di sana"Ucap Alan yang kini akan selalu ada untuk putri kecil nya itu
"Iya pa, mama juga akan berhenti dari pekerjaan mama, untuk apa semuanya jika mama tidak bisa menjaga putri mama, pokok nya pa Naina harus bisa melihat kembali, mama tidak tega melihat dia begitu pa"Pinta Suci pada Alan
"Iya ma, papa janji"
Mereka pun bersepakat untuk sama sama selalu di sisi Naina
Suci dan Alan pun membangun sebuah cafe yang telah dia dan Suci rencanakan, mereka berdua pun bersama menjaga Naina di kafe itu, Bibi pun yang telah lama mengikuti mereka juga ikut mereka pindah kesana, mereka memliki tiga orang pegawai kadang Suci dan Alan juga ikut membantu, Naina kecil sekarang setiap hari nya tak kekurangan kasih sayang dari orang orang sekitarnya,
Mereka semua merawat Naina dengan sangat baik, Naina juga bersekolah Namun, ya nama juga anak anak, Naina selalu dapat ejekan dari teman teman nya namun, Naina gadis yang periang dia sama sekali tidak terganggu dengan ejekan teman teman nya, hingga Naina pun menyelesaikan sekolah dasar nya, dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama, namun sama hal nya Naina pun masih mendapatkan ejekan, tak ada yang ingin berteman dengan Naina, dalam tiga tahun masa sekolah Naina biasa biasa saja hingga naina mengijak SMA, selam SMA Naina sama sekali belum pernah suka kepada lawan jenis nya, dan entah kenapa Naina juga tidak memiliki teman, Naina hanya mempunyai satu teman ya itu paman Ben, paman Ben lah yang selalu menjadi mata untuk Naina, dan kini Naina pun sudah masuk Kuliah"Cinta…