Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Stanley Glend Mosey usia 39 tahun, seorang dokter kandungan rumah sakit Raymond Morgan Ia mengabdikan ilmunya untuk kemanusiaan, oleh sebab itu ia bergabung dengan rumah sakit Raymond Morgan dalam mewujudkan niat baiknya itu. Stanley Glend Mosey adalah anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Glend Mosey, meskipun kekayaan keluarganya berlimpah tidak membuatnya manja dan arogan.
Stanley Glend Mosey membiasakan diri bergaul dengan segala lapisan masyarakat. Disetiap akhir pekan, merupakan hari khususnya untuk melakukan layanan sosial. Ia mengunjungi daerah pedesaan atau kota kecil untuk memeriksa kesehatan para wanita hamil dan anak-anak balita.
Ketika kuliah, ia berburu beasiswa hingga ke luar negeri, dan bekerja sampingan sebagai karyawan rumah makan atau tukang cat apartemen untuk mencukupi kebutuhan harian selama kuliah. Baginya lebih terhormat berjuang dengan tangan sendiri ketimbang mengandalkan kekayaan warisan keluarga.
Melihat watak keluarganya yang terlalu mengatur hidupnya, serta sifat ibunya yang dominan, ia memutuskan hidup mandiri tinggal di apartemen jauh dari aturan keluarga keluarga yang recok dan memusingkan. Di tambah lagi kesalahannya di waktu lalu terhadap Cecilia Mary Orchid wanita yang telah dilecehkannya, menyisakan rasa bersalah abadi bagi dirinya, Stanley Mosey menjadikan pekerjaan sebagai pelarian untuk meredakan rasa bersalah atas Cecilia Orchid.
Stanley Mosey memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kota St. Florenza di sekitar hutan Muara, tujuannya kali ini adalah memenuhi panggilan darurat seorang pasien yang hendak melahirkan. Karena wilayah hutan Muara hanya ada seorang dukun beranak, kemampuannya juga terbatas dalam menangani permasalahan persalinan.
"Selamat siang Nyonya, saya dokter Mosey. Saat ini sudah berada di kota Deorosa, dalam waktu limabelas menit akan tiba St. Florenza, Tolong beri petunjuk arah yang akurat," kata Stanley Mosey kepada wanita yang menghubunginya tadi pagi, wanita itu adalah dukun beranak yang meminta pertolongan darurat untuk pengerja pertanian yang bermasalah dalam persalinan.
["Setiba di hutan Muara anda akan menjumpai sebuah jembatan. Berbeloklah ke kiri, ikutilah jalan pinggiran sungai, maka anda akan menjumpai pertanian Lang Marple," jawab wanita itu.]
"Terimakasih, Nyonya," jawab Stanley Mosey. Pria itu mengantongi ponselnya kembali. Begitu sampai di hutan Muara, Stanley Mosey sedikit bingung karena belum menemukan jembatan. Begitu melihat jalan kecil di sebelah kiri, ia membelokkan mobil.
Stanley Mosey memperlambat jalan mobilnya, hingga keluar hutan, ia tidak menemukan jembatan. sejenak Stanley Mosey terpukau dengan pemandangan di sekitarnya. Sejauh mata memandang tampak hamparan tanaman padi yang menguning.
"Hm? Di sini ada tanaman padi?" Stanley Mosey bersiul kagum. Ditepikan mobilnya, lalu berhenti. Ia keluar dari mobil, udara sejuk hutan jati menyambut tubuhnya, terasa nyaman menyegarkan. Stanley Mosey berjalan mengikuti jalan setapak, ia menghirup segarnya udara pedesaan sepuas-puasnya.
Sayup-sayup terdengar suara celoteh riang seorang gadis, Stanley Mosey mengerutkan kening memandang sekelilingnya mencari asal suara itu. Ia meneruskan langkahnya menyusuri jalan setapak. Beberapa menit ia berjalan, jalan setapak itu berakhir pada sebuah sungai.
Suatu pemandangan menakjubkan tampak seorang gadis dengan tubuh polos indahnya sedang berenang-renang di sungai bersama seekor anak gajah, dua ekor anjing herder dan sekumpulan angsa. Menyadari kehadirannya, dua anjing itu menggonggong memamerkan taringnya. Gadis itu terkejut, segera berenang bersembunyi di balik perahu.
"Siapa kau?" seru gadis itu gusar. "Berani sekali kau datang kemari! Ini adalah wilayah pribadi!"
"Maaf Nona, tidak ada papan peringatan jika ini adalah wilayah pribadi," jawab Stanley Mosey membela diri.
"Bukankah kau melewati batu pemujaan di ujung jalan setapak sana?" seru gadis itu lagi. "Itu adalah batu suci pemujaan penduduk Muara. Jika tidak ada kepentingan pemujaan atau memanen padi, kau tidak boleh melewatinya."