/0/24661/coverorgin.jpg?v=629f8f88baba399a125ab8ef389ce989&imageMogr2/format/webp)
“Al! Besok kamu jangan ke mana-mana!”
Suara Ayah yang tiba-tiba itu, sontak mengagetkanku.
“Memang ada apa Yah?”
Tak biasanya seperti itu. Padahal tanpa di suruh pun, jika tak ada kelas maka aku akan diam saja di rumah.
Tapi pertanyaanku tidak disambut ramah. Ayah hanya memandang sekilas hingga akhirnya duduk tepat di depanku.
“Besok teman Ayah akan datang untuk melamar kamu.” Ucapnya dengan muka datar. Namun tetap membuat kumis tipisnya ikut bergerak.
Mendengar itu bukan hanya bulu kudukku. Bulu ketek dan bulu hidung pun ikut berdiri mendengar jawaban itu. Otakku benar-benar ngeblank!
Jantung sudah lari maraton, sedang hati juga mulai resah menanti ucapan selanjutnya dari Ayah.
“Dan Ayah tak akan menolak lamarannya!”
Degh! Hatiku lemas, jantungku lelah. Badanku tak lagi mampu menopang bobot sendiri, dudukku pun seketika merosot.
“Benarkan ini? Bahkan keinginan berumah tangga saja aku tak memilikinya” Hatiku terus menduga-duga.
“Ini becanda kan Yah?!” Mungkin saja kan, Ayah tahu kejahilan anak jaman sekarang hingga ingin mempraktikkan pada anaknya sendiri.
“Ayah serius! Hal seperti ini tak pantas jika dijadikan bahan guyonan!”
Jika tadi hanya jantung dan hati yang lemas, kini empedu dan pankreas pun ikut tak terima mendengar ucapan Ayah. Sungguh malang nasibku, Mak!
“Mah ... ” Aku menatap Mama dengan mata yang memerah. Ucapan Ayah memang sepertinya bukan guyonan, tapi otak masih berharap bahwa ini bukan kenyataan.
“Aku nggak mau nikah sama Om-om Yah. Aku nggak mau sama laki-laki tua!” Sesak yang kupendamkan beberapa detik ini akhirnya aku keluarkan.
Jelas! Siapa yang mau menikah dengan Om-om. Jika sudah saling kenal mungkin tak masalah, tapi ini? Bahkan seperti sedang membeli merpati yang masih terbang di awang.
“Kok tua?” gumam Ayah yang masih bisa terdengar olehku.
“Bukankah teman Ayah yang akan datang melamar aku?! Bisa disimpulkan kalau laki-laki itu sudah tua kan?!”
“Astaga! Al ... Bukan begitu.”
Bukan meneruskan ucapannya. Tapi malah tawanya yang kemudian menggema. Tak ibakah pada aku, Anaknya ini.
“Teman Ayah memang datang untuk melamar kamu ... ” ucapannya terjeda karena bibirnya seperti masih menahan tawa.
“Tapi, bukan untuk dirinya sendiri. Tapi untuk anaknya!”
Demi apa! aku ingin menangis. Mataku yang semula hanya berembun dan belum basah kini telah mengucur deras.
“Lah, Malah nangis. Ini gimana siih?”
Semakin aku kencangkan saja suaraku, kala mendengar suaranya itu. Sebagai aksi protes karena dengan sesuka hatinya, menjodohkan anaknya tanpa meminta persetujuan dulu.
“Kalau ngomong yang jelas dong, Yah. jangan setengah-setengah gitu. Jatuhnya jadi ambigu!”
Meski aku kecewa, namun masih belum melihat adanya celah untuk menolaknya. Biarlah aku pikirkan nanti.
“Tapi kan, bener ... ” jawabnya dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya.
Astaga! Tak ada ibakah di hati lelaki tua yang selalu aku agungkan itu? Kenapa masih bisa menertawakanku seperti itu!
“Aku kan masih muda Yah. Kenapa harus menjodohkanku segala” Aku mendesah pelan, kali ini.
/0/3531/coverorgin.jpg?v=72d3cabea25da2ff51c0cb0a8bec0cae&imageMogr2/format/webp)
/0/13189/coverorgin.jpg?v=59c0e79f61800af594c3c89ea1290db5&imageMogr2/format/webp)
/0/7742/coverorgin.jpg?v=10e0a64533605f8b3dfd0663f7864d5a&imageMogr2/format/webp)
/0/16486/coverorgin.jpg?v=34ad0f647000aa76ff52d6f02460b85f&imageMogr2/format/webp)
/0/17428/coverorgin.jpg?v=2cc6f1713c4b54b04a5081d42c17c767&imageMogr2/format/webp)
/0/13021/coverorgin.jpg?v=ec43d33d2e3b5300094f0312a3a61c05&imageMogr2/format/webp)
/0/5274/coverorgin.jpg?v=6c0468ae171a01ff8164588e81f7dc7f&imageMogr2/format/webp)
/0/16695/coverorgin.jpg?v=49123be41f7ee72bdbc5bab43fb08273&imageMogr2/format/webp)
/0/6716/coverorgin.jpg?v=aa47d8853cb4fc2d190f699a4e96e89a&imageMogr2/format/webp)
/0/20041/coverorgin.jpg?v=d3ae2b6c1b626d2e5ef8a039fdd81681&imageMogr2/format/webp)
/0/21624/coverorgin.jpg?v=387f47fc3719e7d447feed111c0c690f&imageMogr2/format/webp)
/0/13040/coverorgin.jpg?v=df3bb57e7a690203159e06e2277418f4&imageMogr2/format/webp)
/0/14709/coverorgin.jpg?v=c5b24b78d6e49bacadb23bceb2d4086e&imageMogr2/format/webp)
/0/13167/coverorgin.jpg?v=fbe3725e71f0b9d903e30a34735feaff&imageMogr2/format/webp)
/0/20067/coverorgin.jpg?v=ce8d2e081f4e44690efd5d5892534e67&imageMogr2/format/webp)
/0/24410/coverorgin.jpg?v=30f6326ee82a632700fc03ebabc4fe71&imageMogr2/format/webp)
/0/19442/coverorgin.jpg?v=514b8f74f4a80f5752760ff512d8e672&imageMogr2/format/webp)