Nathan Green, adalah seorang mafia yang sangat ulung. Dia terkenal selalu menghabisi musuhnya tanpa ampun dan dengan keji. Sampai suatu ketika, Nathan diberi tugas untuk menyelamatkan putri dari Bosnya, bernama Mathilda. Mathilda yang diduga telah diculik oleh mafia musuh membuat nyawanya berada di ujung tanduk. Pertemuan Nathan dan juga Mathilda yang sangat tiba-tiba dan juga penuh ketegangan ini membuat benih-benih cinta di antara mereka berdua. Nathan, terpesona dengan kecantikan sosok Mathilda yang sangat dia idam-idamkan. namun rasa cinta Nathan hanya bisa dia pendam karena statusnya hanya sebagai seorang bawahan. Mampukah Nathan bisa menembus batas cinta diantara mereka berdua?
"Aku hanya meminta jatah dari apa yang sudah kami tetapkan. Kenapa meminta itu saja sangat susah untuk kau tepati sih hah!" Pukulan kembali dilayangkan kepada seseorang yang memakai kacamata itu sampai kacamata miliknya retak dan juga patah jatuh ke tanah. Memar-memar di pipi dan juga sekujur tubuhnya tak mampu membuatnya bangun dan melawan lagi.
"Terakhir kali kau ke sini, semua barangku habis kau kuras. Apakah tidak cukup kau menghancurkan bisnisku hah?! aku hanya ingin menjauh dari kalian!" Dia berteriak melawan setelah terkena pukulan itu. Namun seseorang yang berada di depannya terlihat tak memiliki belas kasih sama sekali. Dia malah langsung melayangkan tendangan ke atas kepala pria itu.
"Aku tak peduli bisnis apapun yang akan kau lakukan Rudy. Aku hanya ingin kau menuruti aturan yang sudah Low-Hats berikan kepadamu!" Tak cukup menaruh kakinya di atas kepala orang tadi, pria itu langsung saja menendang pria itu mengenai dagunya sampai mukanya jatuh tersungkur ke tanah. Biasanya, orang-orang akan menangis ataupun menyerah meminta ampun setelah diperlakukan seperti itu, namun orang ini benar-benar gigih dan tidak mau menyerah.
"Kalian. Cepat geledah tempat ini. Pastikan semua uang yang kita inginkan terkumpul dengan lengkap. Aku tidak ingin kalian melewatkan sepeser satu koin pun di dalamnya!" Perintah orang itu kepada anak buahnya di belakang. Mereka semua rapi memakai jaket kulit berwarna gelap dan juga sarung tangan berwarna merah. Ciri khas dari para anggota Low-Hats. Para wanita yang bersembunyi di bawah meja mulai berteriak karena tubuh mereka ditarik ke luar oleh orang-orang itu.
"Nathan, bukankah ini berlebihan? Kita hanya ingin membawa sejumlah uang, bukan menghancurkan bisnisnya. Jika kita melakukan sesuatu sekasar ini, aku takut jika bisnisnya tidak akan bisa berkembang karena kita." Bisik seseorang berkacamata hitam di belakang pria tadi. Dia khawatir atas perbuatan partner yang ada di depannya itu bisa merusak apa yang kelompok mereka selama ini yakini.
"Tidak masalah, justru aku melakukan ini agar mereka semua bisa bekerja lebih giat daripada sebelumnya. Aku tidak bisa membiarkan mereka bekerja bermalas-malasan dan berpenghasilan di bawah standar. Sedikit dorongan memang diperlukan dalam suatu bisnis. Tapi Cole, bukankah kau sendiri sering melakukan hal semacam ini?" Balas pria bernama Nathan ini. Umur Nathan dan juga Cole seumuran, namun Cole masuk ke dalam organisasi Low-Hats jauh lebih lama daripada Nathan. Itu pula sebenarnya yang menyebabkan pengalaman Cole masuk ke dalam dunia bawah lebih lama dan juga berpengalaman dibandingkan dengan Nathan.
"Ya, itu dulu. Aku sudah tidak memiliki keinginan untuk melakukan hal semacam itu lagi, karena menurutku itu adalah hal yang percuman. Kau hanya akan membuang-buang tenagamu kepada sesuatu yang tidak pasti. Tapi terserah padamu, aku kemari hanya berusaha untuk menyampaikan pesan. Ini semua bukan urusanku." Sahut Cole berbisik lagi dari belakang.
"Baiklah, aku akan menunggumu di luar, sebaiknya kau cepat bereskan ini semua oke. Aku tidak ingin terlihat bersama dengan dirimu di sini." Bisik pria itu lagi sambil menyentuh bahu Nathan dan berbalik pergi. Nathan berpikir mungkin pesan yang akan disampaikan kepadanya merupakan pesan yang sangat penting sampai-sampai orang asing tidak diperkenankan untuk mendengar cuplikan dari pesan itu.
Nathan kembali menoleh ke depan. Dia melihat bahwa orang yang tadi telah ia tendang kembali berdiri dengan kokoh dan juga memasang sebuah kuda-kuda bela diri. Nathan tak tahu dia selama ini pura-pura tersiksa atau tidak karena dia merasa sudah menghajar orang tadi sampai semangatnya ikut patah. Nathan melihat di tangan kanan pria itu ada sebuah pisau dapur yang dia pegang, mungkin dia merasa percaya diri untuk memenangkan pertarungan ini melawan Nathan saat ia sudah membawa sebuah senjata.
"Hahahaha... apa kau pikir pisau itu mempan padaku? Biar kuberitahu sesuatu. Aku Nathan Bretman Sang Raja jalanan tidak mempan terkena apapun! Bahkan peluru sekalipun akan meleset jika dengan sengaja ditujukan padaku. Tapi aku bisa mengapresiasi usahamu ini karena telah berpikir dengan kreatif memikirkan cara untuk mengalahkanku. Sekarang, ayo kemarilah!" Nathan tak kalah memasang kuda-kudanya juga, bersiap untuk menghindar dan juga memukul pria itu di saat yang bersamaan.
Kemampuan bertarung Nathan sudah tak bisa diandalkan lagi. Di umur 12 tahun, ia sudah bisa mengalahkan segerombolan anak-anak SMA yang berumur jauh di atasnya. Sedangkan saat dia berusia remaja, dia sudah memimpin sebuah Geng Kecil untuk dijadikannya tentara preman. Legenda sosok Nathan benar-benar tersohor di seantero dunia bawah kota Sourbay. Itu juga yang membuatnya menarik perhatian bagi orang-orang petinggi organisasi Low-Hats.
Banyak sekali ahli bela diri terkemuka di kota Sourbay datang hanya untuk menantangnya, namun hampir semuanya dikalahkan oleh Nathan. Dia dengan mudahnya menumbangkan para master di setiap aliran perguruan bela diri itu. Dia mendapatkan kemampuan bertarungnya juga bukan tanpa latihan, dia sudah belajar 6 aliran bela diri yang membuatnya bisa melakukan hampir semua gerakan-gerakan maut dalam bertarung. Dan dalam waktu satu tahun, Nathan sudah berhasil masuk ke dalam jajaran petinggi organisasi Low-Hats dalam waktu singkat. Membuatnya sebagai anggota dengan prestasi paling gemerlap dibandingkan dengan anggota lainnya.
"Banyak omong. Rasakan ini!" Teriak pria itu mencoba untuk menyerang. Nathan mengira kalau dia akan berusaha menusuknya menggunakan pisau itu, namun dia memiliki sedikit trik dengan menyiram satu buah gelas alkohol di atas mejanya. Nathan yang tak siap menerima itu langsung saja memburamkan matanya menghindari cipratan alkohol itu. Karena dia tahu bila alkohol terkena mata akan berdampak sangat buruk.
"Hahahaha... apakah kau benar-benar seorang petinggi Low-Hats? Karena kau lebih mirip terlihat seperti seorang gadis kecil yang merengek sekarang!" Pria itu kemudian melangkahkan kakinya ke depan, dia berusaha untuk menusuk Nathan kebagian pinggang kanannya.
"Apakah hanya itu saja trik yang kau punya? hah. Sayang sekali. Itu masih belum cukup!" Nathan membuka matanya lebar, dia juga ikut melangkah kakinya ke depan, berhadapan langsung dengan pria itu. Karena pria itu sudah terlanjur mengayunkan pisaunya, dia tidak bisa tepat mengenai pinggang Nathan sebab sudah berpindah tempat. Nathan dengan mudahnya memukul dada pria itu ke arah paru-parunya secara beruntun dan dua kali.
Pria itu masih belum terjatuh dan kalah, namun darah sudah dia muntahkan dari mulutnya. Sementara pisau masih ia genggam di tangan kanannya. Dia melihat sekitar mencari sesuatu yang bisa dilempar. Namun dia tidak memiliki waktu banyak, Nathan sudah berjalan pelan menuju dirinya. Dia mulai menyerang membabi buta lagi ke arah Nathan tanpa adanya perkiraan gerakan atau semacamnya.
Nathan bisa melihat kalau pisau yang pria itu genggam sudah basah karena keringat. Dengan sekali pukulan ke arah tangannya saja, maka pisau itu akan lepas dari genggaman tangannya. Nathan tak inign membuang kesempatan lagi, dia merasa kalau sudah cukup untuk bermain-main dengan pria ini. Nathan langsung saja memukul pergelangan tangan pria itu, membuatnya teriak kesakitan karena pergelangan tangan dan juga sendi yang terkilir. Nathan menendang jauh-jauh pisau yang terlempar di lantai itu. Dan dengan satu pukulan, Nathan memukul hidung pria itu sampai mimisan dan keluar banjir darah di sana.
"Hey, apa kalian sudah selesai menggeledah tempat ini. Ayo keluar. Kita masih mempunyai banyak pekerjaan!" Teriak Nathan kepada orang-orang anak buahnya. Dengan membawa sebuah karung goni yang diangkut di panggul mereka, gepokan uang berhasil mereka ringkus dari tempat karaoke malam ini. Nathan mengamati dengan seksama apa yang sudah ia lakukan di malam ini. Banyak sekali kursi dan juga meja terbelah dan juga beberapa sofa bolong karena terkena tembakan peluru. Menurut Nathan, ini adalah pemandangan yang indah.
Berjalan keluar ruangan, Nathan mengambil sebuah batang rokok dari bungkusnya. Dia menaruhnya di mulut dan menyalakan api dengan korek berbentuk jarinya itu. Dia melihat Cole yang sedang menunggu sambil melihat hujan dan juga lampu-lampu neon perkotaan yang menyilaukan mata.
"Maaf jika aku terlalu lama. Namun sepertinya pemilik tempat ini sudah tidak bisa diharapkan terlalu banyak. Mungkin beberapa minggu lagi tempat ini akan buka kembali dengan normal, Aku yakin tabungan dan asuransinya pasti akan langsung dia pakai setelah ini." Nathan menyedot rokoknya, membuat pikirannya berubah menjadi sedikit lebih santai. Cole hanya tersenyum melihat Nathan seperti sekarang ini.
"Kau terlihat benar-benar menikmatinya. Apa kau yakin ingin berniat menjadi petinggi? Karena setelah kau memutuskannya, tidak akan ada jalan untukmu keluar dari pekerjaan itu. Kau hanya akan berada di balik meja dan mengamati apa yang terjadi di atas sangkar." Ungkap Cole yang juga merupakan seorang petinggi Low-Hats.
"Aku mempunyai niat untuk berhenti dari pekerjaan seperti ini bukan tanpa alasan. Aku merasa kalau nyawa dan juga keberuntunganku semakin lama semakin menipis. Dan menjadi petinggi mungkin adalah salah satu opsi terbaik yang aku punya," ungkap Nathan. Dia menawarkan dirinya sendiri sebagai Petinggi kepada ketua Organisasi Low-Hats, dia hanya mencoba untuk menunggu konfirmasi berita itu dari Sang Ketua. Dan Nathan berpikir kalau Cole datang kemari untuk menyampaikan pesan itu kepadanya.
"Baiklah, apa tujuanmu kemari. Hujan ini terlihat semakin deras. Aku tidak ingin bajuku berlumur darah dan juga air di saat yang bersamaan. Kau tahu sendiri kan jika kedua benda itu tercampur makan akan menghasilkan bau yang tidak sedap." Balas Nathan. Cole kembali tersenyum, dia tidak mengira bahwa seseorang seperti Nathan memperhatikan penampilan se peduli itu.
"Maaf. Aku kemari hanya untuk menyampaikan pesan kepadamu. Dari ketua. Dia ingin agar kau menemuinya langsung di sana." Ucap Cole membuatnya bingung. Karena dia tidak pernah bertemu ketuanya secara langsung. Cole lah yang selama ini menjadi perantara antara dirinya dan juga Ketua.
"Hah... menemuinya langsung? Memang ada perkara segenting apa sampai dia sendiri ingin aku menemuinya di sana? Apakah ini sesuatu yang penting?" tanya Nathan kebingungan.
"Entahlah, aku juga tidak diberitahu. Namun jika kau menemuinya, aku ingin kau bertingkah sopan. Pakailah pakaian terbaikmu untuk menemuinya. Aku tidak ingin kau bertingkah memalukan." Balas Cole.
"Mana mungkin aku mengecewakan dia. Aku akan menggunakan kesempatan ini semaksimal mungkin untuk membuatnya terkesan kepadaku!"
Buku lain oleh Panda_Kayang
Selebihnya