Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Pagi itu sedikit terik.
Cahaya pagi menerpa wajah wanita --berdarah Korea - indonesia-- yang kini mengenakan hijab yang menutupi hampir seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Dengan balutan gamis berwarna ungu pastel dan khimar lebar yang memiliki warna senada, memberikan kesan manis dan anggun di saat bersamaan.
Sabrina Hwang
Itulah nama yang diberikan sang ayah pada putri kecilnya. Yang lahir ke dunia ini bersama tangisan kerasnya.
Tapi sayang...
Pria itu yang memberikan nama tersebut, kini telah berada dalam dekapan sang pencipta bersama wanita yang dicintainya --ibunya-- yang memang mengalami ikut bersamanya saat pesawat yang mereka tumpangi jatuh di laut saat mereka hendak berlibur ke luar negeri guna merayakan anniversary yang ke 12 tanpa anak - anak mereka. Karena mereka menitipkan Sabrina dan Dhefin pada pengurus rumah mereka.
Malang tak dapat di tolak, dan itulah yang harus Sabrina dan Dhefin di usianya yang masih belia. Karena saat itu Sabrina masih berusia 12 tahun, dan Dhefin 7 tahun.
Miris memang ...
Diusianya yang di mana anak - anak masih membutuhkan belaian kasih sayang orang tua, dia malah berusaha untuk menjadi ibu sekaligus ayah untuk adiknya, meski dia memiliki paman dari pihak ibunya, Paman Yudha. Yang bekerja mengurus perusahaan sampai salah satu diantara mereka siap untuk memegang kendali usaha yang rintis mendiang ayahnya dari nol itu. Paman Yudha dan istrinya sangat menyayangi mereka dan mencurahkan perhatiannya pada keponakan-keponakan malangnya itu.
Kini adiknya itu telah besar, dia sekarang menempuh pendidikan S2nya di New Zealand, negara yang terkenal dengan sebutan Negeri Awan Putih Panjang.
Sudah 10 tahun dia tinggal di negeri orang. Lama memang. Tapi dia bilang ingin mencari pengalaman di luar negeri dan setelah puas dia akan kembali untuk memegang kendali perusahaan. Dhefin menempuh strata satunya di Australia dan bekerja selama 4 tahun di sana setelah dia lulus. Lalu dia pindah ke New Zealand mengambil program magisternya dan belum lama ini menyelesaikan tesisnya dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan untuk saat ini Om Yudhalah yang mengurus perusahaan milik mendiang ayahnya. Dia bersyukur karena dia memiliki paman yang sangat baik padanya dan Dhefin. Tante Rika, istri Om Yudha juga sangat menyayangi kami. Meski mereka memiliki anak sendiri, tapi mereka tidak pernah keberatan membagi kasih sayang mereka pada keponakan-keponakannya. Bahkan hubungannya dengan sepupu-sepupunya juga baik. Paman bukan pria yang tamak dan rakus yang akan mengambil semua keuntungan untuk dirinya sendiri, tapi dia orang yang bertanggung jawab dan amanah. Dia memberikan setengah dari keuntungan yang dia dapat dari hasil penjualan mobil - mobil tersebut untuknya juga, pastinya setelah membaginya dengan para pemegang saham tentunya. Karena itulah salah satu wasiat yang ditulis oleh Tuan. Marcus Hwang sendiri, sebelum beliau meninggal.
Sementara dia sendiri hanya sibuk mengurus butiknya yang di mana dia sendiri yang menjadi Desainernya. Jadi, dia hanya memiliki sedikit kesibukan, karena dia hanya datang sebentar ke butik untuk menemui pelanggan atau memantau perkembangan butiknya.
Sabrina kini menarik kedua sudut bibirnya, tatkala melihat anak - anak yang sedang asik bermain tak jauh dari tempat dia duduk saat ini.
Ada yang sedang asik bermain ayunan bangku dengan ibunya, ada yang tertawa riang saat meluncur bebas di perosotan, dan ada yang sedang asik bermain pasir dengan skop kecil di tangannya, dengan pengawasan ibunya yang sedang mengobrol santai bersama sekumpulan ibu - ibu tak jauh dari tempat anak itu bermain.
Wanita berparas cantik itu tak melepaskan senyumnya dan terus menatap anak yang sedang membuat gundukan pasir dengan skopnya di tangannya.
Sampai kemudian...
Anak laki - laki itu menangis. Karena pasir pasir halus yang tak sengaja masuk ke matanya.
Sabrina berdiri. Naluri keibuannya muncul dan ingin segera bergegas mendekati anak kecil tersebut.
Tapi ...
Langkahnya tertahan. Ketika
Wanita muda yang tadi mengawasinya sudah lebih dahulu bergegas menghampiri anak tersebut, meniup-niup mata anaknya yang memerah, dan menggendong anak laki - laki itu sambil menepuk-nepuk punggungnya sambil berujar 'tidak apa - apa, Nak ... pasirnya sudah hilang. Sekarang berhenti menangis'.
Ada iri dan juga sakit yang dia rasakan saat ini.
Pandangannya berubah sendu.
Melihat interaksi ibu dan anak tersebut.
Disaat wanita lain bisa dengan bebas menyentuh dan memeluk buah hati mereka, Dia di sini hanya bisa memendam kerinduan dan hasrat dalam hatinya pada putranya.
Dia juga ingin seperti para wanita itu, yang bisa menemani dan menjaga anak mereka setiap waktu. Tapi ...
Apalah daya, dia tidak bisa ...