Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Malam hari di kamar PALAZZO ALFEO Apartemen hotel, kota Syracuse, Sicily Island, Italy. Di mana pintu jendela kamar menangkap indahnya pemandangan laut di kota Syracuse pada malam hari.
Terlihat wanita asia gemuk sedang mengeluarkan isi pakaiannya yang berada di dalam koper untuk di pindahkan ke dalam lemari pakaian. Lalu tiba-tiba bel kamarnya berbunyi, wanita asia itu terhenti sesaat dengan kegiatannya dan pergi ke arah pintu kamarnya.
Dan tanpa memastikan siapa yang mengebel kamarnya di malam hari, dia membuka pintu kamarnya. Kemudian saat pintu kamar itu terbuka, seorang pria tampan bermata biru dan bertubuh atletis masuk ke pintu kamar wanita gemuk itu.
Lalu dia menarik tubuh wanita itu, dia liat wajahnya dengan lekat. Mata pria itu memancarkan kerinduan yang sangat dalam kepada wanita gemuk itu. Kemudian dia menarik tengkuk leher pendek wanita itu, dan menciumnya dengan brutal tanpa memberikan ruang untuk wanita gemuk itu bernafas.
Kemudian pria itu menghentikan ciumannya, lalu menggendong wanita gemuk itu dengan ala bridal style hingga sampai ke ranjang tanpa merasa keberatan. Walaupun sesampainya di ranjang, dia terkesan membanting wanita itu ke ranjang.
Di tatapnya wanita gemuk itu dan di belai rambutnya yang berwarna coklat pekat.
"Aku sangat merindukanmu, sayang! Apakah aku boleh menyentuhmu lebih dari ini? Aku berjanji, aku akan melakukannya dengan sangat hati-hati dan pelan." ucap pria atletis itu.
(*I miss you so much, dear! Can I touch you more than this? I promise I will do it very carefully and slowly.)
Wanita gemuk itu hanya menganggukkan kepalanya, Pria itu pun tersenyum senang dan mulai melepaskan kemeja dan dalaman wanita itu serta kemeja dirinya.
Lalu dia mulai mencium kening, hidung, bibir wanita itu secara perlahan dan menambahkan rangsangan dengan mencium dan menjilati bagian leher wanita itu. Hal itu berhasil membuat wanita gemuk itu mendesah.
"Aahh..."
Pria itu mendengar suara imut dari wanitanya mulai mengetahui bahwa bagian leher adalah titik ransangan yang di sukai dari wanitanya. Kemudian dia berpindah ke bagian dua gumbal bulat milik wanitanya, setelah dia puas memerahnya dan menciumnya. Dia mencium bagian perut gemuk perempuan itu pelan-pelan sehingga membuat tubuh wanita itu meleyot-leyot kegelian.
Kemudian pria itu kembali menatap wajah wanita lekat-lekat dan di sadari oleh wanita itu bahwa pria yang di hadapannya ini adalah Simone Scott yang merupakan seorang actor muda pendatang baru di dunia perfilman. Dan namanya naik setelah memainkan peran sebagai pemain pendamping dari pemeran utama di sebuah film yang cukup terkenal dan membuat namanya melambung tinggi.
'Huh, Simone Scott?' gumam batin wanita gemuk itu.
"Kenapa sayangku, Olivia Lawrence Yang? Apakah kamu takut? Kalau iya, aku akan berhenti melakukannya." ujar Simone yang melihat perubahan wajah Olivia.
(*Why my dear, Olivia Lawrence Yang? Are you scared? If so, I will stop doing it.)
"Kamu Simone yang seorang aktor itu kan? maksudku kamu adalah Simone scott kan?" tanya Olivia yang berusaha memastikan apa yang dia lihat dan dengar, ketika Simone memanggil nama lengkapnya.
(*You are Simone who is an actor right? I mean you are Simone Scott right?)
"Tentu saja, sayangku! Apakah kau sudah melupakanku selama kita terpisah jarak dan waktu?" tanya Simone
(*Of course, my dear! Have you forgotten me as long as we are apart from time and distance?)
"Hmm... Tidak! bukan begitu." jawab Olivia yang bingung.
(*Hmm... No! It is not like that.)
Namun tiba-tiba ponselnya berbunyi dan Olivia ingin mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas meja samping ranjang hotelnya. Tetapi Simone tidak mau beranjak dari tubuhnya. Dan mengakibatkan Olivia terjatuh dari ranjang, lalu karena hal itu juga Olivia pun tersadar dalam mimpi basahnya.
BUGH!... bunyi Olivia yang terjatuh dari ranjang kamar hotelnya.
"Aauww! Ternyata cuma mimpi. Huh! Aku jadi memimpikannya karena aku kepikiran terus tentangnya dan hari ini aku akan bertemu dengannya di lokasi syuting film 'My Sassy Mafia'. Semoga bisa melihatnya wajahnya lebih dekat. Ugh... membayangkannya saja rasanya sudah senang sekali." ujar Olivia yang berusaha bangun dari lantai.
"Eh! Tadi aku jatuh karena mendengar suara ponsel kan di dalam mimpiku. Apa jangan-jangan sebenarnya aku tadi juga di telepone ya?"
Di lihatnya ponselnya, ternyata benar saja ada yang menelponenya. Olivia melihat nama Aaron Willson Oey di ponselnya, yang merupakan tunangannya dan sekaligus sebagai penerbit dan juga pengusaha media terkenal di Asia.
Lalu dengan terpaksa Olivia harus menelpone Aaron balik, karena biasanya Aaron menghubunginya apabila ada urusan yang sangatlah penting.
OLY : Hi Aaron, ada apa kamu mencariku?
(*Hāi Aaron, nǐ zài zhǎo shénme?)
AWO : Apakah kamu sudah bangun? bukannya hari ini kamu akan ke lokasi syuting untuk melihat aktor pria itu. Oh! Jangan lupa bahwa kamu pergi ke sana bukan hanya untuk melihat aktor pria itu saja. Tetapi kamu juga harus menemukan inspirasi baru untuk novel terbarumu.
(*Nǐ yǐjīng qǐláile ma? Xiāngfǎn, jīntiān nǐ yào qù piànchǎng kàn nán yǎnyuán. Oh! Bié wàngle nǐ qù nàlǐ bùshì wèile kàn nán yǎnyuán. Dàn nǐ yě bìxū wèi nǐ de zuìxīn xiǎoshuō xúnzhǎo xīn de línggǎn.)
OLY : Sudah bangun karena bunyi telepon masuk dari mu. Dan kamu tidak perlu kwatir! Selama aku berada di sini, aku pasti akan mendapatkan inspirasi untuk novel baruku. Jadi kamu nantikan saja. Selamat tinggal!
(*Bèi nǐ de láidiàn shēngyīn huànxǐng. Érqiě nǐ yě bùbì dānxīn! zhǐyào wǒ zài zhèlǐ, wǒ de xīn xiǎoshuō yīdìng huì dédào yīxiē línggǎn. Suǒyǐ nǐ jiù děngzhe ba. Zàijiàn!)
Olivia segera mematikan teleponenya tanpa menunggu Aaron mengatakan sesuatu karena sudah malas mendengar ceramah Aaron. Namun Aaron tahu kalau Olivia sedang kesal padanya karena teleponenya membuatnya terbangun dari tidur sehingga dia hanya mengirimkan pesan kepadanya.
@AWO: Maafkan aku tunanganku yang imut! Aku hanya mengkhawatirkanmu. Kamu taukan orang tuaku selalu menanyakan keadaanmu padaku. Apalagi setelah mereka mendengar bahwa kamu pergi ke Sicily, Italy sendirian. Lalu kamu juga akan mengikuti mereka pergi ke berbagai negara untuk pembuatan film dari novelmu. Wajar saja kalau aku sebagai tunanganmu kwatir.
(*I'm sorry my cute fiancé! I'm just worried about you. You know my parents always ask me how you're doing. Especially after they heard that you went to Sicily, Italy by yourself. Then you will also follow them to various countries for the filming of your novel. It's natural that I, as your fiancé, am worried.)
@OLY : Hmm... Aku tahu kamu berbicara bahasa mandarin agar wanita yang berada di sebelahmu mengertikan apa yang kamu ucapkan. Siapa lagi wanita kali ini yang menemani kamu malam ini?
(*Hmm... I know you speak mandarin so the woman next to you understands what you're saying. Who else is the woman this time accompanying you tonight?)
Namun beberapa detik kemudian...
@OLY : Lupakan apa yang aku tanyakan tadi! Jangan kamu jawab dengan wanita siapa kamu sekarang! karena aku tidak peduli dan jangan pernah juga berpikir bahwa aku akan cemburu. Sama sekali tidak pernah akan terjadi, kita hanya bertunangan karena keinginan orang tuamu dan keinginan mendiang orang tuaku.
(*Forget what I asked earlier! Don't answer the woman who you are now! because I don't care and don't even think that I will be jealous. Absolutely never will happen, we only got engaged because of your parents' wish and will from my late parents.)
@AWO : Hmm... Kamu selalu menepis perasaan cemburu itu, Liv! Kenapa tidak kamu akui saja. Apapun yang terjadi aku akan tetap kembali padamu. Lalu aku akan menepati janjiku padamu dan mendiang orang tuamu. Jadi setelah pembuatan film novelmu selesai, kita akan mempersiapkan acara pernikahan kita. Kamu tidak bisa beralasan untuk menundanya lagi. Lagian Aku ini tampan, kaya dan badanku tidak jauh berbeda dengan aktor itu. Jadi jelaskan di mana letak kekuranganku, Liv?
(*Hmm... You always brush off those jealous feelings, Liv! Why don't you just admit it? No matter what happens I will always come back to you. Then I will keep my promise to you and your late parents. So after the filming of your novel is complete, we will prepare for our wedding. You have no reason to delay it any longer. After all, I am handsome, rich and my body is not much different from that actor. So explain where I'm lacking, Liv?)
Olivia yang melihat isi balasan chat dari Aaron hanya memutar kedua bola matanya. Olivia tidak habis pikir dengan kepercayaan diri Aaron yang sangat terlalu berlebihan.
@OLY : Kamu terlalu percaya diri, Aaron! Aku tidak pernah cemburu sedikitpun. Aku tahu kamu sering menjelek-jelekkanku di hadapan mereka. Dan perihal kekuranganmu, Kamu bukanlah Simone Scott. Lalu perihal pernikahan, itu tidak akan terjadi. Karena aku sendiri yang akan membatalkan pertunangan kita. Aku juga akan berbicara dengan orang tuamu. Dan kamu tidak perlu kwatir, aku tidak akan menjelek-jelekkanmu hanya untuk membuat mereka setuju. Perihal saham yang aku tanamkan di perusahaanmu pun tidak akan aku tarik. Jadi kita tidak akan terbebani lagi. Selamat tinggal!
(*You're too confident, Aaron! I've never been jealous in the slightest. I know you often badmouth me in front of them. And as for your flaws, you're not Simone Scott. Then when it comes to marriage, it won't happen. Because I myself will cancel our engagement. I will also talk to your parents. And you don't have to worry, I'm not going to badmouth you just to get them to agree. Goodbye!)