Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Azura bangun di kamar apartementnya di London. Senyumnya terbit saat matanya terbuka menatap London eye yang terlihat dari kaca kamarnya. Perlu diingat kalau Azura selalu suka tidur dengan tidak menutup tirai jendelanya, karena moodnya akan buruk saat tidak langsung melihat pemandangan indah dipagi hari. Apartement mahal miliknya ini dibeli dengan uang pribadi hasil kerja dirinya sebagai artis dan juga model. Meski uang saku dari kedua orang tuanya mampu membuatnya membeli apartement ini, tapi Azura adalah wanita mandiri.
Pintu kamarnya terbuka dan muncul lah wajah asisten pribadinya, seorang pria yang lemah gemulai mengalahi dirinya. Boby_asisten cantiknya itu memperlihatkan baju yang akan dia pakai hari ini.
"Yourhignes ini baju anda sudah hamba siapkan. Jadwal anda hari ini adalah menandatangani kontrak iklan dan juga menghadiri acara award yang diadakan di hotel keluarga anda Yohanest ". Azura hanya diam mencerna lalu minum air putih yang tersedia didekatnya.
"Yourhignes ada lagi yang anda butuhkan ?"
"Tutup mulutmu Bob, atau gajimu ku potong." Azura melangkah menuju kamar mandi, bagai Ratu yang memancarkan aura dingin nan menusuk. Boby menghela nafas, " jangan dingin banget jadi cewek, jadi perawan tua loh ". Dan sedetik kemudian Azura melemparkan sendal tidurnya kepada Bobby.
"Aw.....lempar berondong yang aduhai dong ah". Katanya membuat Azura tertawa dalam diamnya.
****
Denting pena dengan gelas membuat sekertaris cantik diruangan bosnya itu begitu takut, gadis seksi itu melihat bosnya ragu saat hentakan map dilakukan bos nya.
"Idiot, kamu bisa kerja gak sih ?" Laura hanya diam, tak berani menjawab.
"Hei Laura, saya tanya kamu bisa kerja gak ? Saya suruh kamu siapin ini dari bulan semalam, kenapa sampai sekarang masih aja salah. Kalau semua pekerjaan kamu harus saya benarkan lagi buat apa kamu saya pekerjakan !!"
Laura memilin jarinya gelisah, dia memang salah, tapi bos nya ini juga salah.
"Itu pak, anu. Sa_ya sudah tanya bapak. Waktu, ehm..."
Brakkk...
"Kalau mau bicara yang jelas."
"Aduh pak saya sudah tanya bapak waktu itu. Tapi bapak bilang sudah benar semua ini,"
"Astaga Laura, kapan kamu tanya saya ?" Pria bermata coklat itu sangat kesal sekarang.
"Saat bapak sedang bercumbu dengan wanita rambut pirang yang memakai baju merah dua minggu lalu pak."
Ya, bos nya ini memang terkenal play boy brengsek. Tapi untungnya Devano tidak sembarang pilih wanita.
"Kamu mengintip saya ?" Tanya Devano tak percaya kegiatannya diketahui sekertarisnya ini.
"Aduh..bukan itu pak, pintunya tidak bapak kunci jadi saat saya masuk ya saya lihat. Bapak juga tau saat itu, tapi bapak tidak masalah."
Devano mengurut pelipisnya, ya dia ingat kejadian itu. Benar-benar memalukan, tapi karena tanggung jadi dia biarkan saja.
"Sudah keluar dari ruangan saya, kamu kerjakan ini baik-baik. Awas jika masih salah, saya pecat kamu."
Laura mengangguk dan langsung pergi.
Devano duduk di kursi kerjanya, memejamkan mata karena pekerjaan hari ini begitu membuatnya pusing.
Dia perlu merileks kan pikirannya, diraihnya jas nya dan ponsel.
"Loe di club ?" Tanya Devan kepada sahabatnya.
"Iya, loe lagi di Indonesia Dev ?"
"Yups, gue ke tempat loe sekarang ya."
"Oke bro."
****
Devano menikmati minuman sendiri di meja bar itu, setelah tadi dia berbicara dengan Alan sahabatnya.
Pandangannya jatuh pada wanita cantik dan seksi dilantai dansa, wanita itu begitu menggoda. Dan rasanya dia pernah melihat wanita itu, wajahnya begitu tak asing. Tapi siapa ?
Devano tiba-tiba bergairah hanya melihat senyum wanita itu. Tuhan lekuk tubuh wanita itu begitu sempurna, mata, bibir, hidung, dagu, semua sesuai keinginan Devano.
Devano yang tak sabar ingin mencoba peruntungannya akhirnya berjalan mendekat , niat ingin berkenalan tapi ternyata wanita itu tersenyum menggodanya dan mencium bibirnya.
Oh, dia benar-benar gila karena hal.mengejutkan ini.