"Ssst, ah! Pelan Mas! Auh, terus Mas!" Racauan keluar dari mulut Angel. "Tubuhmu menggoda sekali Sayang, aku tidak bisa pelan saat menikmati tubuhmu yang indah dan seksi ini!" balas Adam. Hubungan rumah tangga Sarah dan Adam memang sering ditimpa isu buruk sebab Adam sering dikabarkan dekat dengan banyak wanita. Namun, Sarah mencoba untuk percaya pada suaminya sebab ia tidak ingin mencurigai suaminya. Kepercayaan itu hancur saat ia melihat suaminya sedang berhubungan badan dengan wanita lain di dalam kamar tidur pribadi mereka tepat di hari ulang tahunnya yang ke-27. Kado pelakor yang ia dapatkan membuat dirinya merasa sakit hati dan patah hati hingga hampir saja gila. Namun, ia mencoba untuk membalas apa yang suaminya lakukan padanya. Satu-persatu dari mereka Sarah balas termasuk Adam. Mampukah Sarah balas dendam pada suaminya? Atau justru Sarah terjebak dan memaafkan Adam hingga mencoba menata kembali rumah tangganya? Author : Kartika Wijaya
Deru napas yang bersahutan membuat suasana kamar di pagi hari menjadi sangat panas. Pasalnya dua insan baru saja selesai berbagi kenikmatan di ranjang yang begitu empuk.
"Kau memang hebat! Tubuhmu yang seksi membuat aku tidak bisa menahan gairahku," puji Adam pada Angel yang merupakan Sekretarisnya.
Mendengar Adam memujinya membuat Angel hanya bisa tersenyum malu dan merasa sangat senang. Ia memeluk tubuh Adam yang terbalut selimut dan menatap wajah tampan Adam.
"Lebih hebat mana aku dibandingkan istrimu?" tanya Angel menatap Adam dengan genit dan menggoda.
"Tentu saja kamu lebih menggoda, tubuhmu begitu seksi dan istriku jauh di bawahmu," jawab Adam dengan cepat sontak membuat Angel tersenyum senang.
"Kalau begitu kapan kau akan menikah denganku? Aku sudah tidak sabar ingin segera menjadi istrimu, aku sudah malas harus bersembunyi seperti ini," rajuk Angel.
Adam yang melihat Angel merajuk mencoba untuk membujuk Angel. Ia tidak ingin sampai Angel meninggalkan dirinya sebab Angel terlalu seksi dan menggairahkan untuknya.
"Sabar Sayang, tunggu semua harta dari Sarah aku dapatkan setelah itu aku akan menikah denganmu, datanglah nanti malam karena Sarah akan pergi ke luar kota untuk mengunjungi orang tuanya, kita bisa bermain semalaman dan kau akan memuaskan aku dengan tubuhmu yang seksi ini," ucap Adam.
Senyum tipis terlihat di bibir Angel, ia senang bisa menghabiskan malam bersama dengan Adam di dalam kamar tidur milik Adam dan juga Sarah. Sebab ia merasa jika ia adalah istri sah dari Adam jika ia menghabiskan waktu di kamar Sarah dan Adam.
"Aku akan datang dan aku pastikan tubuhku hanya milikmu seorang hingga pagi menjelang," ucap Angel.
Adam mengangguk dan memutuskan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebab ia merasa kalau tubuhnya sangat lengket bekas ia dan Angel bermain tadi.
"Sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Adam dan akan tinggal di rumah mewah dan aku tidak perlu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhanku," batin Angel bahagia.
***
"Kau yakin akan pulang kampung ke rumah orang tuamu?" tanya Bela pada Sarah setelah mendengar jika Sarah akan pergi ke luar kota beberapa hari.
"Memangnya ada yang salah denganku yang akan berkunjung ke rumah orang tuaku?" tanya Sarah bingung melihat reaksi sahabatnya.
"Tidak seperti itu Sarah! Tapi, apa kau tidak takut meninggalkan Mas Adam sendirian di rumah? Kau tahu ada banyak gosip miring tentang suamimu," ucap Bela.
"Itu hanya gosip Bel, aku tahu seperti apa Mas Adam, dia suami yang sangat penyayang dan baik," bantah Sarah.
Bela pun hanya bisa mengangguk mendengar ucapan Sarah. Ia tidak mau terlalu ikut campur juga dalam masalah rumah tangga Sarah dan Adam.
"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu, kabari aku jika kau berangkat nanti," ucap Bela dan Sarah mengangguk.
Bela pun pamit pulang pada Sarah, setelah tubuh Bela sudah tak terlihat Sarah pun berinisiatif untuk kembali ke kamar. Namun, baru saja ia ingin melangkah tiba-tiba Adam memeluk Sarah dari belakang membuat Sarah tersenyum.
"Mas Adam baru pulang?" tanya Sarah.
Adam tak menjawab dan hanya mencium rambut Sarah yang tergerai ke belakang.
"Aku merindukanmu Sayang, aku sepertinya tidak bisa jauh darimu! Aku lembur semalam saja aku sudah sangat merindukan wangi tubuhmu apalagi kalau kau pergi sepekan penuh," ucap Adam membuat Sarah tersenyum.
"Aku akan pulang cepat jika Ibu dan Ayah sudah merasa jauh lebih baik," ucap Sarah.
"Baiklah, aku akan menyusulmu nanti saat pekerjaan di kantor sudah lebih tidak menumpuk," ucap Adam.
Adam dan Sarah pun berjalan menuju ke kamar yang dan bercanda di sepanjang jalan menuju kamar.
Saat sampai di kamar Adam manarik tubuh Sarah membuat Sarah terduduk di pangkuan Adam.
"Kenapa, Mas?" tanya Sarah.
"Kapan kau akan berangkat?" tanya Adam.
"Sepertinya aku akan berangkat sore Mas, aku juga harus mengurus segala keperluan kau selama aku meninggalkan rumah," ucap Sarah.
Adam merasa sangat gemas pada Sarah karena Sarah masih terus memikirkan tentang dirinya sebab Sarah tahu Adam tidak akan bisa mengurus dirinya sendiri jika Sarah tidak mengurusnya.
"Kau memang istri yang terbaik Sayang, kau tidak perlu mengurus segala keperluan aku sebab ada Ibu di rumah yang akan mengurusnya," ucap Adam.
Yang dikatakan Adam memang benar, di rumah ini selain mereka berdua ada Ibu dari Adam yang ikut tinggal di sini jadi seharusnya Sarah tidak perlu terlalu khawatir pada suaminya.
"Meskipun ada Ibu tapi aku tidak ingin merepotkan Ibu, aku adalah istrimu jadi aku akan mengurus semua kebutuhanmu, Mas Adam," ucap Sarah.
Adam mengelus rambut Sarah yang panjang dan tergerai. Ia mencium kening Sarah dengan begitu lembut. "Kau memang istri idaman, tidak salah aku memiliki istri yang sangat perhatian dan cantik sepertimu dan aku sangat beruntung." Segala pujian keluar dari mulut Adam membuat Sarah hanya bisa tersenyum manis dipuji oleh suaminya.
***
Hari sudah sangat sore dan hampir menjelang malam, Sarah sedikit telat berangkat karena memang ia ketiduran. Saat ini ia sedang bersiap-siap akan pergi. Ia pun berpamitan pada Adam dan juga Ibu mertuanya.
"Biar aku yang mengantarmu," tawar Adam.
"Tidak apa Mas, aku sudah memesan taksi dan sudah menunggu di depan," ucap Sarah.
Sarah pun hanya bisa tersenyum manis dan pamit pada suaminya. Sarah keluar dari rumah dan langsung masuk ke dalam taksi yang ia pesan tadi. Taksi pun mulai berjalan dan meninggalkan rumah.
Tak lama dari Sarah pergi kini ada taksi lain yang tiba di rumah Sarah dan Adam. Angel pun keluar dari taksi dan menetap takjub rumah yang Sarah dan Adam dan tinggali.
"Aku akan mendapatkan rumah ini dan aku akan menjadi Nyonya di sini, aku pun tidak perlu bekerja keras karena aku yakin semua harta yang dimiliki oleh Sarah ini juga sudah cukup untuk kebutuhanku," batin Angel.
Angel pun berjalan menuju ke pintu dan mengetuk pintu, tak lama Adam keluar dan tersenyum penuh semangat saat Angel berdiri di depannya.
"Angel, masuklah!" pinta Adam.
Angel pun masuk ke dalam dan terlihat rumah memang sangat sepi, Adam dan Angel dengan cepat berjalan menuju ke kamar utama milik Sarah dan juga Adam.
"Kamar ini memang sangat mewah," batin Angel.
Tanpa basa-basi Adam langsung mendorong tubuh Angel ke atas ranjang dan langsung menerkam Angel. Ia sudah tidak tahan melihat tubuh seksi Angel yang mulus ada di depan matanya.
"Pelan, Mas! Tidak perlu terburu-buru istrimu juga tidak ada di sini," ucap Angel dengan nada menggoda.
Baru saja Sarah sampai setengah jalan ia teringat kalau ada barang yang lupa ia bawa.
"Astaga, aku lupa membawakan Ibu apa yang ia inginkan," ucap Sarah sambil memegang kepalanya.
"Kenapa aku bisa lupa dan sekarang sudah di tengah jalan, apa sebaiknya aku kembali saja?" tanya Sarah mempertimbangkan harus pulang atau tetap melanjutkan perjalanan.
Karena Ibunya sangat membutuhkan barang yang ketinggalan tersebut jadi mau tidak mau Sarah harus pulang dan mengambil barang tersebut.
Sarah pun meminta taksi untuk putar balik dan kembali mengantar dirinya ke rumah. Sesampainya di rumah Sarah langsung masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ke dalam kamar.
Sayup-sayup Sarah mendengar suara dari dalam kamarnya. Terdengar seperti suara desahan wanita yang membuat jantung Sarah berdetak dengan sangat kencang.
"Kenapa ada desahan wanita di dalam kamar ini? Apa jangan-jangan-" Sarah tidak mampu melanjutkan perkataannya.
"Ssst, ah! Pelan Mas! Auh, terus Mas!" Racauan keluar dari mulut Angel.
"Tubuhmu menggoda sekali Sayang, aku tidak bisa pelan saat menikmati tubuhmu yang indah dan seksi ini!" balas Adam.
Sarah yang mendengar suara suaminya dan wanita lain di dalam kamarnya merasa tidak tahu harus melakukan apa saat ini.
Ia cukup lama berdiri di depan pintu sambil mengamati suara desahan dari dalam kamar. Perasaannya tidak karuan dan ia mulai gemetar.
Dengan pelan ia mencoba untuk memberanikan dirinya membuka pintu kamar dan Sarah langsung mematung melihat apa yang ia sedang saksikan di depan matanya.
"Mas!" lirih Sarah dan air mata keluar membasahi pipinya.
Bersambung...